Sosok Teroris Liverpool: Masuk Kristen, Diduga Menyimpan Dendam karena Dihina
loading...
A
A
A
LIVERPOOL - Tersangka teroris yang meledakkan diri di luar Rumah Sakit Wanita Liverpool, Inggris , diidentifikasi sebagai Emad Jamil Al-Swealmeen. Pria 32 tahun asal Suriah ini masuk Kristen setelah mengajukan suaka di Inggris.
Dia beraksi membawa bom buatan sendiri dengan naik taksi menuju rumah sakit. Si sopir taksi berhasil menahannya di dalam mobil hingga akhirnya meledakkan diri. Sopir taksi itu telah dianggap pahlawan oleh masyarakat Inggris karena berani melawan, meski dia mengalami luka parah.
Otoritas berwenang Inggris telah menyatakan insiden itu sebagai aksi terorisme.
Polisi kontra-terorsime percaya pelaku pengeboman (bomber) di luar rumah sakit melakukan aksinya pada hari Minggu setelah dihina karena mengajukan suaka politik di Inggris.
Polisi mengatakan pihaknya sangat percaya bahwa pria yang tewas dalam serangan teror bom mobil itu adalah Emad Al Swealmeen yang menggunakan nama Enzo Almeni.
Masih belum jelas kapan tepatnya pengebom itu memasuki Inggris tetapi dipahami bahwa dia telah berselisih jangka panjang dengan Departemen Dalam Negeri atas permohonannya untuk suaka di Inggris.
Dia tidak diberikan izin untuk tinggal di negara Eropa itu secara permanen.
Seorang sumber mengatakan kepada The Sun: "Salah satu masalah yang sedang dilihat adalah apakah keluhan yang belum terselesaikan ini mendorongnya ke tepi dan mendorongnya untuk melakukan serangan."
Penggila balap motor ini mengganti nama depannya menjadi Enzo karena mengagumi sosok pendiri Ferrari; Enzo Ferrari.
Dia membuat perubahan nama agar terdengar kurang Muslim dan tampak lebih Barat, dengan harapan dapat membantu permohonan suakanya.
Pria berusia 32 tahun itu memiliki koneksi ke Rutland Avenue dan Sutcliffe Street, di mana polisi terus mencari petunjuk di Liverpool.
Polisi menambahkan bahwa mereka telah menemukan "barang-barang penting" dari rumah di Rutland Avenue yang disewa Almeni.
Almeni adalah seorang pencari suaka Suriah yang masuk Kristen dan pernah ditangkap karena membawa pisau.
Dia tiba di Inggris beberapa tahun yang lalu, dan sebagian besar tinggal di Liverpool.
Menurut laporan Mail Online, Selasa (16/11/2021), dia didukung oleh sukarelawan Kristen dari jaringan gereja yang membantu pencari suaka.
Dia diyakini telah menghabiskan sebagian besar hidupnya di Irak, tempat ibunya berasal.
Almeni masuk Kristen di Katedral Anglikan Liverpool pada Maret 2017, yang merupakan tempat dia meminta sopir taksi David Perry untuk mengantarnya.
Diyakini bahwa katedral itu adalah target awalnya dalam serangan teror.
Namun lalu lintas dan penutupan jalan membuat Almeni tidak dapat mencapai katedral, tempat anggota komunitas dan personel militer berkumpul pada hari Remembrance Sunday.
Petugas investigasi senior, Kepala Detektif Andrew Meeks mengatakan: “Penyelidikan kami sangat banyak berlangsung tetapi pada tahap ini kami sangat yakin bahwa mendiang adalah Emad Al Swealmeen yang berusia 32 tahun."
“Al Swealmeen terhubung ke alamat Rutland Avenue dan Sutcliffe Street di mana pencarian masih berlangsung," ujarnya.
“Kami yakin dia tinggal di alamat Sutcliffe Street selama beberapa waktu dan baru-baru ini menyewa alamat Rutland Avenue," katanya.
“Fokus kami adalah alamat Rutland Avenue di mana kami terus memulihkan barang-barang penting," imbuh dia.
“Kami terus meminta informasi tentang insiden ini dan sekarang kami telah merilis namanya, informasi apa pun yang mungkin dimiliki publik tentang Al Swealmeen, tidak peduli seberapa kecil, dapat sangat membantu kami.”
Tapi dia tidak ada dalam daftar pantauan MI5. Tiga tersangka dalam kasus bom ini, yakni pria berusia 29, 26 dan 21 tahun ditangkap kemarin di bawah Undang-Undang Terorisme Inggris.
Selanjutnya, orang keempat berusia 20 tahun ditahan oleh petugas polisi kontra-terorisme.
Dia beraksi membawa bom buatan sendiri dengan naik taksi menuju rumah sakit. Si sopir taksi berhasil menahannya di dalam mobil hingga akhirnya meledakkan diri. Sopir taksi itu telah dianggap pahlawan oleh masyarakat Inggris karena berani melawan, meski dia mengalami luka parah.
Otoritas berwenang Inggris telah menyatakan insiden itu sebagai aksi terorisme.
Polisi kontra-terorsime percaya pelaku pengeboman (bomber) di luar rumah sakit melakukan aksinya pada hari Minggu setelah dihina karena mengajukan suaka politik di Inggris.
Polisi mengatakan pihaknya sangat percaya bahwa pria yang tewas dalam serangan teror bom mobil itu adalah Emad Al Swealmeen yang menggunakan nama Enzo Almeni.
Masih belum jelas kapan tepatnya pengebom itu memasuki Inggris tetapi dipahami bahwa dia telah berselisih jangka panjang dengan Departemen Dalam Negeri atas permohonannya untuk suaka di Inggris.
Dia tidak diberikan izin untuk tinggal di negara Eropa itu secara permanen.
Seorang sumber mengatakan kepada The Sun: "Salah satu masalah yang sedang dilihat adalah apakah keluhan yang belum terselesaikan ini mendorongnya ke tepi dan mendorongnya untuk melakukan serangan."
Penggila balap motor ini mengganti nama depannya menjadi Enzo karena mengagumi sosok pendiri Ferrari; Enzo Ferrari.
Dia membuat perubahan nama agar terdengar kurang Muslim dan tampak lebih Barat, dengan harapan dapat membantu permohonan suakanya.
Pria berusia 32 tahun itu memiliki koneksi ke Rutland Avenue dan Sutcliffe Street, di mana polisi terus mencari petunjuk di Liverpool.
Polisi menambahkan bahwa mereka telah menemukan "barang-barang penting" dari rumah di Rutland Avenue yang disewa Almeni.
Almeni adalah seorang pencari suaka Suriah yang masuk Kristen dan pernah ditangkap karena membawa pisau.
Dia tiba di Inggris beberapa tahun yang lalu, dan sebagian besar tinggal di Liverpool.
Menurut laporan Mail Online, Selasa (16/11/2021), dia didukung oleh sukarelawan Kristen dari jaringan gereja yang membantu pencari suaka.
Dia diyakini telah menghabiskan sebagian besar hidupnya di Irak, tempat ibunya berasal.
Almeni masuk Kristen di Katedral Anglikan Liverpool pada Maret 2017, yang merupakan tempat dia meminta sopir taksi David Perry untuk mengantarnya.
Diyakini bahwa katedral itu adalah target awalnya dalam serangan teror.
Namun lalu lintas dan penutupan jalan membuat Almeni tidak dapat mencapai katedral, tempat anggota komunitas dan personel militer berkumpul pada hari Remembrance Sunday.
Petugas investigasi senior, Kepala Detektif Andrew Meeks mengatakan: “Penyelidikan kami sangat banyak berlangsung tetapi pada tahap ini kami sangat yakin bahwa mendiang adalah Emad Al Swealmeen yang berusia 32 tahun."
“Al Swealmeen terhubung ke alamat Rutland Avenue dan Sutcliffe Street di mana pencarian masih berlangsung," ujarnya.
“Kami yakin dia tinggal di alamat Sutcliffe Street selama beberapa waktu dan baru-baru ini menyewa alamat Rutland Avenue," katanya.
“Fokus kami adalah alamat Rutland Avenue di mana kami terus memulihkan barang-barang penting," imbuh dia.
“Kami terus meminta informasi tentang insiden ini dan sekarang kami telah merilis namanya, informasi apa pun yang mungkin dimiliki publik tentang Al Swealmeen, tidak peduli seberapa kecil, dapat sangat membantu kami.”
Tapi dia tidak ada dalam daftar pantauan MI5. Tiga tersangka dalam kasus bom ini, yakni pria berusia 29, 26 dan 21 tahun ditangkap kemarin di bawah Undang-Undang Terorisme Inggris.
Selanjutnya, orang keempat berusia 20 tahun ditahan oleh petugas polisi kontra-terorisme.
(min)