Ribuan Anak Afghanistan di AS Menanti Orangtua yang Tak Kunjung Datang
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Seorang bocah Afghanistan , Mansoor, berhasil kabur ke Amerika Serikat (AS) ketika Taliban mengambil alih Afghanistan pada Agustus silam. Kini, Mansoor tinggal dengan aman di negara bagian Washington bersama kerabat.
Dalam kekacauan seputar penarikan pasukan AS dan evakuasi lebih dari 70.000 warga Afghanistan ke AS, Mansoor dipisahkan dari orang tua dan saudara-saudaranya. Mansoor bersama seorang kerabatnya, Shogofa.
Saat mereka memasuki Bandara Kabul, terdengar suara tembakan dan militer langsung menutup gerbang di antara Mansoor dan orangtuanya. Setelah tiga hari di bandara, Mansoor naik pesawat bersama Shogofa ke AS. Mansoor berharap seluruh keluarganya bisa keluar dari Afghanistan dengan penerbangan berikutnya.
Seperti dilaporkan Reuters, Minggu (14/11/2021), Shogofa berakhir di pangkalan militer AS di New Jersey dengan dua anaknya yang masih kecil, Mansoor, dan kerabat lainnya. Setelah beberapa pekan, mereka bergabung dengan saudara perempuannya, Nilofar, yang tinggal di daerah Seattle. Orangtua Mansoor saat ini masih bersembunyi di Afghanistan karena posisi ayahnya di pemerintahan Afghanistan.
Sekarang, Mansoor lebih banyak duduk sendiri dan jarang bermain dengan anak-anak lain, kata Nilofar. Keluarga meminta hanya nama depan mereka yang dipublikasikan, untuk melindungi orang tua Mansoor dan kerabat lainnya yang masih berada di Afghanistan.
“Orangtua Mansoor kemungkinan besar menghindari ponsel karena takut dilacak oleh penguasa militan Islam yang baru,” kata Nilofar. Pada 1 November, bocah itu berbicara dengan orang tuanya untuk pertama kalinya sejak dia berpisah dari mereka pada akhir Agustus.
Mansoor termasuk di antara sekitar 1.300 anak yang dievakuasi ke AS dari Afghanistan tanpa orangtua atau wali sah mereka. Menurut Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS (HHS), yang mengawasi perawatan anak di bawah umur tanpa pendamping, angka tersebut belum pernah dilaporkan sebelumnya.
Menurut para Advokat, banyak anak Afghanistan di bawah umur yang secara tidak sengaja dipisahkan dari orangtua mereka di Kabul. Situasi rumit, ditambah dengan hambatan bahasa dan kurangnya keluarga asuh yang sesuai secara budaya bagi mereka yang tidak memiliki sponsor di AS, menciptakan masalah yang rumit bagi pemerintah AS.
Dalam kekacauan seputar penarikan pasukan AS dan evakuasi lebih dari 70.000 warga Afghanistan ke AS, Mansoor dipisahkan dari orang tua dan saudara-saudaranya. Mansoor bersama seorang kerabatnya, Shogofa.
Saat mereka memasuki Bandara Kabul, terdengar suara tembakan dan militer langsung menutup gerbang di antara Mansoor dan orangtuanya. Setelah tiga hari di bandara, Mansoor naik pesawat bersama Shogofa ke AS. Mansoor berharap seluruh keluarganya bisa keluar dari Afghanistan dengan penerbangan berikutnya.
Seperti dilaporkan Reuters, Minggu (14/11/2021), Shogofa berakhir di pangkalan militer AS di New Jersey dengan dua anaknya yang masih kecil, Mansoor, dan kerabat lainnya. Setelah beberapa pekan, mereka bergabung dengan saudara perempuannya, Nilofar, yang tinggal di daerah Seattle. Orangtua Mansoor saat ini masih bersembunyi di Afghanistan karena posisi ayahnya di pemerintahan Afghanistan.
Sekarang, Mansoor lebih banyak duduk sendiri dan jarang bermain dengan anak-anak lain, kata Nilofar. Keluarga meminta hanya nama depan mereka yang dipublikasikan, untuk melindungi orang tua Mansoor dan kerabat lainnya yang masih berada di Afghanistan.
“Orangtua Mansoor kemungkinan besar menghindari ponsel karena takut dilacak oleh penguasa militan Islam yang baru,” kata Nilofar. Pada 1 November, bocah itu berbicara dengan orang tuanya untuk pertama kalinya sejak dia berpisah dari mereka pada akhir Agustus.
Mansoor termasuk di antara sekitar 1.300 anak yang dievakuasi ke AS dari Afghanistan tanpa orangtua atau wali sah mereka. Menurut Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS (HHS), yang mengawasi perawatan anak di bawah umur tanpa pendamping, angka tersebut belum pernah dilaporkan sebelumnya.
Menurut para Advokat, banyak anak Afghanistan di bawah umur yang secara tidak sengaja dipisahkan dari orangtua mereka di Kabul. Situasi rumit, ditambah dengan hambatan bahasa dan kurangnya keluarga asuh yang sesuai secara budaya bagi mereka yang tidak memiliki sponsor di AS, menciptakan masalah yang rumit bagi pemerintah AS.