Saat UEA Menunggu F-35 AS, Rusia Menggoda dengan Jet Tempur Checkmate
loading...
A
A
A
DUBAI - Rusia menggoda Uni Emirat Arab (UEA) dengan jet tempur generasi kelima terbarunya, Checkmate, saat Abu Dhabi menunggu kepastian pengiriman jet tempur siluman F-35 Amerika Serikat (AS).
Moskow telah memamerkan prototipe pesawat tempur generasi kelimanya itu di Dubai Airshow pada hari Minggu.
Ini adalah pertama kalinya Sukhoi Su-75 Checkmate, yang diresmikan pada bulan Juli, ditampilkan di luar Rusia. Menurut kantor berita negara Rusia, prototipe itu sudah dikunjungi oleh delegasi UEA.
Sebuah video simulasi komputer berbahasa Inggris yang mewah menunjukkan pesawat tempur taktis ringan tersebut, yang mampu membawa lima rudal udara-ke-udara secara bersamaan, menghancurkan beberapa target sekaligus.
Presentasi Rusia menyebut Checkmate, yang diperiksa oleh Presiden Vladimir Putin selama peluncurannya pada bulan Juli, sebagai jet tempur hemat biaya yang dapat terbang dengan kecepatan Mach 1,8 dan jangkauan 2.800-2.900 kilometer.
Checkmate, yang akan melakukan uji terbang perdananya pada tahun 2023 dan mulai berproduksi pada tahun 2026, belum mendapatkan pesanan.
Sedangkan F-35 Lockheed Martin mulai beroperasi pada tahun 2015 dengan Korps Marinir AS.
Yury Slusar, kepala United Aircraft Corp, bagian dari konglomerat pertahanan dan kedirgantaraan negara Rusia; Rostec, mengatakan telah ada "kontak intensif" dengan Angkatan Udara Rusia.
Para diplomat Barat meragukan negara-negara Teluk yang bersekutu dengan AS akan membeli peralatan canggih seperti jet tempur Checkmate, meskipun penjualan perangkat keras Rusia ke Teluk telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
UEA pada tahun 2017 menandatangani kesepakatan awal untuk membeli pesawat tempur Sukhoi Su-35 dan bekerja sama dengan Rusia pada pesawat tempur generasi berikutnya, tetapi sejauh ini tampaknya tidak membuat kemajuan.
“UEA menyukai gagasan untuk membina hubungan dengan industri pertahanan Rusia, tetapi ini terutama merupakan cara untuk mengirim pesan ke AS,” kata Jean-Loup Samaan, peneliti senior di Middle East Institutedi National University of Singapore, seperti dilansir Reuters, Senin (15/11/2021).
Penjualan 50 pesawat tempur F-35 Lighting II oleh Washington ke UEA telah melambat di tengah kekhawatiran tentang hubungan UEA dengan China, termasuk prevalensi teknologi 5G Huawei di negara tersebut.
AS setuju untuk menjual 50 unit pesawat itu setelah UEA tahun lalu menjalin hubungan dengan Israel.
Moskow telah memamerkan prototipe pesawat tempur generasi kelimanya itu di Dubai Airshow pada hari Minggu.
Ini adalah pertama kalinya Sukhoi Su-75 Checkmate, yang diresmikan pada bulan Juli, ditampilkan di luar Rusia. Menurut kantor berita negara Rusia, prototipe itu sudah dikunjungi oleh delegasi UEA.
Sebuah video simulasi komputer berbahasa Inggris yang mewah menunjukkan pesawat tempur taktis ringan tersebut, yang mampu membawa lima rudal udara-ke-udara secara bersamaan, menghancurkan beberapa target sekaligus.
Presentasi Rusia menyebut Checkmate, yang diperiksa oleh Presiden Vladimir Putin selama peluncurannya pada bulan Juli, sebagai jet tempur hemat biaya yang dapat terbang dengan kecepatan Mach 1,8 dan jangkauan 2.800-2.900 kilometer.
Checkmate, yang akan melakukan uji terbang perdananya pada tahun 2023 dan mulai berproduksi pada tahun 2026, belum mendapatkan pesanan.
Sedangkan F-35 Lockheed Martin mulai beroperasi pada tahun 2015 dengan Korps Marinir AS.
Yury Slusar, kepala United Aircraft Corp, bagian dari konglomerat pertahanan dan kedirgantaraan negara Rusia; Rostec, mengatakan telah ada "kontak intensif" dengan Angkatan Udara Rusia.
Para diplomat Barat meragukan negara-negara Teluk yang bersekutu dengan AS akan membeli peralatan canggih seperti jet tempur Checkmate, meskipun penjualan perangkat keras Rusia ke Teluk telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
UEA pada tahun 2017 menandatangani kesepakatan awal untuk membeli pesawat tempur Sukhoi Su-35 dan bekerja sama dengan Rusia pada pesawat tempur generasi berikutnya, tetapi sejauh ini tampaknya tidak membuat kemajuan.
“UEA menyukai gagasan untuk membina hubungan dengan industri pertahanan Rusia, tetapi ini terutama merupakan cara untuk mengirim pesan ke AS,” kata Jean-Loup Samaan, peneliti senior di Middle East Institutedi National University of Singapore, seperti dilansir Reuters, Senin (15/11/2021).
Penjualan 50 pesawat tempur F-35 Lighting II oleh Washington ke UEA telah melambat di tengah kekhawatiran tentang hubungan UEA dengan China, termasuk prevalensi teknologi 5G Huawei di negara tersebut.
AS setuju untuk menjual 50 unit pesawat itu setelah UEA tahun lalu menjalin hubungan dengan Israel.
(min)