Taliban Klaim Telah Memiliki Pemerintahan Inklusif di Afghanistan

Sabtu, 13 November 2021 - 16:01 WIB
loading...
Taliban Klaim Telah Memiliki Pemerintahan Inklusif di Afghanistan
Penjabat Menteri Luar Negeri Afghanistan, Amir Khan Muttaqi. FOTO/Anadolu Agency
A A A
KABUL - Seorang pejabat tinggi Taliban menolak gagasan untuk mengintegrasikan para pemimpin oposisi dalam pemerintahan sementara Afghanistan . Ia menekankan, tidak ada negara yang memiliki wewenang untuk memaksa mereka menerima perwakilan mantan pemerintah ke dalam sistem pemerintahan saat ini.

Penjabat Menteri Luar Negeri Afghanistan, Amir Khan Muttaqi, membuat pernyataan tersebut di sebuah program yang diselenggarakan oleh think tank Pakistan yang berbasis di Islamabad, The Institute of Strategic Studies Islamabad. Muttaqi menjadi pembicara tamu dalam acara tersebut.



Menurutnya, Taliban telah membentuk pemerintahan inklusif yang mencakup perwakilan dari semua kelompok etnis di seluruh negeri. Ini mengacu pada tuntutan negara yang berbeda untuk kelompok etnis yang berbeda untuk dimasukkan dalam pemerintahan.

“Kami memiliki Tajik, Baloch, Turkmenistan, Nuristani, Uzbekistan, dan sejumlah kelompok etnis lainnya. Jika yang dimaksud dengan inklusivitas adalah partisipasi komunitas etnis yang beragam di Afghanistan dan orang-orang dari berbagai daerah di negara ini, maka kabinet dan pemerintah kita saat ini memenuhi kriteria itu," tegasnya, seperti dikutip dari Middle East Monitor, Sabtu (13/11/2021).

Ia menambahkan, jika pemerintahan mantan Presiden Ashraf Ghani dianggap inklusif, maka semua orang yang bekerja di pemerintahan sebelumnya tetap berada dalam sistem pemerintahan saat ini.



"Dan jika, dengan inklusivitas, yang mereka maksud adalah tokoh-tokoh oposisi politik memiliki kursi di kabinet dan posisi kekuasaan tinggi lainnya, maka tolong tunjukkan kepada kami contoh pemerintahan seperti itu di mana tokoh-tokoh oposisi juga menduduki posisi kekuasaan," dia bertanya.

"Kami tidak pernah meminta Tuan Biden (Presiden AS) untuk memberikan kursi kepada Trump (mantan Presiden AS) dan anggota kabinetnya. Jadi, mengapa mereka meminta kami?"

Muttaqi juga berbicara tentang keamanan negara, mengatakan bahwa ketika pasukan AS dan NATO gagal membawa perdamaian ke Afghanistan meskipun menghabiskan miliaran dolar, Taliban melakukannya dengan sumber daya yang terbatas. Kini, Taliban tidak tahu apa lagi yang pihak barat inginkan dari mereka.

Dia mengundang komunitas internasional untuk terlibat dengan mereka dan mendiskusikan reformasi yang mereka inginkan di negara ini. "Kami mengusulkan agar kami bekerja ke arah itu melalui kerja sama daripada tekanan. Sebab, teknik tekanan telah gagal menghasilkan hasil selama 20 tahun terakhir dan masih digunakan, menyiratkan bahwa pelajaran belum dipetik," ungkapnya.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1219 seconds (0.1#10.140)