NASA Tunda Misi Pendaratan ke Bulan hingga 2025

Rabu, 10 November 2021 - 23:55 WIB
loading...
NASA Tunda Misi Pendaratan...
Misi pendaratan NASA ke bulan. FOTO/NASA
A A A
WASHINGTON - Sejak misi terakhir pendaratan manusia ke Bulan pada 1972, belum pernah ada lagi misi serupa yang diluncurkan, baik oleh Amerika Serikat (AS) melalui NASA maupun negara lain. Astronot AS, Gene Cernan adalah manusia terakhir yang menjejakkan kaki di bulan pada 14 Desember 1972.

Sederet Presiden AS di masa pemerintahan mereka sempat mengungkapkan niat untuk kembali mengirim misi ke bulan. Namun, hingga era Donald Trump selesai, misi lanjutan ke bulan belum juga terwujud. Trump sempat menargetkan misi ke bulan pada 2024, tapi NASA menyebut keinginan itu tidak didasarkan pada kelayakan teknis.

Baca: Lokasi di Bulan Ini Jadi Incaran NASA untuk Dibor Robot Penjelajah PRIME-1

“NASA mendorong kembali rencana untuk mengembalikan astronot ke bulan setidaknya satu tahun hingga 2025. Tujuan ambisius pemerintahan Trump tidak didasarkan pada kelayakan teknis," kata Administrator NASA, Bill Nelson seperti dikutip dari Politico, Rabu (10/11/2021).

Dia secara khusus menyebutkan keterlambatan dalam pengembangan kapsul kru Orion dan Sistem Pendaratan Manusia jadi penyebab terus tertundanya misi ke bulan. "Setelah melihat baik-baik selama 6 bulan terakhir ini, jelas bagi saya bahwa badan tersebut perlu membuat perubahan serius untuk keberhasilan program jangka panjang," kata Nelson.

Menurutnya, salah satu faktor utama penundaan juga disebabkan oleh gugatan atas pemilihan SpaceX pada bulan April silam untuk membangun Sistem Pendaratan Manusia guna membawa astronot ke permukaan bulan, yang ditolak minggu lalu.

Baca: NASA Deteksi Asteroid Setinggi Menara Eiffel Terbang Menuju Bumi

"Kami telah kehilangan hampir tujuh bulan dalam litigasi, dan itu kemungkinan telah mendorong pendaratan manusia pertama kemungkinan tidak lebih awal dari tahun 2025," lanjut Nelson.

Ia juga mengungkapkan, target pendaratan di bulan pada 2024 yang ditetapkan oleh pemerintahan Trump terlalu optimis, mengingat semua komponen yang harus dikembangkan dan diuji. Pernyataan Nelson ini juga berarti bahwa perlombaan AS melawan China untuk mempertaruhkan kehadiran yang lebih permanen di permukaan bulan telah memanas.

"Program luar angkasa China semakin mampu mendaratkan astronot China jauh lebih awal dari perkiraan semula," kata Nelson. "Tapi apa pun, kami akan menjadi seagresif mungkin dengan cara yang aman dan layak secara teknis untuk mengalahkan pesaing dengan sepatu bot di bulan," tandasnya.

Baca: Gara-gara Toilet Rusak, Astronot SpaceX Terpaksa Pakai Popok

"Kami menghadapi program luar angkasa China yang sangat agresif dan bagus," tambah Nelson, merujuk stasiun luar angkasa baru China, Rover yang mendarat di Mars dan misi robot yang akan datang untuk mengembalikan sampel Mars. "Mereka akan pergi ke kutub selatan bulan. Kami memiliki banyak alasan untuk percaya bahwa kami memiliki pesaing, pesaing yang sangat agresif, di China. Kami ingin berada di sana terlebih dahulu," ucapnya.

Menrut Nelson, biaya kapsul Orion, yang dibuat oleh Lockheed Martin, juga telah direvisi dari USD6,7 miliar menjadi USD9,3 miliar. "Estimasi biaya dan jadwal yang diperbarui untuk Orion ini adalah hasil dari peningkatan ruang lingkup dan penundaan yang disebabkan oleh Covid," katanya.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Trump Penasaran dengan...
Trump Penasaran dengan Pangeran Mohammed bin Salman: Bagaimana Anda Tidur di Malam Hari?
Pendiri Ben & Jerrys...
Pendiri Ben & Jerry's Ditangkap karena Protes Perang Brutal Israel di Gaza
Mengejutkan, Rudal Houthi...
Mengejutkan, Rudal Houthi Nyaris Tembak Jatuh Jet Tempur Siluman F-35 dan F-16 AS
AS Kerahkan Kapal Selam...
AS Kerahkan Kapal Selam Nuklir Bersenjata 154 Rudal Tomahawk untuk Gertak China
Jenderal Amerika: Perang...
Jenderal Amerika: Perang Ukraina Bisa Picu Konflik Militer Langsung AS-Rusia!
Trump Puji Presiden...
Trump Puji Presiden Suriah: Pria yang Menarik dan Tangguh
Survei Persepsi Global...
Survei Persepsi Global Ungkap AS Kalah dari China
AS dan Indonesia Gelar...
AS dan Indonesia Gelar Misi Investigasi Cari Anggota Militer Amerika yang Hilang Saat PD II
Hadiahi Trump Pesawat...
Hadiahi Trump Pesawat Boeing 747-8, Qatar Pastikan Tak Ada Udang di Balik Batu
Rekomendasi
3 Efek Negatif Muhammad...
3 Efek Negatif Muhammad Ali Menolak Dikirim Berperang ke Vietnam
MNC University Fasilitasi...
MNC University Fasilitasi Donor Darah Bersama MNC Vision, MNC Peduli, dan PMI DKI Jakarta
Heroik! 3.000 Pasukan...
Heroik! 3.000 Pasukan Bone Taklukkan Ratusan Pasukan Meriam Belanda
Berita Terkini
Profil Revolusioner...
Profil Revolusioner India Mahatma Gandhi: Pemberontak yang Tak Pernah Meneriakkan Perang
Dari Rafah ke Ashdod,...
Dari Rafah ke Ashdod, Ini Video Terbaru Perlawanan Palestina Hadapi Pasukan Israel
Pakistan Tembak Jatuh...
Pakistan Tembak Jatuh Jet Tempur Rafale India, Indonesia Tetap Beli 42 Unit Rp133,9 Triliun?
Ketika Pilot Pakistan...
Ketika Pilot Pakistan Tembak Jatuh Jet Rafale India: Perintah Bunuh dan Teriakan Allahu Akbar
Rusia Dinyatakan Bersalah...
Rusia Dinyatakan Bersalah Merudal Jatuh Malaysia Airlines MH17, PM Anwar Ibrahim Sambangi Putin
Jose Mujica Meninggal,...
Jose Mujica Meninggal, Selamat Jalan Presiden Termiskin di Dunia
Infografis
Presiden Ukraina Zelensky:...
Presiden Ukraina Zelensky: China Memasok Senjata ke Rusia!
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved