Profil Ayah Sultan Hassanal Bolkiah, Gencarkan Pendidikan Islam di Brunei

Sabtu, 06 November 2021 - 01:00 WIB
loading...
Profil Ayah Sultan Hassanal Bolkiah, Gencarkan Pendidikan Islam di Brunei
Sultan Haji Omar Ali Saifuddien III. Foto/npg.org.uk
A A A
BANDAR SERI BEGAWAN - Ketenaran Sultan Brunei Hassanal Bolkiah sudah terkenal seantero negeri. Selain sebagai pemimpin Brunei, Hassanal juga diketahui masuk dalam jajaran pemimpin dunia terkaya.

Sisi lain yang bisa dikulik darinya adalah seputar profil mendiang ayahnya, Omar Ali Saifuddien III.

Mantan Sultan Brunei yang berkuasa pada 1950 hingga 1967 ini lahir di Brunei Town, 23 September 1914. Melansir artikel internasional berjudul ‘Efforts of Sultan Haji Omar Ali Saifuddien III In Preserving Islamic Doctrine of Ahlus Sunnah Wal Jama’Ah Trough Religious Education in Brunei Darussalam’ yang ditulis Nazirul Mubin Ahad, Omar merupakan Sultan Brunei ke-28.

Awalnya, ia menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Namun, setelah sang kakak, Sultan Ahmad Tajuddin wafat, dia naik tahta menjadi Sultan.

Berasal dari keluarga muslim, Omar jelas mendapat gemblengan seputar pelajaran agama.

Pendidikannya dilakukan secara ekslusif di dalam istana. Ia mempelajari kitab suci Alquran, di bawah bimbingan gurunya.

Selain itu, ia juga harus mengkhatamkan Alquran sebanyak 40 kali. Maka dari itulah, Omar dikenal sebagai pribadi yang sangat cerdas dan religius.

Sang Sultan mempersunting Suri Seri Begawan Anak Damit sebagai permaisurinya. Keduanya dikaruniai 10 orang anak yang terdiri dari 6 perempuan dan 4 laki-laki dari pernikahannya itu.

Kelak, anak tertuanya, Hassanal Bolkiah akan menggantikan posisinya sebagai Sultan.

Omar juga dikatakan senang menulis beberapa puisi. Salah satu karyanya yang terkenal adalah ‘Syair Nasihat’, yang ia buat di tahun 1950.

Umumnya, karya Omar memberikan pengajaran dan pandangan tersendiri tentang Islam.

Setelah sah dinyatakan sebagai pemimpin Brunei, Omar disebutkan langsung memperluas pembangunan masjid. Ia juga mendorong agar pelajaran bahasa Inggris lebih dimasifkan, setara dengan pembelajaran bahasa Melayu.

Saat kepemimpinannya itulah, ia mendelarasikan slogan baru Brunei bertajuk ‘Melayu Islam Beraja’.

Kemampuannya menjadikan Islam sebagai agama yang familiar dan dikenal seluruh warga Brunei, sudah tidak diragukan lagi. Upaya kerasnya ini lantas menjadikan Islam memiliki kekuatan tersendiri di negaranya.

Mengutip Insider, Omar memilih turun tahta sebagai bentuk protes terhadap adanya pelanggaran komunisme.

Dirinya juga kurang setuju karena Inggris menuntut Brunei untuk lebih demokratis. Omar tutup usia pada 7 September 1986, dalam usia 71 tahun.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0845 seconds (0.1#10.140)