Taliban: Jika Kami Terus Tidak Diakui, Akan Berdampak bagi Dunia
loading...
A
A
A
KABUL - Taliban meminta Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lain mengakui pemerintahan mereka di Afghanistan. Taliban menyatakan, bahwa jika mereka terus tidak diakui dan pembekuan dana Afghanistan di luar negeri terus berlanjut, maka akan menimbulkan masalah tidak hanya bagi negara itu, tetapi juga bagi dunia.
Hingga kini, tidak ada negara yang secara resmi mengakui pemerintah Taliban sejak kelompok itu mengambil alih negara tersebut pada Agustus lalu. Sementara itu, miliaran dolar aset dan dana Afghanistan di luar negeri juga telah dibekukan, bahkan ketika negara itu menghadapi krisis ekonomi dan kemanusiaan yang parah.
“Pesan kami kepada Amerika adalah, jika tidak diakuinya kami terus berlanjut, masalah Afghanistan terus berlanjut, itu adalah masalah kawasan dan bisa berubah menjadi masalah bagi dunia,” kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid kepada wartawan pada konferensi pers, Sabtu (31/10/2021).
Dia mengatakan alasan Taliban dan AS berperang terakhir kali juga karena kedua pihak tidak memiliki hubungan diplomatik formal. AS menginvasi Afghanistan pada tahun 2001 setelah serangan 11 September 2001, setelah pemerintah Taliban saat itu menolak untuk menyerahkan pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden.
“Isu-isu yang menyebabkan perang itu, bisa diselesaikan melalui negosiasi, bisa juga diselesaikan melalui kompromi politik,” kata Mujahid, seperti dikutip dari Reuters. Dia menambahkan, bahwa pengakuan dari dunia internasional adalah hak rakyat Afghanistan.
Meskipun tidak ada negara yang mengakui pemerintahan Taliban, para pejabat senior dari sejumlah negara telah bertemu dengan para pemimpin gerakan itu, baik di Kabul maupun di luar negeri.
Kunjungan terakhir dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Turkmenistan, Rasit Meredow, yang berada di Kabul pada hari Sabtu. Kedua belah pihak membahas implementasi cepat gas Turkmenistan-Afghanistan-Pakistan-India (TAPI), kata Mujahid sebelumnya di Twitter.
Menteri luar negeri China, Wang Yi, juga telah bertemu dengan pejabat Taliban di Qatar pada awal pekan ini. Mujahid mengatakan, bahwa China telah berjanji untuk membiayai infrastruktur transportasi dan memberikan akses ekspor Kabul ke pasar China melalui negara tetangga Pakistan.
Mujahid juga berbicara panjang lebar tentang masalah yang dihadapi, seperti penyeberangan perbatasan, terutama dengan Pakistan, yang sering mengalami penutupan dan protes dalam beberapa hari terakhir. Penyeberangan sangat penting untuk Afghanistan yang terkurung daratan.
Hingga kini, tidak ada negara yang secara resmi mengakui pemerintah Taliban sejak kelompok itu mengambil alih negara tersebut pada Agustus lalu. Sementara itu, miliaran dolar aset dan dana Afghanistan di luar negeri juga telah dibekukan, bahkan ketika negara itu menghadapi krisis ekonomi dan kemanusiaan yang parah.
“Pesan kami kepada Amerika adalah, jika tidak diakuinya kami terus berlanjut, masalah Afghanistan terus berlanjut, itu adalah masalah kawasan dan bisa berubah menjadi masalah bagi dunia,” kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid kepada wartawan pada konferensi pers, Sabtu (31/10/2021).
Dia mengatakan alasan Taliban dan AS berperang terakhir kali juga karena kedua pihak tidak memiliki hubungan diplomatik formal. AS menginvasi Afghanistan pada tahun 2001 setelah serangan 11 September 2001, setelah pemerintah Taliban saat itu menolak untuk menyerahkan pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden.
“Isu-isu yang menyebabkan perang itu, bisa diselesaikan melalui negosiasi, bisa juga diselesaikan melalui kompromi politik,” kata Mujahid, seperti dikutip dari Reuters. Dia menambahkan, bahwa pengakuan dari dunia internasional adalah hak rakyat Afghanistan.
Meskipun tidak ada negara yang mengakui pemerintahan Taliban, para pejabat senior dari sejumlah negara telah bertemu dengan para pemimpin gerakan itu, baik di Kabul maupun di luar negeri.
Kunjungan terakhir dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Turkmenistan, Rasit Meredow, yang berada di Kabul pada hari Sabtu. Kedua belah pihak membahas implementasi cepat gas Turkmenistan-Afghanistan-Pakistan-India (TAPI), kata Mujahid sebelumnya di Twitter.
Menteri luar negeri China, Wang Yi, juga telah bertemu dengan pejabat Taliban di Qatar pada awal pekan ini. Mujahid mengatakan, bahwa China telah berjanji untuk membiayai infrastruktur transportasi dan memberikan akses ekspor Kabul ke pasar China melalui negara tetangga Pakistan.
Mujahid juga berbicara panjang lebar tentang masalah yang dihadapi, seperti penyeberangan perbatasan, terutama dengan Pakistan, yang sering mengalami penutupan dan protes dalam beberapa hari terakhir. Penyeberangan sangat penting untuk Afghanistan yang terkurung daratan.
(esn)