Bos Raytheon: AS Tertinggal Beberapa Tahun dari China dalam Teknologi Senjata Hipersonik

Rabu, 27 Oktober 2021 - 12:27 WIB
loading...
Bos Raytheon: AS Tertinggal...
Kendaraan militer membawa rudal balistik hipersonik DF-17 saat parade di Beijing pada 2019. Foto/Xinhua
A A A
WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) tertinggal bertahun-tahun di belakang China dalam teknologi senjata hipersonik. CEO Raytheon Technologies Corp Gregory Hayes mengungkapkan penilaian itu pada Selasa (26/10/2021).

Senjata hipersonik mampu bergerak di atmosfer dengan kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara. Senjata itu meski terdeteksi radar, akan sulit untuk dilumpuhkan.

“Meski Pentagon memiliki sejumlah program senjata hipersonik dalam pengembangan dan AS memahami teknologinya, China telah benar-benar menerjunkan senjata hipersonik,” ungkap CEO Raytheon Gregory Hayes dalam wawancara di acara “Balance of Power With David Westin” Bloomberg Television.



Dia menegaskan, “Setidaknya kita tertinggal beberapa tahun.”



Sistem senjata ultra-cepat itu memicu kekhawatiran karena potensinya mengacaukan hubungan antara AS, China, dan Rusia.



Senjata itu juga dapat menjadi front terdepan dalam persaingan yang meningkat antara Beijing dan Washington ketika dua ekonomi terbesar dunia berbenturan dalam masalah perdagangan, teknologi, dan isu kemanusiaan.

Raytheon saat ini sedang mengembangkan rudal jelajah hipersonik dengan militer AS.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1686 seconds (0.1#10.140)