Eks Wakil Bos Mossad Tepis 15 Orang yang Ditangkap Turki Mata-mata Israel

Senin, 25 Oktober 2021 - 14:49 WIB
loading...
A A A
Pria itu awalnya dikirimi ratusan euro karena memberikan informasi tentang bagaimana mahasiswa Palestina memasuki universitas-universitas Turki dan dukungan seperti apa yang mereka terima dari otoritas Turki.

Dia juga kemudian mengeklaim telah memberi klien rincian tentang organisasi non-pemerintah Palestina yang bekerja di Turki.

Dia mengaku menerima sekitar USD10.000 sebagai imbalan untuk memberikan informasi selama tiga tahun; sebagian uang dikirim melalui Western Union, dan sebagian lagi diberikan di pasar Istanbul dengan menunjukkan ID dan tanda terima.

Selama waktu itulah, dia dibawa ke Swiss untuk bertemu dengan orang yang diduga sebagai penangannya, menerima visa yang disponsori oleh sebuah organisasi yang disebut "European Student Guidance Center [Pusat Bimbingan Mahasiswa Eropa]".

Selama kunjungannya yang semua biayanya dibayar, dia bertemu dengan dua orang terpisah, termasuk satu orang yang mengajarinya cara mengenkripsi file Word di Protonmail, layanan email dengan enkripsi ujung ke ujung. Kontak lebih lanjut antara keduanya dilakukan melalui Protonmail.

M.A.S. mengatakan bahwa selama kunjungan kedua ke Zurich, dia bertemu kedua pria itu lagi dan pria lain bernama “John".

Setelah menjadi curiga dan bertanya apakah mereka adalah agen intelijen, mereka mengatakan kepadanya bahwa mereka bekerja untuk organisasi mirip intelijen dengan tugas melakukan penelitian untuk lembaga Uni Eropa.

Tidak jelas kapan dia sampai pada kesimpulan bahwa dia telah direkrut oleh Mossad.

Menurut laporan hari Kamis, penangkapan itu terjadi pada 7 Oktober 2021, menyusul operasi selama setahun Organisasi Intelijen Nasional (MIT) yang melibatkan sekitar 200 perwira intelijen Turki yang melacak para terduga mata-mata.

Para tersangka, yang dilaporkan merupakan keturunan Arab, beroperasi dalam kelompok yang terdiri dari tiga orang. Beberapa dari mereka telah bertemu dengan agen Mossad di Kroasia dan Swiss, di mana informasi dipertukarkan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1095 seconds (0.1#10.140)