AS kepada Korut: Setop Provokasi, Mari Duduk Satu Meja
loading...
A
A
A
SEOUL - Uji coba rudal balistik Korea Utara (Korut) baru-baru ini mengkhawatirkan dan kontraproduktif dalam upaya mengurangi ketegangan dan Pyongyang seharusnya terlibat dalam pembicaraan. Hal itu diungkapkan utusan Amerika Serikat (AS) untuk Korut.
Berbicara kepada wartawan setelah bertemu dengan mitranya dari Korea Selatan (Korsel) di Seoul, Utusan Khusus Sung Kim mengatakan AS berkomitmen untuk mengeksplorasi diplomasi yang berkelanjutan dan substantif dengan Korut.
"Tujuan kami tetap denuklirisasi lengkap di semenanjung Korea," kata Kim.
"Itulah mengapa uji coba rudal balistik Pyongyang baru-baru ini, salah satu dari beberapa uji coba dalam enam minggu terakhir, mengkhawatirkan dan kontraproduktif untuk membuat kemajuan menuju perdamaian abadi di semenanjung Korea,” ia melanjutkan seperti dikutip dari Reuters, Minggu (24/10/2021).
Pyongyang sejauh ini telah menolak tawaran AS, menuduh Washington dan Seoul membicarakan diplomasi sambil meningkatkan ketegangan dengan kegiatan militer mereka sendiri.
Pada Kamis lalu, Korut mengatakan AS bereaksi berlebihan terhadap uji coba rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam yang disebutnya untuk mempertahankan diri. Pyongyang lantas mempertanyakan ketulusan tawaran pembicaraan Washington, memperingatkan konsekuensinya.
Meski begitu, utusan khusus AS menegaskan, peluncuran itu melanggar beberapa resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan menimbulkan ancaman bagi tetangga Korut dan masyarakat internasional.
"Kami menyerukan kepada DPRK untuk menghentikan provokasi dan kegiatan destabilisasi lainnya dan malah terlibat dalam dialog," katanya, menggunakan inisial nama resmi Korut, Republik Rakyat Demokratik Korea.
"Kami tetap siap untuk bertemu dengan DPRK tanpa prasyarat dan kami telah menjelaskan bahwa Amerika Serikat tidak memiliki niat bermusuhan terhadap DPRK," ia menekankan.
Sedangkan utusan nuklir Korsel Noh Kyu-duk mengatakan pembicaraan dengan Sung Kim telah mencakup diskusi serius tentang proposal Seoul untuk secara resmi menyatakan diakhirinya keadaan perang yang secara teknis telah ada sejak Perang Korea 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata daripada perjanjian damai.
Pejabat Korsel tersebut melihat deklarasi seperti itu sebagai isyarat niat baik untuk memulai pembicaraan.
Terkait hal itu, Sung Kim mengatakan Washington sedang mendiskusikan cara untuk membuat kemajuan dengan Korut, termasuk proposal mengakhiri perang Korsel dan kemungkinan proyek bantuan kemanusiaan.
Berbicara kepada wartawan setelah bertemu dengan mitranya dari Korea Selatan (Korsel) di Seoul, Utusan Khusus Sung Kim mengatakan AS berkomitmen untuk mengeksplorasi diplomasi yang berkelanjutan dan substantif dengan Korut.
"Tujuan kami tetap denuklirisasi lengkap di semenanjung Korea," kata Kim.
"Itulah mengapa uji coba rudal balistik Pyongyang baru-baru ini, salah satu dari beberapa uji coba dalam enam minggu terakhir, mengkhawatirkan dan kontraproduktif untuk membuat kemajuan menuju perdamaian abadi di semenanjung Korea,” ia melanjutkan seperti dikutip dari Reuters, Minggu (24/10/2021).
Pyongyang sejauh ini telah menolak tawaran AS, menuduh Washington dan Seoul membicarakan diplomasi sambil meningkatkan ketegangan dengan kegiatan militer mereka sendiri.
Pada Kamis lalu, Korut mengatakan AS bereaksi berlebihan terhadap uji coba rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam yang disebutnya untuk mempertahankan diri. Pyongyang lantas mempertanyakan ketulusan tawaran pembicaraan Washington, memperingatkan konsekuensinya.
Meski begitu, utusan khusus AS menegaskan, peluncuran itu melanggar beberapa resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan menimbulkan ancaman bagi tetangga Korut dan masyarakat internasional.
"Kami menyerukan kepada DPRK untuk menghentikan provokasi dan kegiatan destabilisasi lainnya dan malah terlibat dalam dialog," katanya, menggunakan inisial nama resmi Korut, Republik Rakyat Demokratik Korea.
"Kami tetap siap untuk bertemu dengan DPRK tanpa prasyarat dan kami telah menjelaskan bahwa Amerika Serikat tidak memiliki niat bermusuhan terhadap DPRK," ia menekankan.
Sedangkan utusan nuklir Korsel Noh Kyu-duk mengatakan pembicaraan dengan Sung Kim telah mencakup diskusi serius tentang proposal Seoul untuk secara resmi menyatakan diakhirinya keadaan perang yang secara teknis telah ada sejak Perang Korea 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata daripada perjanjian damai.
Pejabat Korsel tersebut melihat deklarasi seperti itu sebagai isyarat niat baik untuk memulai pembicaraan.
Terkait hal itu, Sung Kim mengatakan Washington sedang mendiskusikan cara untuk membuat kemajuan dengan Korut, termasuk proposal mengakhiri perang Korsel dan kemungkinan proyek bantuan kemanusiaan.
(ian)