Cerita Turis Wanita di Pantai Arab Saudi: Kini Bebas Pakai Bikini dan Peluk Pasangan

Senin, 18 Oktober 2021 - 08:14 WIB
loading...
Cerita Turis Wanita...
Pure Beach, pantai di King Abdullah Economic City di dekat Jeddah, Arab Saudi, yang membolehkan turis wanita memakai bikini dan berpelukan dengan pasangannya. Foto/The Citizen
A A A
JEDDAH - Seorang turis wanita menceritakan perubahan drastis di sektor wisata pantai Arab Saudi . Dia melihat para wanita bebas berbikini, menikmati musik Barat dan bahkan berpelukan dengan pasangannya di pantai.

Asma, salah satu turis wanita, mengatakan kepada AFP bahwa menghabiskan hari di pantai Arab Saudi bersama kekasihnya tak pernah terpikirkan sebelumnya. Sebab, negara itu dikenal sangat konservatif.



Kini, wanita berusia 32 tahun itu berdansa dengan pasangannya di atas pasir putih di tepi Laut Merah, diiringi dentuman musik dari pengeras suara.

Ini adalah pengingat kecil dari perubahan yang sedang berlangsung di kerajaan Islam tersebut, yang berusaha untuk mengurangi beberapa striktur sosial yang ketat dalam dorongan modernisasi pada saat yang sama dengan tindakan keras terhadap perbedaan pendapat.

Musik dilarang di tempat umum sampai tahun 2017, sebuah tindakan yang diberlakukan oleh polisi agama, dan perempuan hanya diizinkan mengemudi setahun kemudian. Pengunjung pantai biasanya masih dipisahkan antara pria dan wanita.

Namun dengan masing-masing 300 riyal Arab Saudi (USD80), Asma dan kekasihnya dapat memasuki Pure Beach dekat Jeddah, dengan musik, tarian, dan taman air tiupnya yang mengeja tulisan “Saudi Arabia” dalam bahasa Inggris jika dilihat dari atas.

"Saya senang bahwa saya sekarang bisa datang ke pantai terdekat untuk menikmati waktu saya," katanya kepada AFP, mengenakan gaun biru di atas pakaian renangnya.

"Ini adalah lambang kesenangan...ini adalah impian kami untuk datang ke sini dan menghabiskan akhir pekan yang indah," imbuh turis wanita tersebut, yang oleh AFP tak disebutkan kewarganegaraannya.

Menurutnya, para pengunjung pantai berenang di perairan pirus dan wanita mengenakan bikini, beberapa di antaranya merokok shisha.
Saat matahari terbenam, para penari beraksi mengikuti musik Barat di atas panggung yang terang saat para pasangan berpelukan di dekatnya.

Di banyak negara, pemandangan seperti itu hal biasa. Namun, terkesan berbeda untuk Arab Saudi yang menampung situs-situs paling suci Islam dan mendukung Wahhabisme, mazhab agama yang dikenal kaku.

Pure Beach berada di King Abdullah Economic City, sekitar 125 kilometer (sekitar 80 mil) di utara pusat kota Jeddah.

“Saya dibesarkan di sini, dan beberapa tahun yang lalu kami bahkan tidak diizinkan untuk mendengarkan musik, jadi ini seperti surga,” kata Hadeel Omar, turis lainnya asal Mesir, seperti dikutip dari Times of Israel, Senin (18/10/2021).

Negara ini mengalami perubahan di bawah putra mahkota dan penguasa de facto, Mohammed bin Salman (MBS), yang berkuasa sejak 2017.

Tetapi Putra Mahkota MBS juga telah meluncurkan tindakan keras terhadap perbedaan pendapat, menahan aktivis hak-hak perempuan, ulama dan jurnalis. Sebuah laporan intelijen Amerika Serikat menuduhnya menyetujui pembunuhan brutal tahun 2018 terhadap jurnalis Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul.

Reformasi sosial kerajaan di kawasan Teluk itu didorong oleh keinginan untuk mendiversifikasi ekonominya yang bergantung pada minyak, termasuk dengan merangsang pariwisata dan pengeluaran domestik.

Hanya pelancong bisnis dan peziarah Muslim yang dapat berkunjung hingga 2019, ketika Arab Saudi mulai menawarkan visa turis.



Bilal Saudi, kepala acara di King Abdullah Economic City, mengatakan pantai itu menargetkan “pengunjung lokal dan turis [asing]”.

“Saya merasa bahwa saya tidak lagi harus bepergian [ke luar negeri] untuk bersenang-senang...karena semuanya ada di sini,” kata Dima, seorang pengusaha muda Saudi, sambil bergoyang mengikuti musik.

Staf di pantai mengatakan mereka tidak tahu apakah pasangan yang berkunjung sudah menikah atau belum. Baru dua tahun yang lalu pasangan asing yang belum menikah diizinkan untuk berbagi kamar hotel.

Demi “privasi”, seperti yang dikatakan staf, ponsel disita dan disimpan dalam kantong plastik.

“Saya terkejut dengan kebebasan dan keterbukaan di pantai, sesuatu yang akan dialami di Amerika Serikat,” kata pengunjung pantai, Mohammed Saleh.

Satu hal yang masih kurang, kata pengunjung, adalah koktail, dengan larangan alkohol secara nasional masih berlaku.

“Hidup itu normal [di Arab Saudi],” kata Asma, yang menambahkan: “Sebelumnya tidak normal.”
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
85 Persen Insiatif Visi...
85 Persen Insiatif Visi 2030 Sudah Tercapai, Akankah Citra Saudi Berubah?
5 Fakta Pangeran Al...
5 Fakta Pangeran Al Waleed, Sleeping Prince yang Sudah Koma 19 Tahun
Trump Tawari Arab Saudi...
Trump Tawari Arab Saudi Paket Senjata Senilai Lebih dari Rp1.684 Triliun
Kisah Pangeran Arab...
Kisah Pangeran Arab Saudi Koma 20 Tahun: Sleeping Prince Ultah Ke-36 tapi Tak Kunjung Bangun
Terungkap! Sheikh Zayed...
Terungkap! Sheikh Zayed Pernah Ragukan AS Akan Lindungi Pemimpin Arab saat Krisis
7 Fakta Imam Masjidilharam...
7 Fakta Imam Masjidilharam As Sudais, Sosok yang Buat Pernyataan Kontroversial soal Gaza
Putin akan Gelar Pertemuan...
Putin akan Gelar Pertemuan Puncak Khusus Rusia-Arab Tahun Ini
Di Ambang Perang, Tentara...
Di Ambang Perang, Tentara India dan Pakistan Baku Tembak di Perbatasan
Presiden Filipina Marcos...
Presiden Filipina Marcos Jr Teken UU Pemakaman Islam, RS Dilarang Tahan Jenazah Muslim
Rekomendasi
Keterlaluan! 3 Orang...
Keterlaluan! 3 Orang Sekeluarga Ini Sindikat Pemalsu Kupon Sembako Rumah Sakit
Hasil Futsal Nation...
Hasil Futsal Nation Cup 2025: Gasak Fafage Banua, Bintang Timur Surabaya Rebut Peringkat Ketiga
Dampak Tarif Trump,...
Dampak Tarif Trump, Penerimaan Bea Cukai AS Pecah Rekor Tembus Rp259 Triliun per April
Berita Terkini
Menhan Pakistan: Jihad...
Menhan Pakistan: Jihad Diciptakan oleh Barat
1 jam yang lalu
Ini Penampakan Makam...
Ini Penampakan Makam Paus Fransiskus yang Sederhana
2 jam yang lalu
Rusia Tangkap Agen Intelijen...
Rusia Tangkap Agen Intelijen Ukraina yang Meledakkan Bom Mobil Jenderal Kepercayaan Putin
3 jam yang lalu
Siapa Hussein al-Sheikh?...
Siapa Hussein al-Sheikh? Calon Kuat Pemimpin Palestina yang Dituding sebagai Tangan Kanan Zionis
4 jam yang lalu
Antisipasi Invasi Musuh...
Antisipasi Invasi Musuh Bebuyutan, Negara Tetangga Rusia Ingin Membentuk Tentara Terkuat
5 jam yang lalu
Mengapa Paus Fransiskus...
Mengapa Paus Fransiskus Tidak Dimakamkan di Vatikan?
6 jam yang lalu
Infografis
Pertemuan Putin dan...
Pertemuan Putin dan Trump Digelar Bulan Ini di Arab Saudi
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved