Gilanya Pemilu Irak, Wanita Meninggal Diizinkan Nyaleg dan Menang Pula
loading...
A
A
A
BAGHDAD - Kegembiraan dan kemarahan campur aduk di antara warga Irak dalam merayakan pemilu. Pesta demokrasi di negara yang dilanda konflik sektarian ini dianggap aneh bahkan "gila" karena mengizinkan wanita yang sudah meninggal dicalonkan sebaagai anggota parlemen dan anehnya lagi dia menang.
Pemilu Irak berlangsung 10 Oktober 2021.
Ansam Manuel Iskandar, didaftarkan sebagai calon legislatif (caleg) di parlemen Baghdad melalui jalur independen. Padahal, wanita itu telah meninggal sejak Agustus lalu.
Ansam Manuel Iskandar termasuk di antara daftar pemenang dalam pemilu minggu ini, memperoleh 2.397 suara dan memenangkan satu dari lima kursi yang dialokasikan untuk komunitas Kristen di Irak di bawah sistem kuota.
Kemenangan Iskandar, bagaimanapun, tidak untuk dinikmati, karena banyak pengguna media sosial mengungkapkan kemarahan mereka bahwa dia diizinkan untuk mencalonkan diri dalam pemilu, meskipun telah meninggal hampir dua bulan lalu.
Dalam sebuah posting Facebook yang diterbitkan di halamannya oleh keluarganya, mereka mengonfirmasi bahwa wanita itu meninggal pada 24 Agustus 2021 setelah terinfeksi virus corona.
Pihak keluarga juga menanggapi komentar marah para pengguna media sosial, mengatakan bahwa mereka sendiri yang mengizinkannya untuk dipilih. "Untuk mengabadikan dia dan kepercayaan mereka padanya dan keengganan mereka untuk memilih dengan sia-sia," kata pihak keluarga, seperti dikutip dari Middle East Monitor, Jumat (15/10/2021).
Keluarga bersikeras bahwa, meskipun beberapa pemilih tidak tahu tentang kematiannya, dia terpilih karena dia memiliki karier yang berharga di bidang pekerjaan dan jalur kerja sama di bidang kemanusiaan dan mendukung kaum muda.
Mereka membenarkan pencalonan Iskandar yang berkelanjutan dengan merujuk padanya "dampak besar pada kaum muda", dan terutama karena fakta bahwa dia tidak memiliki propaganda pemilu atau gambar yang tergantung di jalan, atau iklan di Facebook.
Dalam pemilu Irak yang diadakan pada hari Minggu lalu—yang memiliki rekor partisipasi pemilih rendah sebesar 41 persen—melihat partainya ulama Syiah Irak Muqtada Al-Sadr memimpin perolehan suara dan memenangkan sebagian besar kursi parlemen.
Kemenangan kubu Al-Sadr diikuti oleh blok Taqaddoum—dari kubu Ketua Parlemen saat ini Mohamed Al-Halbousi—di tempat kedua dan blok State of Law [Negara Hukum] yang dipimpin oleh mantan perdana menteri Nouri al-Maliki di tempat ketiga.
Lihat Juga: Ketum Partai Perindo Instruksikan Legislatornya di Daerah Dukung Kebijakan Prabowo-Gibran
Pemilu Irak berlangsung 10 Oktober 2021.
Ansam Manuel Iskandar, didaftarkan sebagai calon legislatif (caleg) di parlemen Baghdad melalui jalur independen. Padahal, wanita itu telah meninggal sejak Agustus lalu.
Ansam Manuel Iskandar termasuk di antara daftar pemenang dalam pemilu minggu ini, memperoleh 2.397 suara dan memenangkan satu dari lima kursi yang dialokasikan untuk komunitas Kristen di Irak di bawah sistem kuota.
Kemenangan Iskandar, bagaimanapun, tidak untuk dinikmati, karena banyak pengguna media sosial mengungkapkan kemarahan mereka bahwa dia diizinkan untuk mencalonkan diri dalam pemilu, meskipun telah meninggal hampir dua bulan lalu.
Dalam sebuah posting Facebook yang diterbitkan di halamannya oleh keluarganya, mereka mengonfirmasi bahwa wanita itu meninggal pada 24 Agustus 2021 setelah terinfeksi virus corona.
Pihak keluarga juga menanggapi komentar marah para pengguna media sosial, mengatakan bahwa mereka sendiri yang mengizinkannya untuk dipilih. "Untuk mengabadikan dia dan kepercayaan mereka padanya dan keengganan mereka untuk memilih dengan sia-sia," kata pihak keluarga, seperti dikutip dari Middle East Monitor, Jumat (15/10/2021).
Keluarga bersikeras bahwa, meskipun beberapa pemilih tidak tahu tentang kematiannya, dia terpilih karena dia memiliki karier yang berharga di bidang pekerjaan dan jalur kerja sama di bidang kemanusiaan dan mendukung kaum muda.
Mereka membenarkan pencalonan Iskandar yang berkelanjutan dengan merujuk padanya "dampak besar pada kaum muda", dan terutama karena fakta bahwa dia tidak memiliki propaganda pemilu atau gambar yang tergantung di jalan, atau iklan di Facebook.
Dalam pemilu Irak yang diadakan pada hari Minggu lalu—yang memiliki rekor partisipasi pemilih rendah sebesar 41 persen—melihat partainya ulama Syiah Irak Muqtada Al-Sadr memimpin perolehan suara dan memenangkan sebagian besar kursi parlemen.
Kemenangan kubu Al-Sadr diikuti oleh blok Taqaddoum—dari kubu Ketua Parlemen saat ini Mohamed Al-Halbousi—di tempat kedua dan blok State of Law [Negara Hukum] yang dipimpin oleh mantan perdana menteri Nouri al-Maliki di tempat ketiga.
Lihat Juga: Ketum Partai Perindo Instruksikan Legislatornya di Daerah Dukung Kebijakan Prabowo-Gibran
(min)