Tetangga Indonesia Ini Luncurkan Misi ke Bulan pada 2026

Kamis, 14 Oktober 2021 - 09:31 WIB
loading...
Tetangga Indonesia Ini...
Buzz Aldrin, astronaut NASA Amerika Serikat, mendarat di Bulan dalam misi Apolo 11 pada 16 Juli 1969. Foto/Neil Amstrong-NASA/Handout via REUTERS
A A A
CANBERRA - Australia , negara tetangga Indonesia , akan meluncurkan misi eksplorasi ke Bulan untuk pertama kalinya pada awal 2026 mendatang. Canberra akan mengirimkan sebuah rover buatannya sendiri yang akan dioperasikan Badan Penerbangan dan Antarika (NASA) Amerika Serikat (AS).

Australia telah menandatangani kesepakatan dengan NASA untuk mengembangkan rover atau kendaraan penjelajah kecil yang akan memiliki kemampuan untuk mengambil batu dan debu bulan dan membawanya kembali ke pendarat Bulan yang dioperasikan oleh NASA.



Tanah Bulan atau regolith diperkirakan mengandung oksigen dalam bentuk oksida. NASA, dengan peralatan terpisah, akan bertujuan untuk mengekstrak oksigen dari sampel.

"Ini adalah langkah kunci untuk membangun kehadiran manusia yang berkelanjutan di Bulan, serta mendukung misi masa depan ke Mars," kata pemerintah Australia dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip CNN, Kamis (14/10/2021).

Perjanjian tersebut, yang mencakup kontribusi sebesar 50 juta dollar Australia (USD37 juta), merupakan bagian dari inisiatif Bulan ke Mars Australia.

"Ini adalah sejarah Bulan untuk Australia. Kami akan melihat bisnis Australia, penelitian, merancang dan membangun sebuah rover yang akan pergi ke Bulan dan melakukan beberapa sains menarik," kata Enrico Palermo, kepala Badan Antariksa Australia (ASA) dalam program televisi "Today".

Palermo mengatakan Australia berada di ujung tombak teknologi dan sistem robotika untuk operasi jarak jauh, yang akan menjadi pusat pengaturan kehadiran berkelanjutan di Bulan dan akhirnya mendukung eksplorasi manusia di Mars.

Administrator NASA Bill Nelson mengatakan kesepakatan dengan Australia memperluas koalisi negara-negara yang mendukung kembalinya umat manusia ke Bulan di bawah program Artemis.



"Dengan bekerja sama dengan Badan Antariksa Australia dan mitra kami di seluruh dunia, NASA akan mengungkap lebih banyak penemuan dan menyelesaikan lebih banyak penelitian melalui program Artemis," kata Nelson dalam sebuah pernyataan.

Tujuan Artemis adalah untuk mendaratkan wanita pertama dan pria berikutnya di Bulan pada tahun 2024—meskipun tenggat waktu itu mungkin tidak layak karena masalah dengan pakaian antariksa, sebagaimana laporan bulan Agustus dari pengawas NASA.

Artemis mengandalkan kemitraan, baik internasional maupun komersial, untuk menciptakan keberadaan manusia yang berkelanjutan dan langgeng di dalam dan di sekitar Bulan, dengan tujuan akhirnya menggunakan pelajaran yang dipetik dari Artemis untuk mendaratkan manusia pertama di Mars.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
AS Menuntut Perundingan...
AS Menuntut Perundingan Langsung Rusia-Ukraina Tanpa Mediator
AS Mulai Bagikan Info...
AS Mulai Bagikan Info Intel Ruang Angkasa Sensitif China dan Rusia pada Five Eyes
Trump Tegaskan AS Memenangkan...
Trump Tegaskan AS Memenangkan 2 Perang Dunia
Siapa Scott Bessent,...
Siapa Scott Bessent, Menkeu Gay AS yang Resmikan Penjualan Logam Jarang Ukraina ke AS?
AS Siap Habiskan 100...
AS Siap Habiskan 100 Hari Lagi untuk Damaikan Rusia dan Ukraina
Donald Trump Bakal Pecat...
Donald Trump Bakal Pecat Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz, Ini Penyebabnya
Bos Pentagon Ancam Iran...
Bos Pentagon Ancam Iran usai Serangan Houthi Bikin Jet F/A-18 AS Tenggelam di Laut Merah
Kapal Bantuan Kemanusiaan...
Kapal Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Diserang Drone
Waspada! Saudi Peringatkan...
Waspada! Saudi Peringatkan Potensi Banjir termasuk di Makkah
Rekomendasi
Bentuk Generasi Berkarakter,...
Bentuk Generasi Berkarakter, Dua Kejurnas Karate Lemkari Resmi Digelar
Kesombongan Floyd Mayweather...
Kesombongan Floyd Mayweather Jr, Pamer Uang Rp2 Triliun di Rekeningnya!
Negosiasi Tarif, Uni...
Negosiasi Tarif, Uni Eropa Siap Tambah Impor dari AS USD56 Miliar
Berita Terkini
AS Menuntut Perundingan...
AS Menuntut Perundingan Langsung Rusia-Ukraina Tanpa Mediator
33 menit yang lalu
Macron Ingin Pengaruhi...
Macron Ingin Pengaruhi Pemilihan Paus Baru demi Calon dari Prancis
1 jam yang lalu
AS Mulai Bagikan Info...
AS Mulai Bagikan Info Intel Ruang Angkasa Sensitif China dan Rusia pada Five Eyes
2 jam yang lalu
Hamas Peringatkan Gaza...
Hamas Peringatkan Gaza dalam Fase Kelaparan Total, Israel Perluas Operasi Militer
3 jam yang lalu
Penampakan Kapal Bantuan...
Penampakan Kapal Bantuan Gaza yang Dirudal Drone Israel Lalu Diselamatkan Malta
11 jam yang lalu
Trump Tegaskan AS Memenangkan...
Trump Tegaskan AS Memenangkan 2 Perang Dunia
11 jam yang lalu
Infografis
Indonesia Ingin Gabung...
Indonesia Ingin Gabung Proyek Jet Tempur Generasi Ke-5 Turki
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved