Suriah Marah Israel Perbanyak Pemukim Yahudi di Dataran Tinggi Golan
loading...

Pemandangan menunjukkan kota Majdal Shams di dekat garis gencatan senjata antara Israel dan Suriah di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, pada 25 Maret 2019. Foto/REUTERS
A
A
A
DAMASKUS - Suriah mengutuk keputusan Israel menambah jumlah pemukim Israel di bagian Dataran Tinggi Golan. Kantor Berita Arab Suriah (SANA) yang dikelola pemerintah Suriah melaporkan pada Senin (11/10/2021), mengutip sumber resmi di Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Suriah.
Menurut SANA, sumber di Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Suriah menyebut pernyataan itu agresif dan menekankan "sifat ekspansionis yang bermusuhan" Israel.
Selain itu, sumber tersebut menambahkan bahwa Israel tidak dapat mengubah status hukum Golan Suriah sebagai wilayah pendudukan Israel.
Baca juga: Lukisan Salvator Mundi Senilai Rp6,5 Triliun Masih Disembunyikan Pangeran Muhammad bin Salman
Sebelumnya pada Senin, Perdana Menteri (PM) Israel Naftali Bennett, berbicara pada surat kabar Makor Rishon di Dataran Tinggi Golan, bahwa Israel bermaksud menggandakan jumlah penduduk dan membangun dua permukiman baru di Dataran Tinggi Golan.
Baca juga: Deretan Wanita yang Pernah dan Masih Jadi Istri Donald Trump, Semuanya Mantan Model
Israel awalnya merebut daerah itu dalam perang 1967 dan mencaploknya pada 1981. Namun, Dewan Keamanan PBB menganggap Dataran Tinggi Golan sebagai bagian dari Suriah.
Baca juga: Akhir Tragis Penjagal Rakyat Palestina Ariel Sharon: Koma 8 Tahun, Membusuk di RS
Pemerintah AS di era Donald Trump mengeluarkan arahan presiden yang mengakui kedaulatan Israel atas wilayah itu pada 2019, tetapi langkah itu dikritik Uni Eropa, Rusia, dan banyak negara lain.
Wilayah ini mencakup dua pertiga bagian barat Dataran Tinggi Golan dan bagian Gunung Hermon yang diduduki Israel.
Menurut SANA, sumber di Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Suriah menyebut pernyataan itu agresif dan menekankan "sifat ekspansionis yang bermusuhan" Israel.
Selain itu, sumber tersebut menambahkan bahwa Israel tidak dapat mengubah status hukum Golan Suriah sebagai wilayah pendudukan Israel.
Baca juga: Lukisan Salvator Mundi Senilai Rp6,5 Triliun Masih Disembunyikan Pangeran Muhammad bin Salman
Sebelumnya pada Senin, Perdana Menteri (PM) Israel Naftali Bennett, berbicara pada surat kabar Makor Rishon di Dataran Tinggi Golan, bahwa Israel bermaksud menggandakan jumlah penduduk dan membangun dua permukiman baru di Dataran Tinggi Golan.
Baca juga: Deretan Wanita yang Pernah dan Masih Jadi Istri Donald Trump, Semuanya Mantan Model
Israel awalnya merebut daerah itu dalam perang 1967 dan mencaploknya pada 1981. Namun, Dewan Keamanan PBB menganggap Dataran Tinggi Golan sebagai bagian dari Suriah.
Baca juga: Akhir Tragis Penjagal Rakyat Palestina Ariel Sharon: Koma 8 Tahun, Membusuk di RS
Pemerintah AS di era Donald Trump mengeluarkan arahan presiden yang mengakui kedaulatan Israel atas wilayah itu pada 2019, tetapi langkah itu dikritik Uni Eropa, Rusia, dan banyak negara lain.
Wilayah ini mencakup dua pertiga bagian barat Dataran Tinggi Golan dan bagian Gunung Hermon yang diduduki Israel.
(sya)
Lihat Juga :