Inggris Tegaskan Tak Ada Krisis Bahan Bakar Minyak
loading...
A
A
A
Inggris juga menerapkan pengecualian sementara terhadap Undang-Undang Persaingan yang dikenal sebagai Protokol Hilir Minyak yang memungkinkan industri berbagi informasi dan memprioritaskan pengiriman bahan bakar dengan mudah ke bagian negara yang paling membutuhkan.
Pemerintah juga memperpanjang izin mengemudi ADR (izin untuk mengemudikan kendaraan yang mengangkut bahan berbahaya) untuk mencegah pengemudi dikeluarkan dari daftar untuk mengikuti pelatihan penyegaran (refresher training).
Inggris juga menginformasikan kepada mereka yang masih memegang izin mengemudi HGV untuk meminta mereka mempertimbangkan lagi untuk kembali ke sektor pengangkutan, dimana telah terdapat pengupahan dan kondisi kerja yang lebih baik.
“Meskipun kami sekarang melihat bahwa situasi mulai membaik, kami terus bekerja untuk memperbaiki masalah struktural di industri pengangkutan, membantu merekrut dan mempertahankan lebih banyak pengemudi dengan meningkatkan ketersediaan pengujian, dan menyederhanakan prosesnya agar dapat tersedia 50.000 lebih banyak pengujian setiap tahunnya,” papar Kedubes Inggris.
Jumlah pengujian ini terlepas dari jumlah ketersediaan yang sudah terlipatkgandakan pada April dari tingkat pra-pandemi.
Pemerintah Inggris juga menginvestasikan 10 juta poundsterling untuk membuat kamp pelatihan keterampilan baru dan melatih hingga 3.000 pengemudi truk berat HGV, dengan tambahan 1.000 orang untuk dilatih melalui pelatihan-pelatihan di tingkat lokal.
“Pesan kami kepada para pengemudi, tetaplah bersikap bijaksana dan hanya mengisi bahan bakar seperti biasa,” ungkap Kedubes Inggris.
Kedubes Inggris menjelaskan, “Meskipun Brexit merupakan faktor kecil, kita harus ingat bahwa kekurangan pengemudi truk berat HGV juga terjadi di seluruh Eropa.”
Penelitian dari Transport Intelligence memperkirakan kekurangan pengemudi dari daratan Eropa sekitar 400.000 sopir.
“Kita tahu bahwa sektor ini memiliki masalah struktural jangka panjang, termasuk tenaga kerja yang menua, yang diperburuk oleh berbagai faktor jangka pendek seperti misalnya COVID-19,” pungkas Kedubes Inggris.
Pemerintah juga memperpanjang izin mengemudi ADR (izin untuk mengemudikan kendaraan yang mengangkut bahan berbahaya) untuk mencegah pengemudi dikeluarkan dari daftar untuk mengikuti pelatihan penyegaran (refresher training).
Inggris juga menginformasikan kepada mereka yang masih memegang izin mengemudi HGV untuk meminta mereka mempertimbangkan lagi untuk kembali ke sektor pengangkutan, dimana telah terdapat pengupahan dan kondisi kerja yang lebih baik.
“Meskipun kami sekarang melihat bahwa situasi mulai membaik, kami terus bekerja untuk memperbaiki masalah struktural di industri pengangkutan, membantu merekrut dan mempertahankan lebih banyak pengemudi dengan meningkatkan ketersediaan pengujian, dan menyederhanakan prosesnya agar dapat tersedia 50.000 lebih banyak pengujian setiap tahunnya,” papar Kedubes Inggris.
Jumlah pengujian ini terlepas dari jumlah ketersediaan yang sudah terlipatkgandakan pada April dari tingkat pra-pandemi.
Pemerintah Inggris juga menginvestasikan 10 juta poundsterling untuk membuat kamp pelatihan keterampilan baru dan melatih hingga 3.000 pengemudi truk berat HGV, dengan tambahan 1.000 orang untuk dilatih melalui pelatihan-pelatihan di tingkat lokal.
“Pesan kami kepada para pengemudi, tetaplah bersikap bijaksana dan hanya mengisi bahan bakar seperti biasa,” ungkap Kedubes Inggris.
Kedubes Inggris menjelaskan, “Meskipun Brexit merupakan faktor kecil, kita harus ingat bahwa kekurangan pengemudi truk berat HGV juga terjadi di seluruh Eropa.”
Penelitian dari Transport Intelligence memperkirakan kekurangan pengemudi dari daratan Eropa sekitar 400.000 sopir.
“Kita tahu bahwa sektor ini memiliki masalah struktural jangka panjang, termasuk tenaga kerja yang menua, yang diperburuk oleh berbagai faktor jangka pendek seperti misalnya COVID-19,” pungkas Kedubes Inggris.