Erdogan: Turki Tak Beli S-400 Rusia Jika AS Jual Rudal Patriot

Jum'at, 01 Oktober 2021 - 08:11 WIB
loading...
Erdogan: Turki Tak Beli...
Infografis perbandingan sistem pertahanan rudal S-400 Rusia dengan sistem pertahanan rudal Patriot AS. Foto/Newsfounded.com
A A A
NEW YORK CITY - Presiden Recep Tayyip Erdogan membela hak Turki untuk membeli sistem pertahanan rudal S-400 dari Rusia. Menurutnya, masalah justru dimulai oleh Amerika Serikat (AS) yang menolak menjual sistem rudal Patriot meski Ankara sangat membutuhkannya.

Dalam wawancara dengan The New York Times yang diterbitkan pada 29 September 2021, pemimpin Turki itu menegaskan bahwa Ankara tidak merusak NATO atau aliansi Barat dengan membeli sistem rudal S-400 Rusia.



"Ankara tidak perlu membeli S-400 seandainya Washington menjual rudal pertahanan Patriot ke Turki," katanya.

"Kami membeli senjata kami sendiri," ujarnya.

Ditanya apakah pembelian sistem rudal Rusia oleh Ankara sepadan dengan gesekan dengan AS, Erdogan menjawab: “Saya pikir itu sepadan.”

"Kami bisa memperkuat pertahanan kami sesuka kami," katanya lagi.

Dalam sebuah wawancara dengan CBS News, Erdogan mengatakan Turki akan bergerak maju untuk membeli lebih banyak sistem pertahanan dari Rusia.

"Di masa depan, tidak ada yang bisa ikut campur dalam hal sistem pertahanan seperti apa yang kami peroleh, dari negara mana, pada tingkat apa. Tidak ada yang bisa mengganggu itu. Kita adalah satu-satunya yang membuat keputusan seperti itu," katanya.



Pada April 2017, ketika upayanya yang berlarut-larut untuk membeli sistem pertahanan udara dari AS terbukti sia-sia, Turki menandatangani kontrak dengan Rusia untuk memperoleh sistem S-400 yang canggih.

Para pejabat AS menentang langkah itu, mengeklaim S-400 tidak akan kompatibel dengan sistem NATO dan akan mengekspos jet tempur siluman F-35 kepada Rusia.

Pada 2019, Washington mengumumkan bahwa mereka mengeluarkan Turki dari program jet tempur siluman F-35 karena pembelian sistem S-400 oleh Ankara.

Turki, bagaimanapun, menekankan bahwa S-400 tidak akan diintegrasikan ke dalam sistem NATO dan tidak menimbulkan ancaman bagi aliansi atau persenjataannya.

Ankara juga berulang kali mengusulkan pembentukan komisi untuk mengklarifikasi masalah ini. Namun, Washington menolaknya.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0886 seconds (0.1#10.140)