Demonstran Wanita Thailand Hadapi Pasukan Polisi dengan Telanjang
loading...
A
A
A
BANGKOK - Seorang demonstran wanita anti-pemerintah Thailand menghadapi pasukan polisi di jalan raya dengan menelanjangi diri. Dia bagian dari kelompok demonstran yang menuntut Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha lengser.
Demonstrasi pada hari Selasa lalu dilakukan kelompok "Talufah" di persimpangan Nang Lerng, dekat Gedung Pemerintah.
Kepolisian Bangkok, seperti dikutip dari Thai PBS, Kamis (30/9/2021), mengatakan akan memanggil demonstran yang telanjang di depan pasukan polisi.
Mayor Jenderal Polisi Piya Tavichai, wakil komisaris Biro Polisi Metropolitan Bangkok, mengatakan bahwa wanita tersebut, yang diidentifikasi sebagai Worawan Sae Aung alias "Pa Pao" dapat menghadapi denda hingga 5.000 baht jika terbukti bersalah.
Pa Pao akan dijerat Pasal 388 Undang-Undang Pidana Thailand karena membuka pakaian di depan umum. Aksinya itu untuk memprotes penanganan keras pasukan polisi terhadap para pengunjuk rasa.
Tavichai mengatakan bahwa sembilan pengunjuk rasa ditangkap di daerah Nang Lerng di ibu kota, menyusul bentrokan dengan polisi antihuru-hara.
Bentrokan pecah ketika para demonstran mencoba menerobos barikade kawat berduri untuk mendekati Gedung Pemerintah. Mereka menuntut penggulingan Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha.
Tuntutan lain dari kelompok “Talufah” termasuk pembentukan konstitusi baru yang dirancang oleh rakyat dan reformasi monarki.
Sebuah protes terpisah, yang diadakan oleh kelompok “Talugas”, berlangsung di kawasan Din Daeng pada Selasa malam.
Tavichai mengatakan bahwa beberapa pengunjuk rasa mengamuk, membakar dan merusak properti umum di daerah tersebut. Delapan kendaraan polisi rusak dengan dua di antaranya terbakar habis.
Dia menuduh bahwa pengunjuk rasa telah menggunakan bom molotov untuk melawan polisi, bukan petasan biasa, suar, bom pipa, dan tembakan ketapel.
Protes lebih banyak kemungkinan akan terjadi lagi di persimpangan Nang Lerng dan Din Daeng. Tavichai memperingatkan bahwa polisi akan menggunakan cara hukum yang lebih keras untuk menangani pengunjuk rasa yang dia anggap kejam serta para pendukung mereka.
Sejak Juli tahun ini, polisi Thailand telah menangkap 633 dari 878 pengunjuk rasa yang masuk dalam daftar buron.
Demonstrasi pada hari Selasa lalu dilakukan kelompok "Talufah" di persimpangan Nang Lerng, dekat Gedung Pemerintah.
Kepolisian Bangkok, seperti dikutip dari Thai PBS, Kamis (30/9/2021), mengatakan akan memanggil demonstran yang telanjang di depan pasukan polisi.
Mayor Jenderal Polisi Piya Tavichai, wakil komisaris Biro Polisi Metropolitan Bangkok, mengatakan bahwa wanita tersebut, yang diidentifikasi sebagai Worawan Sae Aung alias "Pa Pao" dapat menghadapi denda hingga 5.000 baht jika terbukti bersalah.
Pa Pao akan dijerat Pasal 388 Undang-Undang Pidana Thailand karena membuka pakaian di depan umum. Aksinya itu untuk memprotes penanganan keras pasukan polisi terhadap para pengunjuk rasa.
Tavichai mengatakan bahwa sembilan pengunjuk rasa ditangkap di daerah Nang Lerng di ibu kota, menyusul bentrokan dengan polisi antihuru-hara.
Bentrokan pecah ketika para demonstran mencoba menerobos barikade kawat berduri untuk mendekati Gedung Pemerintah. Mereka menuntut penggulingan Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha.
Tuntutan lain dari kelompok “Talufah” termasuk pembentukan konstitusi baru yang dirancang oleh rakyat dan reformasi monarki.
Sebuah protes terpisah, yang diadakan oleh kelompok “Talugas”, berlangsung di kawasan Din Daeng pada Selasa malam.
Tavichai mengatakan bahwa beberapa pengunjuk rasa mengamuk, membakar dan merusak properti umum di daerah tersebut. Delapan kendaraan polisi rusak dengan dua di antaranya terbakar habis.
Dia menuduh bahwa pengunjuk rasa telah menggunakan bom molotov untuk melawan polisi, bukan petasan biasa, suar, bom pipa, dan tembakan ketapel.
Protes lebih banyak kemungkinan akan terjadi lagi di persimpangan Nang Lerng dan Din Daeng. Tavichai memperingatkan bahwa polisi akan menggunakan cara hukum yang lebih keras untuk menangani pengunjuk rasa yang dia anggap kejam serta para pendukung mereka.
Sejak Juli tahun ini, polisi Thailand telah menangkap 633 dari 878 pengunjuk rasa yang masuk dalam daftar buron.
(min)