Arab Saudi Ditekan untuk Bebaskan Pangeran Filantropis

Selasa, 02 Juni 2020 - 09:20 WIB
loading...
A A A
Kampanye Tekanan

Sebuah delegasi dari Parlemen Eropa memohon otoritas Saudi untuk membebaskan para bangsawan yang ditahan, termasuk Pangeran Salman, selama kunjungan ke Riyadh pada Februari lalu. Hal itu diungkap seorang sumber dan laporan internal dari kunjungan yang dilihat oleh AFP. (Baca juga: Kabur ke Barat, Perwira Saudi Penghubung Intelijen 5 Mata Jadi Target MBS )

"Parlemen Eropa telah meminta informasi tentang kasus ini dalam sebuah surat yang ditujukan...kepada Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman, yang (masih) belum terjawab," kata Marc Tarabella, wakil ketua delegasi Parlemen untuk hubungan dengan Semenanjung Arab, dalam tulisannya untuk Komisi Eropa.

"Saya ingin meminta Anda untuk mengangkat masalah ini...dengan otoritas tertinggi yang relevan di Arab Saudi memohon pembebasan Pangeran Salman."

"Saya tetap yakin bahwa pembebasan itu akan berdampak positif pada hubungan Parlemen Eropa dengan Arab Saudi," lanjut dia.

Secara terpisah, pelobi terkemuka Amerika Serikat; Robert Stryk Sonoran Policy Group, menandatangani kontrak senilai USD2 juta pada bulan Mei untuk mengadvokasi pembebasan sang pangeran. Menurut dokumen yang diajukan ke Departemen Kehakiman AS, lobi itu melibatkan pemerintah Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Uni Eropa.

Stryk, yang diketahui memiliki hubungan dekat dengan pemerintahan Presiden AS Donald Trump—sekutu Pangeran MBS—direkrut oleh Hashim Mughal, orang kepercayaan Pangeran Salman yang berpusat di Paris.

Seorang sumber menggambarkan Mughal, warga negara Pakistan, sebagai mantan penasihat keuangan Pangeran Salman yang mengumpulkan USD2 juta dari kekayaan pribadinya dan mengetuk teman-teman kerajaan yang berpengaruh.

Upaya internasional adalah pertaruhan yang dapat menjadi bumerang di kerajaan yang penguasa otoriternya sangat menentang kritik publik.

Tetapi, ketika seruan pribadi kepada para penguasa tidak diindahkan, kampanye tekanan bisa menjadi satu-satunya harapan pada saat kerajaan bergulat dengan kemerosotan ekonomi yang dipicu krisis Covid-19 dan kegelisahan yang meningkat di Washington dengan kebijakan agresif Pangeran MBS.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Pakistan Akui Lakukan...
Pakistan Akui Lakukan Pekerjaan Kotor untuk Barat dalam Dukung Teroris
Iran Tawarkan Kemitraan...
Iran Tawarkan Kemitraan Energi Nuklir dengan AS
Trump Tawari Arab Saudi...
Trump Tawari Arab Saudi Paket Senjata Senilai Lebih dari Rp1.684 Triliun
Perbandingan Kekuatan...
Perbandingan Kekuatan Militer AS vs China 2025, Dua Superpower yang Berseteru
Perbandingan Pangkalan...
Perbandingan Pangkalan Militer AS vs Rusia di Dunia: Sama-sama Raksasa Nuklir, Siapa Lebih Kuat?
Mimpi WNI Aditya Harsono...
Mimpi WNI Aditya Harsono di AS Hancur: Ditangkap karena Coret Trailer, Terancam Dideportasi
Lockheed Martin Janjikan...
Lockheed Martin Janjikan Jet Tempur Siluman F-35 Terbaru Menjadi Ferrari Terbang Rasa F-47
Kenapa Pangeran Tampan...
Kenapa Pangeran Tampan Al-Waleed bin Khaled Al-Saud Dijuluki Sleeping Prince Arab Saudi?
Perbandingan Kekuatan...
Perbandingan Kekuatan Militer Amerika Serikat dan China 2025: Siapa Lebih Unggul?
Rekomendasi
Teknologi AI Dorong...
Teknologi AI Dorong Pengembangan Industri Pertambangan
Rumah BUMN SIG Dorong...
Rumah BUMN SIG Dorong Pemasaran Produk UMKM Rembang
Layakkah Soeharto Diberi...
Layakkah Soeharto Diberi Gelar Pahlawan Nasional?
Berita Terkini
Pakistan Akui Lakukan...
Pakistan Akui Lakukan Pekerjaan Kotor untuk Barat dalam Dukung Teroris
1 jam yang lalu
Dendam, Israel Tak akan...
Dendam, Israel Tak akan Kirim Pejabat Senior ke Pemakaman Paus Fransiskus
4 jam yang lalu
130.000 Orang Berikan...
130.000 Orang Berikan Penghormatan Terakhir pada Paus Fransiskus di Vatikan
5 jam yang lalu
Iran Tawarkan Kemitraan...
Iran Tawarkan Kemitraan Energi Nuklir dengan AS
5 jam yang lalu
Konflik Kashmir Memanas!...
Konflik Kashmir Memanas! Tentara India dan Pakistan Saling Tembak di Perbatasan
6 jam yang lalu
Trump Tawari Arab Saudi...
Trump Tawari Arab Saudi Paket Senjata Senilai Lebih dari Rp1.684 Triliun
7 jam yang lalu
Infografis
Negara-Negara Arab Kompak...
Negara-Negara Arab Kompak Menolak Bantu AS Serang Iran
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved