Jepang Peringatkan AS Berisiko Dikalahkan Kekuatan Militer China
loading...
A
A
A
TOKYO - Jepang memperingatkan bahwa Amerika Serikat (AS) berisiko dikalahkan oleh kekuatan militer China karena Beijing sekarang muncul sebagai raksasa teknologi.
Untuk itu, Tokyo menyerukan Amerika dan Jepang untuk meningkatkan kerja sama pertahanan bilateral.
Peringatan itu disampaikan Menteri Akuisisi, Teknologi dan Logistik Departemen Pertahanan Jepang, Suzuki Atsuo, yang dilansir South China Morning Post, Rabu (29/9/2021).
“Kemunculan China sebagai raksasa teknologi berarti bahwa negara-negara demokratis seperti Jepang dan AS berada di ambang kehilangan dominasi teknologi,” kata Suzuki.
Suzuki menggambarkan kemampuan militer China saat ini sebagai “revolusi teknologi”, memuji kemajuannya dalam memanfaatkan teknologi sipil, akuisisi insinyur dan ilmuwan asing, serta dugaan pencurian teknologi.
Dengan pemikiran ini, Suzuki meminta Jepang dan AS untuk berinvestasi lebih banyak dalam penelitian dan pengembangan dan untuk memperkuat kerja sama mereka dalam membangun teknologi pertahanan yang lebih baik.
Baru bulan ini, AS mengumumkan aliansi baru dengan Australia dan Inggris untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir untuk Australia dalam langkah seperti yang diminta Suzuki.
Presiden AS Joe Biden menegaskan bahwa aliansi itu dibangun di atas gagasan untuk memperkuat kekuatan negara-negara yang berpartisipasi untuk bermanuver dan bertahan melawan ancaman yang berkembang pesat.
Presiden Biden juga menjelaskan bahwa aliansi AUKUS akan mencakup berbagi teknologi siber, artificial intelligence (
AI)—khususnya AI terapan—teknologi kuantum dan beberapa kemampuan bawah laut juga.”
Untuk itu, Tokyo menyerukan Amerika dan Jepang untuk meningkatkan kerja sama pertahanan bilateral.
Peringatan itu disampaikan Menteri Akuisisi, Teknologi dan Logistik Departemen Pertahanan Jepang, Suzuki Atsuo, yang dilansir South China Morning Post, Rabu (29/9/2021).
“Kemunculan China sebagai raksasa teknologi berarti bahwa negara-negara demokratis seperti Jepang dan AS berada di ambang kehilangan dominasi teknologi,” kata Suzuki.
Suzuki menggambarkan kemampuan militer China saat ini sebagai “revolusi teknologi”, memuji kemajuannya dalam memanfaatkan teknologi sipil, akuisisi insinyur dan ilmuwan asing, serta dugaan pencurian teknologi.
Dengan pemikiran ini, Suzuki meminta Jepang dan AS untuk berinvestasi lebih banyak dalam penelitian dan pengembangan dan untuk memperkuat kerja sama mereka dalam membangun teknologi pertahanan yang lebih baik.
Baru bulan ini, AS mengumumkan aliansi baru dengan Australia dan Inggris untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir untuk Australia dalam langkah seperti yang diminta Suzuki.
Presiden AS Joe Biden menegaskan bahwa aliansi itu dibangun di atas gagasan untuk memperkuat kekuatan negara-negara yang berpartisipasi untuk bermanuver dan bertahan melawan ancaman yang berkembang pesat.
Presiden Biden juga menjelaskan bahwa aliansi AUKUS akan mencakup berbagi teknologi siber, artificial intelligence (
AI)—khususnya AI terapan—teknologi kuantum dan beberapa kemampuan bawah laut juga.”
(min)