Berpidato di Majelis Umum PBB, Abbas Ultimatum Israel
loading...
A
A
A
RAMALLAH - Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyebut Israel menghancurkan solusi dua negara dengan tindakan yang menurutnya dapat membuat warga Palestina menuntut persamaan hak dalam dwinegara tunggal yang terdiri dari Israel, Tepi Barat yang diduduki dan Gaza.
Berbicara di Majelis Umum PBB melalui tautan video dari Tepi Barat, Abbas mendesak masyarakat internasional untuk bertindak menyelamatkan formula dua negara yang selama beberapa dekade telah menjadi landasan diplomasi untuk konflik Israel-Palestina.
Abbas mengatakan Israel menghancurkan prospek penyelesaian politik berdasarkan solusi dua negara melalui permukimannya di wilayah Tepi Barat yang direbutnya dalam perang Timur Tengah 1967.
Sebagian besar negara memandang permukiman itu ilegal, posisi yang disengketakan Israel.
"Jika otoritas pendudukan Israel terus mengakar realitas satu negara apartheid seperti yang terjadi hari ini, rakyat Palestina kami dan seluruh dunia tidak akan mentolerir situasi seperti itu," kata Abbas seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (25/9/2021).
Israel sendiri menolak tuduhan apartheid.
"Keadaan di lapangan pasti akan memaksakan hak politik yang sama dan penuh untuk semua di tanah Palestina yang bersejarah, dalam satu negara. Dalam semua kasus, Israel harus memilih," kata Abbas dari Ramallah, tempat kedudukan Otoritas Palestina , dalam pemerintahan sendiri yang terbatas di Tepi Barat.
Dalam pidatonya di PBB, Abbas juga mengancam akan mencabut pengakuan Palestina atas Israel jika tidak menarik diri dari Tepi Barat, Gaza dan Yerusalem Timur dalam waktu satu tahun.
"Jika ini tidak tercapai, mengapa mempertahankan pengakuan Israel berdasarkan perbatasan 1967? Mengapa mempertahankan pengakuan ini?" kata Abbas.
Berbicara di Majelis Umum PBB melalui tautan video dari Tepi Barat, Abbas mendesak masyarakat internasional untuk bertindak menyelamatkan formula dua negara yang selama beberapa dekade telah menjadi landasan diplomasi untuk konflik Israel-Palestina.
Abbas mengatakan Israel menghancurkan prospek penyelesaian politik berdasarkan solusi dua negara melalui permukimannya di wilayah Tepi Barat yang direbutnya dalam perang Timur Tengah 1967.
Sebagian besar negara memandang permukiman itu ilegal, posisi yang disengketakan Israel.
"Jika otoritas pendudukan Israel terus mengakar realitas satu negara apartheid seperti yang terjadi hari ini, rakyat Palestina kami dan seluruh dunia tidak akan mentolerir situasi seperti itu," kata Abbas seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (25/9/2021).
Israel sendiri menolak tuduhan apartheid.
"Keadaan di lapangan pasti akan memaksakan hak politik yang sama dan penuh untuk semua di tanah Palestina yang bersejarah, dalam satu negara. Dalam semua kasus, Israel harus memilih," kata Abbas dari Ramallah, tempat kedudukan Otoritas Palestina , dalam pemerintahan sendiri yang terbatas di Tepi Barat.
Dalam pidatonya di PBB, Abbas juga mengancam akan mencabut pengakuan Palestina atas Israel jika tidak menarik diri dari Tepi Barat, Gaza dan Yerusalem Timur dalam waktu satu tahun.
"Jika ini tidak tercapai, mengapa mempertahankan pengakuan Israel berdasarkan perbatasan 1967? Mengapa mempertahankan pengakuan ini?" kata Abbas.