Lewat Operasi Senyap China Kirim Bantuan COVID-19 ke Pemberontak Myanmar
loading...
A
A
A
YANGON - Sebuah laporan terbaru menyatakan bahwa China ternyata tidak hanya mengirimkan vaksin COVID-19 kepada junta Myanmar , tetapi juga kepada kelompok pemberontak yang merupakan musuh bebuyutan para jenderal.
Beijing diketahui telah menyerahkan hampir 13 juta dosis vaksin kepada junta Myanmar, yang menggulingkan Aung San Suu Kyi pada Februari lalu dan menjerumuskan Myanmar serta sistem perawatan kesehatannya ke dalam kekacauan.
Namun Junta Myanmar tampaknya tidak berdaya untuk menghentikan penyebaran virus Corona baru . Kondisi ini membuat China takut di mana mereka mengobarkan perang "nol kasus" terhadap COVID-19 .
Jadi Beijing diam-diam mengirimkan ribuan vaksin, pekerja medis, dan bahan bangunan untuk pusat karantina, kata beberapa kelompok pemberontak Myanmar kepada AFP.
"Staf Palang Merah China kadang-kadang datang untuk membantu kami...untuk membantu kami mencegah pandemi Covid-19," kata Kolonel Naw Bu, juru bicara Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA), seperti dikutip dari France24, Rabu (22/9/2021).
"Tapi mereka tidak datang untuk tinggal di sini," tambah sang kolonel, yang kelompoknya -- berjumlah ribuan -- menguasai wilayah di perbukitan utara Myanmar yang kaya akan batu giok.
"Mereka hanya datang sebentar dan kembali," pungkasnya.
KIA adalah salah satu dari lebih dari 20 kelompok pemberontak etnis Myanmar yang telah berperang satu sama lain dan militer atas perdagangan narkoba, sumber daya alam dan otonomi. Banyak di antara kelompok pemberontak menguasai petak-petak wilayah perbatasan terpencil.
Tapi mereka semua rentan terhadap COVID-19.
Saat gelombang ketiga melanda dataran rendah Myanmar pada Juli lalu, KIA menginokulasi 10.000 orang di markas mereka Laiza dengan vaksin dari China, ungkap Naw Bu.
"Petugas kesehatan juga telah menyeberang dari China untuk mengirimkan masker dan pembersih tangan," ia menambahkan.
Ini adalah pemandangan yang kerap terjadi di sepanjang perbatasan yang keropos.
Kelompok pemberontak Partai Kemajuan Negara Bagian Shan telah memvaksinasi 1.000 orang di daerah-daerah di bawah kendalinya dengan vaksin China, kata seorang juru bicara kepada AFP.
"(Kelompok) itu telah memesan total setengah juta," tambahnya.
Beijing diketahui telah menyerahkan hampir 13 juta dosis vaksin kepada junta Myanmar, yang menggulingkan Aung San Suu Kyi pada Februari lalu dan menjerumuskan Myanmar serta sistem perawatan kesehatannya ke dalam kekacauan.
Namun Junta Myanmar tampaknya tidak berdaya untuk menghentikan penyebaran virus Corona baru . Kondisi ini membuat China takut di mana mereka mengobarkan perang "nol kasus" terhadap COVID-19 .
Jadi Beijing diam-diam mengirimkan ribuan vaksin, pekerja medis, dan bahan bangunan untuk pusat karantina, kata beberapa kelompok pemberontak Myanmar kepada AFP.
"Staf Palang Merah China kadang-kadang datang untuk membantu kami...untuk membantu kami mencegah pandemi Covid-19," kata Kolonel Naw Bu, juru bicara Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA), seperti dikutip dari France24, Rabu (22/9/2021).
"Tapi mereka tidak datang untuk tinggal di sini," tambah sang kolonel, yang kelompoknya -- berjumlah ribuan -- menguasai wilayah di perbukitan utara Myanmar yang kaya akan batu giok.
"Mereka hanya datang sebentar dan kembali," pungkasnya.
KIA adalah salah satu dari lebih dari 20 kelompok pemberontak etnis Myanmar yang telah berperang satu sama lain dan militer atas perdagangan narkoba, sumber daya alam dan otonomi. Banyak di antara kelompok pemberontak menguasai petak-petak wilayah perbatasan terpencil.
Tapi mereka semua rentan terhadap COVID-19.
Saat gelombang ketiga melanda dataran rendah Myanmar pada Juli lalu, KIA menginokulasi 10.000 orang di markas mereka Laiza dengan vaksin dari China, ungkap Naw Bu.
"Petugas kesehatan juga telah menyeberang dari China untuk mengirimkan masker dan pembersih tangan," ia menambahkan.
Ini adalah pemandangan yang kerap terjadi di sepanjang perbatasan yang keropos.
Kelompok pemberontak Partai Kemajuan Negara Bagian Shan telah memvaksinasi 1.000 orang di daerah-daerah di bawah kendalinya dengan vaksin China, kata seorang juru bicara kepada AFP.
"(Kelompok) itu telah memesan total setengah juta," tambahnya.
(ian)