Studi Ungkap Konsumsi Alkohol Sumbang 740 Ribu Kasus Kanker pada 2020
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Empat persen kasus kanker yang baru didiagnosis pada tahun 2020, setara dengan lebih dari 740 ribu kasus, dikaitkan dengan kebiasaan minum alkohol . Hal itu terungkap dalam sebuah studi global baru yang diterbitkan dalam The Lancet Oncology.
Studi tersebut memperkirakan bahwa secara global, laki-laki menyumbang 77 persen atau 568.700 kasus dari keseluruhan kasus terkait alcohol. Jumlah ini lebih besar dibandingkan dengan kaum perempuan, yang menyumbang 172.600 kasus.
Angka tersebut merupakan yang tertinggi di Asia timur, termasuk China, Vietnam, dan India, serta Eropa timur dan tengah, termasuk Inggris, Jerman, dan Prancis. Kanker kerongkongan, hati, dan payudara menyumbang jumlah kasus terbesar.
Para peneliti mengatakan, bahwa kanker ini memiliki hubungan sebab akibat yang mapan dengan konsumsi alkohol, terutama penggunaan alkohol berat atau lebih dari enam minuman beralkohol sehari.
"Kami sangat perlu meningkatkan kesadaran tentang hubungan antara konsumsi alkohol dan risiko kanker di antara pembuat kebijakan dan masyarakat umum," ucap Harriet Rumgay dari Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC), Sabtu (18/9).
"Strategi kesehatan masyarakat, seperti pengurangan ketersediaan alkohol, pelabelan produk alkohol dengan peringatan kesehatan, dan larangan pemasaran dapat mengurangi tingkat kanker yang disebabkan oleh alkohol," sambungnya, seperti dilansir Al Arabiya.
Dalam studi baru, peneliti menetapkan tingkat asupan alkohol per orang per negara untuk 2010, sepuluh tahun sebelum data kasus kanker dimunculkan. Penelitian kemudian menggabungkannya dengan perkiraan kasus kanker baru pada tahun 2020, untuk jenis kanker dengan bukti terkuat dari hubungan sebab akibat dengan alkohol dalam analisis utama mereka.
“Kebijakan pajak dan penetapan harga yang menyebabkan penurunan konsumsi alkohol di Eropa, termasuk peningkatan pajak cukai dan penetapan harga satuan minimum, juga dapat diterapkan di kawasan dunia lainnya," ujar Rumgay.
"Konteks lokal sangat penting untuk keberhasilan kebijakan seputar konsumsi alkohol dan akan menjadi kunci untuk mengurangi kasus kanker yang terkait dengan kebiasaan minum alkohol," pungkasnya.
Lihat Juga: Kisah Zara Dar, Mahasiswi IT di Amerika Serikat yang Tinggalkan Gelar PhD untuk Jadi Kreator OnlyFans
Studi tersebut memperkirakan bahwa secara global, laki-laki menyumbang 77 persen atau 568.700 kasus dari keseluruhan kasus terkait alcohol. Jumlah ini lebih besar dibandingkan dengan kaum perempuan, yang menyumbang 172.600 kasus.
Angka tersebut merupakan yang tertinggi di Asia timur, termasuk China, Vietnam, dan India, serta Eropa timur dan tengah, termasuk Inggris, Jerman, dan Prancis. Kanker kerongkongan, hati, dan payudara menyumbang jumlah kasus terbesar.
Para peneliti mengatakan, bahwa kanker ini memiliki hubungan sebab akibat yang mapan dengan konsumsi alkohol, terutama penggunaan alkohol berat atau lebih dari enam minuman beralkohol sehari.
"Kami sangat perlu meningkatkan kesadaran tentang hubungan antara konsumsi alkohol dan risiko kanker di antara pembuat kebijakan dan masyarakat umum," ucap Harriet Rumgay dari Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC), Sabtu (18/9).
"Strategi kesehatan masyarakat, seperti pengurangan ketersediaan alkohol, pelabelan produk alkohol dengan peringatan kesehatan, dan larangan pemasaran dapat mengurangi tingkat kanker yang disebabkan oleh alkohol," sambungnya, seperti dilansir Al Arabiya.
Dalam studi baru, peneliti menetapkan tingkat asupan alkohol per orang per negara untuk 2010, sepuluh tahun sebelum data kasus kanker dimunculkan. Penelitian kemudian menggabungkannya dengan perkiraan kasus kanker baru pada tahun 2020, untuk jenis kanker dengan bukti terkuat dari hubungan sebab akibat dengan alkohol dalam analisis utama mereka.
“Kebijakan pajak dan penetapan harga yang menyebabkan penurunan konsumsi alkohol di Eropa, termasuk peningkatan pajak cukai dan penetapan harga satuan minimum, juga dapat diterapkan di kawasan dunia lainnya," ujar Rumgay.
"Konteks lokal sangat penting untuk keberhasilan kebijakan seputar konsumsi alkohol dan akan menjadi kunci untuk mengurangi kasus kanker yang terkait dengan kebiasaan minum alkohol," pungkasnya.
Lihat Juga: Kisah Zara Dar, Mahasiswi IT di Amerika Serikat yang Tinggalkan Gelar PhD untuk Jadi Kreator OnlyFans
(esn)