Terungkap, Jenderal AS Telepon China karena Khawatir Trump Umumkan Perang

Rabu, 15 September 2021 - 17:34 WIB
loading...
Terungkap, Jenderal...
Kepala Staf Gabungan, Jenderal Mark Milley, diam-diam menelepon kompatriotnya dari China karena khawatir presiden AS saat itu Donald Trump mengumumkan perang. Foto/The Guardian
A A A
WASHINGTON - Seorang jenderal Amerika Serikat (AS) secara diam-diam menelepon rekannya di Beijing dua kali karena khawatir presiden saat itu Donald Trump memicu perang dengan China karena berpotensi kalah dalam pemilu dan setelahpenyerangan gedung Capitol. Begitu laporan yang diturunkan surat kabar Washington Post.

Menurut Washington Post ketua Kepala Staf Gabungan, Jenderal AS Mark Milley, menelepon Jenderal Li Zuocheng dari Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China pada 30 Oktober 2020 atau empat hari sebelum pemilu. Ia kemudian menelepon lagi pada 8 Januari, dua hari setelah pendukung Trump menyerbu Gedung Kongres AS.

"Dalam panggilan telepon itu, Milley berusaha meyakinkan Li bahwa Amerika Serikat stabil dan tidak akan menyerang dan jika ada serangan, dia akan memperingatkan rekannya sebelumnya," kata laporan itu seperti dikutip dari Al Jazeera, Rabu (15/9/2021).

Laporan itu didasarkan pada Peril, sebuah buku baru yang ditulis oleh jurnalis Bob Woodward dan Robert Costa, yang menurut mereka mengandalkan wawancara dengan 200 sumber dan akan dirilis minggu depan.

Baca juga: Jenderal Top AS: Perang dengan Rusia dan China Akan Hancurkan Dunia

Milley juga dilaporkan berdiskusi dengan pejabat tinggi lainnya, termasuk Direktur CIA saat itu Gina Haspel dan kepala Badan Keamanan Nasional Paul Nakasone, perlunya waspada di tengah kekhawatiran Trump dapat bertindak tidak rasional.

Haspel dikutip mengatakan bahwa mereka berada dalam situasi yang sangat berbahaya.

“Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa Milley telah melampaui otoritasnya dan mengambil kekuatan luar biasa untuk dirinya sendiri,” tulis para penulis.

The Washington Post melaporkan bahwa Milley termotivasi untuk menghubungi Beijing untuk kedua kalinya sebagian karena panggilan telepon pada 8 Januari dengan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi, yang telah bertanya kepada sang jenderal perlindungan apa yang ada untuk mencegah "presiden yang tidak stabil" meluncurkan nuklir.

"Dia gila. Anda tahu dia gila," kata Pelosi kepada Milley, lapor surat kabar itu, mengutip transkrip panggilan tersebut.

Menurut transkrip panggilan yang dikutip, sang jenderal menjawab: "Saya setuju dengan Anda dalam segala hal."

Baca juga: Armada Kapal Perang China Dilaporkan Berlayar Dekat Alaska, Balas Aksi AS?

Dalam sebuah pernyataan, Trump meragukan cerita itu, menyebutnya dibuat-buat. Dia mengatakan jika cerita itu benar Milley harus diadili karena pengkhianatan.

"Sebagai catatan, saya bahkan tidak pernah berpikir untuk menyerang China," kata Trump.

Kantor Milley sendiri menolak berkomentar.

Sementara itu senator dari Partai Republik Marco Rubio meminta Presiden Joe Biden untuk segera memecat Milley.

“Saya tidak perlu memberi tahu Anda bahaya yang ditimbulkan oleh perwira militer senior yang membocorkan informasi rahasia tentang operasi militer AS, tetapi saya akan menggarisbawahi bahwa subversi semacam itu merusak kemampuan Presiden untuk bernegosiasi dan memanfaatkan salah satu instrumen kekuatan nasional negara ini dalam interaksinya dengan negara asing,” kata Rubio dalam sebuah surat kepada Biden.

Ditanya tentang laporan Washington Post, Wakil Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre menolak berkomentar dan mengajukan pertanyaan itu kepada Kepala Staf Gabungan dan Departemen Pertahanan.

Trump menunjuk Milley ke jabatan militer teratas pada 2018 tetapi mulai mengkritiknya, serta orang-orang yang ditunjuk dan mantan staf, setelah kalah dalam pemilihan presiden dari Biden pada November 2020.

Baca juga: Trump: Senjata yang Ditinggalkan di Afghanistan Bisa Diotak-atik China dan Rusia
(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
AS: Jet Tempur J-10...
AS: Jet Tempur J-10 China Milik Pakistan Tembak Jatuh 2 Pesawat India, Salah Satunya Rafale
Dipantau Kim Jong-un,...
Dipantau Kim Jong-un, Korea Utara Gelar Latihan Serangan Balik Nuklir
AS Akan Bikin Bom Nuklir...
AS Akan Bikin Bom Nuklir Baru Bernama B61-13, Kekuatannya 24 Kali Lipat Bom Hiroshima
Aktivitas Sektor Jasa...
Aktivitas Sektor Jasa China Menurun di Tengah Tekanan Tarif AS
9 Fakta Unik Paus Leo...
9 Fakta Unik Paus Leo XIV yang Bikin Dunia Terbelalak
Xi Jinping Tegaskan...
Xi Jinping Tegaskan Rusia dan China akan Lawan Paksaan di Panggung Dunia
Dugaan Korupsi Besar...
Dugaan Korupsi Besar Melibatkan Microsoft Terkuak, Begini Modusnya
Terpilih Sebagai Paus...
Terpilih Sebagai Paus Baru, Kardinal Robert Prevost Gunakan Nama Leo XIV
Trump Buka Opsi Turunkan...
Trump Buka Opsi Turunkan Tarif Impor China Jelang Negosiasi Akhir Pekan Ini
Rekomendasi
TNI Kembali Tepis Isu...
TNI Kembali Tepis Isu Miring Pembatalan Mutasi Letjen Kunto: Cuma Cocokologi
Mahasiswi FSRD Ditangkap...
Mahasiswi FSRD Ditangkap Bareskrim Polri Gara-gara Buat Meme Jokowi-Prabowo, KM ITB Angkat Bicara
Prestasi Membanggakan...
Prestasi Membanggakan Pelajar Indonesia di Asia Youth International Model United Nations 17th Bangkok
Berita Terkini
Apakah Israel Mendukung...
Apakah Israel Mendukung India dalam Perang Melawan Pakistan?
Siapa Asif Ali Zardari?...
Siapa Asif Ali Zardari? Presiden Pakistan Saat Perang Melawan India
Profil Benazir Bhutto,...
Profil Benazir Bhutto, PM Wanita Pertama Pakistan yang Tewas Dibom dan Diterjang Peluru
6 Jet Tempur yang Duel...
6 Jet Tempur yang Duel Udara dalam Perang India-Pakistan
Pakistan Tembak Jatuh...
Pakistan Tembak Jatuh 25 Drone Kamikaze Israel yang Dioperasikan India
2 Tentara Israel Tewas...
2 Tentara Israel Tewas dalam Pertempuran Sengit Melawan Hamas
Infografis
J-36 China Diklaim Bisa...
J-36 China Diklaim Bisa Pecundangi Pesawat Pengebom B-21 AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved