Taliban Temukan 18 Batang Emas dan Uang Rp93 Miliar di Rumah Mantan Wapres Saleh
loading...
A
A
A
KABUL - Uang dolar Amerika Serikat (AS) senilai Rp93 miliar dan 18 batang emas ditemukan di kediaman mantan Wakil Presiden (Wapres) Afghanistan Amrullah Saleh.
Klaim itu diungkapkan Taliban pada Senin (13/9/2021). Saleh adalah wakil presiden pertama dalam pemerintahan mantan Presiden Ashraf Ghani. Saleh kemudian menyatakan dirinya sebagai presiden sementara Afghanistan setelah Ghani melarikan diri saat Taliban menyerbu Kabul.
Kepala cabang multimedia Taliban Ahmadullah Muttaqi melalui Twitter memposting video penggeledahan di kediaman Amrullah Saleh.
Video itu menunjukkan pejuang Taliban duduk di sekitar tiga koper berisi uang tunai dan beberapa batang emas.
Beberapa pejuang juga terlihat mengklik gambar tumpukan uang tunai dalam video berdurasi 1 menit 26 detik.
Muttaqi mengklaim total USD6,5 juta (Rp93 miliar) dan 18 batang emas ditemukan dari kediaman Amrullah Saleh.
Awal bulan ini, Taliban dilaporkan menyiksa dan mengeksekusi saudara laki-laki Amrullah Saleh, Rohullah Saleh selama pertempuran di lembah Panjshir.
Mantan Kepala Direktorat Keamanan Nasional Amrullah Saleh melarikan diri ke lembah Panjshir pada saat Taliban mengambil alih Kabul pada 15 Agustus 2021.
Dia kemudian bekerja sama dengan Ahmad Massoud dari Front Perlawanan Nasional (NRF) untuk menantang rezim Taliban di Kabul.
Namun, setelah dua pekan pertempuran sengit, Taliban berhasil mengibarkan bendera mereka di rumah Gubernur Panjshir pada 6 September.
Taliban juga mengeluarkan pernyataan yang mengklaim benteng terakhir perlawanan di Afghanistan telah "ditaklukkan sepenuhnya".
Saat ini keberadaan Amrullah Saleh dan Ahmad Massoud tidak diketahui.
Saleh terakhir mengatakan dalam tweet pada 3 September, "PERTAHANAN berlanjut dan akan terus berlanjut. Saya di sini dengan tanah saya, untuk tanah saya dan mempertahankan martabatnya."
Dalam wawancara eksklusif bulan lalu, Amrullah Saleh mengatakan kepada India Today bahwa dia tidak ingin "Afghanistan menjadi Taliban".
"Kami menolak Emirat Taliban, kami menolak kediktatoran, dan kami menolak perebutan kekuasaan dengan paksa," tegas Amrullah Saleh.
Klaim itu diungkapkan Taliban pada Senin (13/9/2021). Saleh adalah wakil presiden pertama dalam pemerintahan mantan Presiden Ashraf Ghani. Saleh kemudian menyatakan dirinya sebagai presiden sementara Afghanistan setelah Ghani melarikan diri saat Taliban menyerbu Kabul.
د امر الله صالې په کور کې شپږنیم میلیونه ډالر د سرو زرو له اتلس خښتو سره يوځای د اسلامي امارت د ځواکونو لاسته ولوېدل. pic.twitter.com/E5YinxvTe0 — Ahmadullah Muttaqi (@Ahmadmuttaqi01) September 13, 2021
Kepala cabang multimedia Taliban Ahmadullah Muttaqi melalui Twitter memposting video penggeledahan di kediaman Amrullah Saleh.
Video itu menunjukkan pejuang Taliban duduk di sekitar tiga koper berisi uang tunai dan beberapa batang emas.
Beberapa pejuang juga terlihat mengklik gambar tumpukan uang tunai dalam video berdurasi 1 menit 26 detik.
Muttaqi mengklaim total USD6,5 juta (Rp93 miliar) dan 18 batang emas ditemukan dari kediaman Amrullah Saleh.
Awal bulan ini, Taliban dilaporkan menyiksa dan mengeksekusi saudara laki-laki Amrullah Saleh, Rohullah Saleh selama pertempuran di lembah Panjshir.
Mantan Kepala Direktorat Keamanan Nasional Amrullah Saleh melarikan diri ke lembah Panjshir pada saat Taliban mengambil alih Kabul pada 15 Agustus 2021.
Dia kemudian bekerja sama dengan Ahmad Massoud dari Front Perlawanan Nasional (NRF) untuk menantang rezim Taliban di Kabul.
Namun, setelah dua pekan pertempuran sengit, Taliban berhasil mengibarkan bendera mereka di rumah Gubernur Panjshir pada 6 September.
Taliban juga mengeluarkan pernyataan yang mengklaim benteng terakhir perlawanan di Afghanistan telah "ditaklukkan sepenuhnya".
Saat ini keberadaan Amrullah Saleh dan Ahmad Massoud tidak diketahui.
Saleh terakhir mengatakan dalam tweet pada 3 September, "PERTAHANAN berlanjut dan akan terus berlanjut. Saya di sini dengan tanah saya, untuk tanah saya dan mempertahankan martabatnya."
Dalam wawancara eksklusif bulan lalu, Amrullah Saleh mengatakan kepada India Today bahwa dia tidak ingin "Afghanistan menjadi Taliban".
"Kami menolak Emirat Taliban, kami menolak kediktatoran, dan kami menolak perebutan kekuasaan dengan paksa," tegas Amrullah Saleh.
(sya)