Israel: Serangan Terhadap Amerika Adalah Serangan Terhadap Kami
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid menyampaikan pesan dukungan kepada Amerika Serikat (AS) pada peringatan 20 tahun serangan teroris 11 September. Lapid mengatakan serangan terhadap Amerika adalah "serangan terhadap kami."
"Serangan teror mengerikan dan mematikan yang terjadi pada 11 September 2001, mengubah dunia," cuit Lapid.
"Saat kita menandai 20 tahun sejak hari yang mengerikan itu, saya ingin mengirim pesan kepada orang-orang Amerika Serikat dan mereka yang berusaha menyakiti mereka. Serangan terhadap Amerika, adalah serangan terhadap kami. Amerika adalah teman dan sekutu terbesar kami. Serangan terhadap teman-teman kami adalah serangan terhadap kami," sambungnya seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (12/9/2021).
AS telah menjadi sekutu kuat Israel selama bertahun-tahun. Negara Yahudi itu telah menikmati hubungan militer dan ekonomi yang erat dengan AS, memainkan peran penting dalam mempromosikan hubungan positif antara Israel dan tetangga Arabnya, termasuk Yordania, Lebanon, dan Mesir, serta beberapa negara lain dalam Kesepakatan Abraham. AS juga sering berpihak kepada Israel terkait program nuklir dan tuduhan pengembangan senjata nuklir Iran.
Kebijakan luar negeri AS secara keseluruhan di Timur Tengah terkait erat dengan negara Yahudi itu. Kongres Amerika Serikat bersikeras untuk mempertahankan hubungan yang dekat dan mendukung dengan Israel.
Mantan presiden AS Donald Trump bertindak sebagai teman bagi negara Timur Tengah selama masa jabatannya di Gedung Putih. Di bawah Trump, AS mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, membuka konsulat di sana pada peringatan 70 tahun kemerdekaan Israel. Pemerintahan Trump juga menjadi negara pertama yang mengakui otoritas Tel Aviv atas Dataran Tinggi Golan yang diduduki.
Terlepas dari kontroversi yang ditimbulkan oleh keputusan ini, pemerintahan Biden melanjutkan hubungan bilateral saat ini. Namun, selama eskalasi konflik antara Israel dan Hamas bulan Mei, beberapa kritikus menyarankan agar respons Gedung Putih terhadap konflik yang berkobar diredam.
"Serangan teror mengerikan dan mematikan yang terjadi pada 11 September 2001, mengubah dunia," cuit Lapid.
"Saat kita menandai 20 tahun sejak hari yang mengerikan itu, saya ingin mengirim pesan kepada orang-orang Amerika Serikat dan mereka yang berusaha menyakiti mereka. Serangan terhadap Amerika, adalah serangan terhadap kami. Amerika adalah teman dan sekutu terbesar kami. Serangan terhadap teman-teman kami adalah serangan terhadap kami," sambungnya seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (12/9/2021).
AS telah menjadi sekutu kuat Israel selama bertahun-tahun. Negara Yahudi itu telah menikmati hubungan militer dan ekonomi yang erat dengan AS, memainkan peran penting dalam mempromosikan hubungan positif antara Israel dan tetangga Arabnya, termasuk Yordania, Lebanon, dan Mesir, serta beberapa negara lain dalam Kesepakatan Abraham. AS juga sering berpihak kepada Israel terkait program nuklir dan tuduhan pengembangan senjata nuklir Iran.
Kebijakan luar negeri AS secara keseluruhan di Timur Tengah terkait erat dengan negara Yahudi itu. Kongres Amerika Serikat bersikeras untuk mempertahankan hubungan yang dekat dan mendukung dengan Israel.
Mantan presiden AS Donald Trump bertindak sebagai teman bagi negara Timur Tengah selama masa jabatannya di Gedung Putih. Di bawah Trump, AS mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, membuka konsulat di sana pada peringatan 70 tahun kemerdekaan Israel. Pemerintahan Trump juga menjadi negara pertama yang mengakui otoritas Tel Aviv atas Dataran Tinggi Golan yang diduduki.
Terlepas dari kontroversi yang ditimbulkan oleh keputusan ini, pemerintahan Biden melanjutkan hubungan bilateral saat ini. Namun, selama eskalasi konflik antara Israel dan Hamas bulan Mei, beberapa kritikus menyarankan agar respons Gedung Putih terhadap konflik yang berkobar diredam.
(ian)