Israel Tolak Serahkan Dataran Tinggi Golan ke Suriah
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid mengatakan negara Zionis itu tidak mempertimbangkan untuk menyerahkan Dataran Tinggi Golan ke Suriah . Ia juga menegaskan bahwa saat ini tidak ada pembicaraan dengan Damaskus terkait Dataran Tinggi Golan dan tidak akan pernah ada di masa depan.
“Tidak ada negosiasi yang terjadi saat ini antara Israel dan Suriah. Sebenarnya tidak banyak yang bisa dinegosiasikan selain dari masalah keamanan. Israel bahkan tidak mempertimbangkan, dan tidak akan pernah, mengembalikan Dataran Tinggi Golan ke Suriah, tidak ada banyak ruang untuk negosiasi saat ini," ujarnya seperti dikutip dari Sputnik, Jumat (10/9/2021).
Ini adalah pertama kalinya pemerintah baru Israel berbicara mengenai posisinya dalam masalah Dataran Tinggi Golan sejak Naftali Bennet menjadi perdana menteri, menggantikan politisi veteran Benjamin Netanyahu awal tahun ini.
Israel merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah selama Perang Enam Hari pada tahun 1967. Pasukan Israel merebut sebagian besar wilayah itu sebagai respons atas serangan artileri dan udara oleh Republik Arab, yang datang untuk membantu Mesir dalam konflik bersenjata. Perang itu sendiri dimulai dengan serangan udara Israel terhadap pangkalan udara militer Mesir, tetapi Tel Aviv bersikeras bahwa itu adalah serangan pre-emptive.
Selama bertahun-tahun, Israel memperluas otoritasnya ke Dataran Tinggi Golan, menunjuk pejabat dan mengadakan pemilihan lokal di sana, meskipun ada protes dari beberapa komunitas lokal dan kurangnya pengakuan internasional atas kedaulatan Israel atas tanah tersebut. Namun, pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengubah sikap lama Washington tentang masalah ini pada tahun 2019, secara resmi mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai bagian dari Israel.
“Tidak ada negosiasi yang terjadi saat ini antara Israel dan Suriah. Sebenarnya tidak banyak yang bisa dinegosiasikan selain dari masalah keamanan. Israel bahkan tidak mempertimbangkan, dan tidak akan pernah, mengembalikan Dataran Tinggi Golan ke Suriah, tidak ada banyak ruang untuk negosiasi saat ini," ujarnya seperti dikutip dari Sputnik, Jumat (10/9/2021).
Ini adalah pertama kalinya pemerintah baru Israel berbicara mengenai posisinya dalam masalah Dataran Tinggi Golan sejak Naftali Bennet menjadi perdana menteri, menggantikan politisi veteran Benjamin Netanyahu awal tahun ini.
Israel merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah selama Perang Enam Hari pada tahun 1967. Pasukan Israel merebut sebagian besar wilayah itu sebagai respons atas serangan artileri dan udara oleh Republik Arab, yang datang untuk membantu Mesir dalam konflik bersenjata. Perang itu sendiri dimulai dengan serangan udara Israel terhadap pangkalan udara militer Mesir, tetapi Tel Aviv bersikeras bahwa itu adalah serangan pre-emptive.
Selama bertahun-tahun, Israel memperluas otoritasnya ke Dataran Tinggi Golan, menunjuk pejabat dan mengadakan pemilihan lokal di sana, meskipun ada protes dari beberapa komunitas lokal dan kurangnya pengakuan internasional atas kedaulatan Israel atas tanah tersebut. Namun, pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengubah sikap lama Washington tentang masalah ini pada tahun 2019, secara resmi mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai bagian dari Israel.
(ian)