Taliban Tembakkan Gas Air Mata untuk Bubarkan Protes Hak Perempuan
loading...
A
A
A
KABUL - Taliban menembakkan senjata api ke udara dan menembakkan gas air mata ke sejumlah aktivis perempuan di Kabul untuk membubarkan demonstrasi mendukung hak-hak perempuan.
Informasi itu diungkapkan seorang koresponden Sputnik pada Sabtu (4/9).
Demonstrasi berlangsung di dekat istana presiden di Kabul, Afghanistan. Kantor berita Afghanistan, TOLO, menerbitkan video yang menunjukkan pasukan Taliban mencegah perempuan melanjutkan protes.
"Para pengunjuk rasa mengatakan kekerasan dimulai setelah pasukan Taliban mencegah mereka berbaris ke istana presiden. Menurut mereka, Taliban menggunakan gas air mata untuk mencegah protes lebih lanjut," ungkap laporan TOLO.
Salah satu pengunjuk rasa dipukuli militan Taliban. Seorang reporter Afganistan membagikan video salah satu aktivis perempuan yang menderita cedera ketika Taliban membubarkan unjuk rasa.
Beberapa protes serupa terjadi di Afghanistan setelah gerakan tersebut mengumumkan rencananya mengecualikan perempuan dari kehidupan politik negara itu.
Para militan juga mengatakan hanya wanita Afghanistan yang mengenakan jilbab yang memiliki akses ke pendidikan dan pekerjaan.
Lihat Juga: Profil Hamzah Bin Laden, Anak ke 15 dari 56 Anak Osama bin Laden yang Melanjutkan Kepemimpinan Al Qaeda
Informasi itu diungkapkan seorang koresponden Sputnik pada Sabtu (4/9).
Demonstrasi berlangsung di dekat istana presiden di Kabul, Afghanistan. Kantor berita Afghanistan, TOLO, menerbitkan video yang menunjukkan pasukan Taliban mencegah perempuan melanjutkan protes.
"Para pengunjuk rasa mengatakan kekerasan dimulai setelah pasukan Taliban mencegah mereka berbaris ke istana presiden. Menurut mereka, Taliban menggunakan gas air mata untuk mencegah protes lebih lanjut," ungkap laporan TOLO.
Salah satu pengunjuk rasa dipukuli militan Taliban. Seorang reporter Afganistan membagikan video salah satu aktivis perempuan yang menderita cedera ketika Taliban membubarkan unjuk rasa.
Beberapa protes serupa terjadi di Afghanistan setelah gerakan tersebut mengumumkan rencananya mengecualikan perempuan dari kehidupan politik negara itu.
Para militan juga mengatakan hanya wanita Afghanistan yang mengenakan jilbab yang memiliki akses ke pendidikan dan pekerjaan.
Lihat Juga: Profil Hamzah Bin Laden, Anak ke 15 dari 56 Anak Osama bin Laden yang Melanjutkan Kepemimpinan Al Qaeda
(sya)