Saat Lockdown Longgar, Masjid-masjid Iran Kembali Gelar Salat Jamaah
loading...
A
A
A
TEHERAN - Para pegawai pemerintah mulai bekerja di Iran pada Sabtu (30/5). Presiden Hassan Rouhani menyatakan masjid-masjid akan kembali menggelar salat berjamaah di penjuru negeri.
Perkembangan itu terjadi meski beberapa wilayah mengalami tingkat infeksi virus corona yang tinggi.
Rouhani menyatakan dalam pidato di televisi bahwa mal perbelanjaan dapat tetap buka hingga setelah pukul 6 sore yang sebelumnya merupakan waktu tutup selama lockdown.
“Pintu-pintu masjid-masjid di penjuru negeri akan buka untuk publik untuk salat jamaah setiap hari,” kata Rouhani yang menambahkan social distancing dan protokol kesehatan lainnya harus tetap dilakukan.
Dia tidak mengatakan kapan tanggal masjid-masjid itu akan dibuka lagi. Otoritas mengambil langkah tegas untuk menjamin regulasi kesehatan dipatuhi, seperti melarang orang naik bus dan kereta jika tidak memakai masker.
Kepala Gugus Tugas Virus Corona Teheran Alireza Zali menyatakan situasi di ibu kota masih tidak memungkinkan dan pelonggaran pembatasan secara bertahap harus didampingi pengawasan aturan lebih serius. (Baca Juga: Polisi Israel Tembak Mati Pria Palestina, Dikira Bawa Pistol)
Iran menjadi negara yang mengalami dampak terburuk virus corona di Timur Tengah. Negara itu mencatat 148.950 infeksi dan 7.734 kematian akibat pandemi corona. (Baca Juga: Mahathir Dipecat dari Partai, PM Muhyiddin: Semoga Dia Beruntung)
Perkembangan itu terjadi meski beberapa wilayah mengalami tingkat infeksi virus corona yang tinggi.
Rouhani menyatakan dalam pidato di televisi bahwa mal perbelanjaan dapat tetap buka hingga setelah pukul 6 sore yang sebelumnya merupakan waktu tutup selama lockdown.
“Pintu-pintu masjid-masjid di penjuru negeri akan buka untuk publik untuk salat jamaah setiap hari,” kata Rouhani yang menambahkan social distancing dan protokol kesehatan lainnya harus tetap dilakukan.
Dia tidak mengatakan kapan tanggal masjid-masjid itu akan dibuka lagi. Otoritas mengambil langkah tegas untuk menjamin regulasi kesehatan dipatuhi, seperti melarang orang naik bus dan kereta jika tidak memakai masker.
Kepala Gugus Tugas Virus Corona Teheran Alireza Zali menyatakan situasi di ibu kota masih tidak memungkinkan dan pelonggaran pembatasan secara bertahap harus didampingi pengawasan aturan lebih serius. (Baca Juga: Polisi Israel Tembak Mati Pria Palestina, Dikira Bawa Pistol)
Iran menjadi negara yang mengalami dampak terburuk virus corona di Timur Tengah. Negara itu mencatat 148.950 infeksi dan 7.734 kematian akibat pandemi corona. (Baca Juga: Mahathir Dipecat dari Partai, PM Muhyiddin: Semoga Dia Beruntung)
(sya)