Demo 'Saya Tak Bisa Bernapas' di Seluruh AS, Ini Titik-titik Lokasinya
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Ribuan pengunjuk rasa menyerbu perimeter Barclays Center di New York ketika protes menyebar di seluruh Amerika Serikat (AS) atas pembunuhan pria kulit hitam George Floyd oleh polisi kulit putih di Minneapolis.
George Floyd, 46, awalnya ditangkap oleh sekitar empat polisi atas tuduhan menggunakan uang kertas palsu, Senin lalu. Sebuah video viral yang memicu kemarahan publik Amerika menunjukkan leher Floyd dijepit oleh polisi dengan lutut, di mana pria kulit hitam itu meneriakkan beberapa kata terakhir termasuk ucapan; "Saya tak bisa bernapas".
Floyd dinyatakan meninggal tak lama setelah dibawa ke rumah sakit. Semua polisi yang terlibat dalam penangkapan pria tersebut telah dipecat. Salah satu polisi yang terlihat menjepit leher korban dengan lutut telah ditangkap dan ditahan pada Jumat kemarin.
Polisi New York telah melakukan sejumlah penangkapan dalam demonstrasi besar-besaran Jumat di Brooklyn. Para demonstran pro-Floyd terlihat diborgol dan dimasukkan ke dalam bus kota yang berbaris di Atlantic Avenue.
Berbagai kelompok pengunjuk rasa bersorak dengan iringan musik hip hop dan berdebat dengan petugas polisi dalam kerusuhan. Beberapa dari mereka terlibat bentrok dan ditangkap setelah botol dan benda lainnya dilemparkan ke arah petugas polisi.
Ucapan terakhir Floyd "Saya tak bisa bernapas" menjadi jargon para demonstran di berbagai wilayah di Amerika. Nasib yang dialami Floyd mengingatkan pembunuhan pria kulit hitam Eric Garner oleh seorang perwira polisi New York pada Juli 2014. (Baca: Demonstran Pro George Floyd Marah di Seluruh AS, Gedung Putih Lockdown )
Mengutip laporan Reuters, Sabtu (30/5/2020), berikut demonstrasi membela Floyd yang paling menonjol di berbagai wilayah di Amerika:
Atlata
Dalam pidato yang berapi-api, Bernice King, putri termuda dari ikon hak-hak sipil Martin Luther King Jr, memohon orang untuk pulang setelah lebih dari 1.000 pengunjuk rasa berbaris ke ibu kota negara bagian Georgia. Massa beraksi di Centennial Olympic Park, memblokir lalu lintas dan jalan raya.
"Satu-satunya cara kita mendapatkan apa yang kita inginkan adalah melalui tanpa kekerasan," kata Bernice King di kota kelahiran ayahnya tersebut. "Mari kita lakukan ini dengan cara tanpa kekerasan untuk menghadapi kejahatan zaman kita."
George Floyd, 46, awalnya ditangkap oleh sekitar empat polisi atas tuduhan menggunakan uang kertas palsu, Senin lalu. Sebuah video viral yang memicu kemarahan publik Amerika menunjukkan leher Floyd dijepit oleh polisi dengan lutut, di mana pria kulit hitam itu meneriakkan beberapa kata terakhir termasuk ucapan; "Saya tak bisa bernapas".
Floyd dinyatakan meninggal tak lama setelah dibawa ke rumah sakit. Semua polisi yang terlibat dalam penangkapan pria tersebut telah dipecat. Salah satu polisi yang terlihat menjepit leher korban dengan lutut telah ditangkap dan ditahan pada Jumat kemarin.
Polisi New York telah melakukan sejumlah penangkapan dalam demonstrasi besar-besaran Jumat di Brooklyn. Para demonstran pro-Floyd terlihat diborgol dan dimasukkan ke dalam bus kota yang berbaris di Atlantic Avenue.
Berbagai kelompok pengunjuk rasa bersorak dengan iringan musik hip hop dan berdebat dengan petugas polisi dalam kerusuhan. Beberapa dari mereka terlibat bentrok dan ditangkap setelah botol dan benda lainnya dilemparkan ke arah petugas polisi.
Ucapan terakhir Floyd "Saya tak bisa bernapas" menjadi jargon para demonstran di berbagai wilayah di Amerika. Nasib yang dialami Floyd mengingatkan pembunuhan pria kulit hitam Eric Garner oleh seorang perwira polisi New York pada Juli 2014. (Baca: Demonstran Pro George Floyd Marah di Seluruh AS, Gedung Putih Lockdown )
Mengutip laporan Reuters, Sabtu (30/5/2020), berikut demonstrasi membela Floyd yang paling menonjol di berbagai wilayah di Amerika:
Atlata
Dalam pidato yang berapi-api, Bernice King, putri termuda dari ikon hak-hak sipil Martin Luther King Jr, memohon orang untuk pulang setelah lebih dari 1.000 pengunjuk rasa berbaris ke ibu kota negara bagian Georgia. Massa beraksi di Centennial Olympic Park, memblokir lalu lintas dan jalan raya.
"Satu-satunya cara kita mendapatkan apa yang kita inginkan adalah melalui tanpa kekerasan," kata Bernice King di kota kelahiran ayahnya tersebut. "Mari kita lakukan ini dengan cara tanpa kekerasan untuk menghadapi kejahatan zaman kita."