Putin: Penarikan Pasukan AS Timbulkan Masalah Bagi Rusia

Rabu, 25 Agustus 2021 - 08:46 WIB
loading...
Putin: Penarikan Pasukan...
Presiden Rusia Vladimir Putin mengkritik penarikan pasukan AS dari Afghanistan. Foto/Ilustrasi
A A A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin mengkritik Amerika Serikat (AS) dan sekutunya karena meninggalkan Afghanistan . Putin mengatakan penarikan itu dapat menimbulkan masalah bagi Rusia dan sekutunya.

"Ada bahaya bahwa teroris dan kelompok berbeda yang menemukan tempat perlindungan di Afghanistan akan menggunakan kekacauan yang ditinggalkan oleh rekan-rekan Barat kami dan mencoba meluncurkan ekspansi ke negara-negara tetangga," kata Putin.

"Itu akan menimbulkan ancaman langsung bagi negara kita dan sekutunya," imbuhnya seperti dikutip dari Newsweek, Rabu (25/8/2021).

Putin mencatat bahwa Rusia telah terlibat dalam perang 10 tahun Soviet di Afghanistan, yang berakhir ketika pasukan ditarik keluar dari negara itu pada tahun 1989. Dia mengatakan Moskow telah belajar dari konflik tersebut, dan tidak akan ikut campur di Afghanistan.

"Kami telah mengambil pelajaran yang diperlukan," kata Putin.

"Kami tidak memiliki niat untuk ikut campur dalam urusan internal Afghanistan dan, terlebih lagi, biarkan pasukan militer kami ditarik ke dalam konflik semua lawan semua," ucapnya.



Dia juga mengatakan bahwa kemungkinan peningkatan perdagangan narkoba dan masalah yang berkaitan dengan migrasi dapat menimbulkan ancaman bagi Rusia, sementara juga mencatat bahwa militan dapat menggunakan gejolak tersebut untuk mengacaukan negara-negara bekas Soviet di Asia Tengah.



Sementara itu Menteri Pertahanan Rusia telah menyuarakan keprihatinan tentang Taliban yang menyita sejumlah besar senjata, termasuk sistem rudal pertahanan udara, setelah menyapu Afghanistan.

Sergei Shoigu mengatakan bahwa Taliban telah menyita ratusan kendaraan tempur bersama dengan sejumlah pesawat tempur dan helikopter.

Dia mengungkapkan kekhawatiran khusus tentang Taliban yang memperoleh lebih dari 100 sistem rudal pertahanan udara portabel.

Shoigu mencatat bahwa masalah pengungsi Afghanistan adalah penyebab keprihatinan serius.

Kepala pertahanan Rusia menyuarakan harapan bahwa Taliban akan bergerak untuk membentuk pemerintahan inklusif yang akan mencakup semua kelompok di negara itu.

Sedangkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan Moskow sangat menentang kehadiran pasukan AS di negara-negara Asia Tengah bekas Soviet dan juga menentang upaya Amerika untuk membujuk mereka menampung pengungsi Afghanistan.

Berbicara selama kunjungan hari Selasa ke Hongaria, Lavrov mencatat bahwa Rusia dan beberapa negara Asia Tengah adalah anggota pakta keamanan yang menetapkan bahwa setiap kehadiran militer asing di kawasan itu memerlukan persetujuan bersama mereka.

Dia menambahkan bahwa kehadiran pasukan AS di salah satu negara di kawasan itu akan mengeksposnya pada potensi pukulan pembalasan.

"Menjadi tuan rumah pasukan dari AS yang secara terbuka menyatakan niat untuk menjaga Afghanistan tetap berada dalam kebingungan dan melancarkan serangan jika perlu berarti segera mengubah dirinya menjadi target," kata Lavrov.

"Saya sangat ragu bahwa negara mana pun, di Asia Tengah atau di tempat lain, akan bersedia menjadi target untuk membantu Amerika mengejar inisiatif mereka," ia menambahkan.

Diplomat top Rusia itu memperkirakan bahwa upaya Washington untuk membujuk negara-negara Asia Tengah untuk menjadi tuan rumah bagi warga Afghanistan yang bekerja dengan AS dan sekutu NATO-nya akan terbukti sia-sia.

Lavrov menuduh bahwa AS telah meminta negara-negara di kawasan itu untuk menjadi tuan rumah bagi warga Afghanistan selama beberapa bulan sebelum memberi mereka visa Amerika, tawaran yang dikritiknya dengan pedas.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Agen FSB Rusia Selidiki...
Agen FSB Rusia Selidiki Senjata Sonik di Serbia
Trump Tuntut Ukraina...
Trump Tuntut Ukraina Bayar Kembali Semua Bantuan AS dengan Bunganya
Trump Pecat Hampir Semua...
Trump Pecat Hampir Semua Karyawan Institut Perdamaian yang Didanai Kongres AS
Eks PM Inggris Tegaskan...
Eks PM Inggris Tegaskan Tidak Ada Alternatif NATO
Iran Tidak Peduli dan...
Iran Tidak Peduli dan Tak Takut dengan Ancaman Trump
Uni Eropa Bersiap untuk...
Uni Eropa Bersiap untuk Perang Besar, Berikut 4 Indikatornya
Mahasiswi PhD Asal Turki...
Mahasiswi PhD Asal Turki Ini Diculik saat Hendak Berbuka Puasa, Terancam Dideportasi dari AS karena Dituding Mendukung Hamas
Mahasiswa Turki Diculik...
Mahasiswa Turki Diculik Agen AS Saat Akan Berbuka Puasa Gara-Gara Dukungan untuk Palestina
Rekomendasi
Misi Kemanusiaan TNI...
Misi Kemanusiaan TNI ke Myanmar, Helikopter Super Puma hingga Kapal Rumah Sakit Dikerahkan
Cara Membuat Ketupat...
Cara Membuat Ketupat Empuk dan Tahan Lama, Sajian Wajib saat Lebaran
Mentan Amran: Operasi...
Mentan Amran: Operasi Pasar Pangan Murah AgriPost Stabilkan Harga Pangan
Berita Terkini
Sambut Idulfitri, Hamas...
Sambut Idulfitri, Hamas Sepakati Proposal Gencatan Senjata Baru dengan Israel
8 jam yang lalu
Israel Larang Umat Islam...
Israel Larang Umat Islam Palestina Gelar Salat Id di Masjid Ibrahimi
11 jam yang lalu
Rakyat Palestina Rayakan...
Rakyat Palestina Rayakan Idulfitri, Israel Intensifkan Serangan Darat dengan Kirim Ribuan Tentara ke Rafah
11 jam yang lalu
Ditinggal AS dan Eropa,...
Ditinggal AS dan Eropa, Presiden Ukraina Memiliki Misi Rahasia ke China dan Brasil
12 jam yang lalu
Agen FSB Rusia Selidiki...
Agen FSB Rusia Selidiki Senjata Sonik di Serbia
13 jam yang lalu
Mengapa Ukraina dan...
Mengapa Ukraina dan AS Kalah 5-0 dalam Perundingan dengan Rusia?
14 jam yang lalu
Infografis
Alasan Sekutu NATO Menyesal...
Alasan Sekutu NATO Menyesal Beli Jet Tempur Siluman F-35 AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved