Minta AS Pasok Senjata dan Amunisi, Putra Pahlawan Afghanistan Siap Perangi Taliban
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Putra Ahmad Shah Massoud, salah satu pemimpin utama perlawanan anti-Soviet Afghanistan pada 1980-an, telah berjanji untuk bertahan melawan Taliban dari basisnya di lembah Panjshir.
Dalam editorial Washington Post, Ahmad Massoud, putra mantan komandan mujahidin berusia 32 tahun, mengatakan anggota militer Afghanistan termasuk beberapa dari unit elit Pasukan Khusus telah bersatu untuk perjuangannya dan dia meminta bantuan Barat.
"Kami memiliki gudang amunisi dan senjata yang telah kami kumpulkan dengan sabar sejak zaman ayah saya, karena kami tahu hari ini mungkin akan datang," katanya dalam tulisan tajuk di Washington Post seperti dikutip dari Reuters, Jumat (20/8/2021).
Ia menambahkan bahwa beberapa pasukan yang bergabung dengannya telah membawa senjata mereka.
"Jika panglima perang Taliban melancarkan serangan, mereka tentu saja akan menghadapi perlawanan keras dari kami," katanya.
Tulisan itu muncul menyusul pernyataan Amrullah Saleh, salah satu pembantu terdekat Ahmad Shah Massoud yang kemudian menjadi wakil presiden, bahwa dia adalah presiden yang sah Afghanistan setelah Ashraf Ghani melarikan diri dari Kabul ketika gerilyawan Taliban merebut ibu kota pada hari Minggu lalu.
Lembah Panjshir di utara Kabul masih dipenuhi bangkai kendaraan lapis baja Uni Soviet yang hancur dalam pertempuran yang gagal untuk menaklukkannya, dan wilayah itu juga bertahan melawan Taliban ketika mereka memerintah Afghanistan pada 1996-2001.
Ahmad Shah Massoud terbunuh beberapa hari sebelum serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat oleh militan al-Qaeda yang menikmati perlindungan Afghanistan di bawah kekuasaan Taliban, dan namanya terus membawa bobot besar baik di Afghanistan dan di seluruh dunia.
Namun masih belum jelas apakah pasukan di Panjshir akan mampu mengusir serangan pasukan Taliban, yang sejauh ini belum mencoba memasuki lembah sempit itu, atau apakah deklarasi Massoud merupakan langkah awal menuju negosiasi.
Dalam editorial Washington Post, Ahmad Massoud, putra mantan komandan mujahidin berusia 32 tahun, mengatakan anggota militer Afghanistan termasuk beberapa dari unit elit Pasukan Khusus telah bersatu untuk perjuangannya dan dia meminta bantuan Barat.
"Kami memiliki gudang amunisi dan senjata yang telah kami kumpulkan dengan sabar sejak zaman ayah saya, karena kami tahu hari ini mungkin akan datang," katanya dalam tulisan tajuk di Washington Post seperti dikutip dari Reuters, Jumat (20/8/2021).
Ia menambahkan bahwa beberapa pasukan yang bergabung dengannya telah membawa senjata mereka.
"Jika panglima perang Taliban melancarkan serangan, mereka tentu saja akan menghadapi perlawanan keras dari kami," katanya.
Tulisan itu muncul menyusul pernyataan Amrullah Saleh, salah satu pembantu terdekat Ahmad Shah Massoud yang kemudian menjadi wakil presiden, bahwa dia adalah presiden yang sah Afghanistan setelah Ashraf Ghani melarikan diri dari Kabul ketika gerilyawan Taliban merebut ibu kota pada hari Minggu lalu.
Lembah Panjshir di utara Kabul masih dipenuhi bangkai kendaraan lapis baja Uni Soviet yang hancur dalam pertempuran yang gagal untuk menaklukkannya, dan wilayah itu juga bertahan melawan Taliban ketika mereka memerintah Afghanistan pada 1996-2001.
Ahmad Shah Massoud terbunuh beberapa hari sebelum serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat oleh militan al-Qaeda yang menikmati perlindungan Afghanistan di bawah kekuasaan Taliban, dan namanya terus membawa bobot besar baik di Afghanistan dan di seluruh dunia.
Namun masih belum jelas apakah pasukan di Panjshir akan mampu mengusir serangan pasukan Taliban, yang sejauh ini belum mencoba memasuki lembah sempit itu, atau apakah deklarasi Massoud merupakan langkah awal menuju negosiasi.