Korban Tewas Banjir Bandang di Turki Tembus Angka 40 Jiwa
loading...
A
A
A
ANKARA - Korban tewas banjir bandang yang melanda Turki menembus angka 40 jiwa. Banjir, yang dipicu oleh hujan lebat dalam beberapa hari terakhir itu melanda wilayah Laut Hitam Turki.
“34 orang tewas akibat banjir di distrik Kastamonu yang mencakup Bozkurt dan enam orang lainnya tewas di Sinop,” kata Direktorat Penanggulangan Bencana dan Darurat Turki (AFAD).
Dalam satu bangunan runtuh di sepanjang tepi sungai yang meluap, 10 orang diyakini masih terkubur. Sejumlah warga yang kerabatnya masih dinyatakan hilang menunggu kabar dengan penuh kecemasan.
Ilyas Kalabalik mengaku dia sulit untuk mengetahui kabar keluarga dan kerabatnya, serta situasi terkini karena jalur telepon dan internet mati.
"Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Tidak ada listrik. Telepon seluler mati. Tidak ada penerimaan. Anda tidak dapat menerima berita dari siapa pun," ucapnya, seperti dilansir Reuters pada Sabtu (14/8/2021).
“Kami tidak tahu apakah airnya naik atau tidak, apakah membanjiri gedung atau tidak. Kami hanya menunggu, seperti ini. Istri dan anak-anak kami panik. Begitu matahari terbit di pagi hari, kami melihat petugas polisi. Mereka membawa kami dari gedung dan menaruh kami ke sebuah pompa bensin."
Kalabalik menambahkan bahwa sejumlah anggota keluarganya hilang dan dia belum mengetahui apakah mereka telah ditemukan, dan apakah mereka ditemukan dalam kondisi selamat atau tidak.
"Anak-anak bibi saya ada di sana. Bibi saya hilang. Suaminya hilang. Cucu kembarnya hilang. Istri manajer gedung kami hilang bersama dua anaknya," tukasnya.
“34 orang tewas akibat banjir di distrik Kastamonu yang mencakup Bozkurt dan enam orang lainnya tewas di Sinop,” kata Direktorat Penanggulangan Bencana dan Darurat Turki (AFAD).
Dalam satu bangunan runtuh di sepanjang tepi sungai yang meluap, 10 orang diyakini masih terkubur. Sejumlah warga yang kerabatnya masih dinyatakan hilang menunggu kabar dengan penuh kecemasan.
Ilyas Kalabalik mengaku dia sulit untuk mengetahui kabar keluarga dan kerabatnya, serta situasi terkini karena jalur telepon dan internet mati.
"Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Tidak ada listrik. Telepon seluler mati. Tidak ada penerimaan. Anda tidak dapat menerima berita dari siapa pun," ucapnya, seperti dilansir Reuters pada Sabtu (14/8/2021).
“Kami tidak tahu apakah airnya naik atau tidak, apakah membanjiri gedung atau tidak. Kami hanya menunggu, seperti ini. Istri dan anak-anak kami panik. Begitu matahari terbit di pagi hari, kami melihat petugas polisi. Mereka membawa kami dari gedung dan menaruh kami ke sebuah pompa bensin."
Kalabalik menambahkan bahwa sejumlah anggota keluarganya hilang dan dia belum mengetahui apakah mereka telah ditemukan, dan apakah mereka ditemukan dalam kondisi selamat atau tidak.
"Anak-anak bibi saya ada di sana. Bibi saya hilang. Suaminya hilang. Cucu kembarnya hilang. Istri manajer gedung kami hilang bersama dua anaknya," tukasnya.
(ian)