Kedubes AS di Kabul Hancurkan Dokumen Sensitif, Dikhawatirkan Mirip Perang Vietnam
loading...
A
A
A
Biden bersikeras bahwa ketakutan akan jalan keluar seperti Vietnam tidak berdasar. Ketika ditanya oleh seorang reporter bulan lalu tentang kemungkinan paralel dengan evakuasi Saigon, dia berkata, “Tidak ada sama sekali. Nol. Apa yang Anda miliki adalah, Anda memiliki seluruh brigade yang menerobos gerbang kedutaan kami, enam, jika saya tidak salah. Taliban bukanlah tentara Vietnam Utara. Tidak, mereka tidak sebanding dalam hal kemampuan.”
"Tidak akan ada keadaan di mana Anda melihat orang-orang dievakuasi dari atap kedutaan Amerika Serikat dari Afghanistan. Itu sama sekali tidak sebanding," katanya saat itu.
Tidak semua orang yakin. Anggota Parlemen AS, Mike Rogers, mengatakan nyawa orang Amerika telah dipertaruhkan oleh penarikan "sembrono" pasukan AS dari Afghanistan oleh Biden. Akibatnya, tambah dia, gejolak di Afghanistan tidak mengejutkan, dan yang terburuk belum datang.
"Beberapa minggu yang lalu, Presiden Biden berjanji kepada rakyat Amerika bahwa kita tidak akan memiliki momen Saigon di Afghanistan," kata Rogers dalam sebuah pernyataan.
"Sekarang, kita menyaksikan momen Saigon Presiden Biden terungkap di depan kita."
Anggota Kongres itu memperkirakan pada hari Jumat bahwa batas waktu penarikan akan terlewati karena lebih banyak pasukan dikirim ke negara Asia tengah itu.
Selain 3.000 tentara yang telah dikirim ke Afghanistan, 4.500 hingga 5.000 lainnya sedang dipindahkan ke pangkalan di Kuwait dan Qatar. Demikian dipaparkan juru bicara Pentagon John Kirby kepada wartawan, Jumat.
Sekitar 3.500 hingga 4.000 berasal dari Divisi Lintas Udara ke-82 dan akan disiagakan di Kuwait. "Kalau-kalau kami membutuhkan lebih dari 3.000 orang untuk pergi ke Kabul,” kata Kirby.
Sebanyak 1.000 sisanya akan digunakan untuk mempercepat pemrosesan visa di Qatar untuk penerjemah Afghanistan yang membantu militer AS selama perang 20 tahun dan takut akan pembalasan Taliban.
Ronald Neumann, mantan duta besar AS untuk Afghanistan, mengatakan kepada NPR bahwa generasi rakyat Afghanistan yang “membeli nilai-nilai AS” sekarang terancam. Dengan menarik alih-alih mempertahankan kekuatan penstabil kecil di tempatnya, kata dia, pemerintahan Biden sekarang harus berjuang, mengirimkan jumlah pasukan yang sama dalam kondisi buruk sementara visa imigran khusus (SIV) diproses untuk penerjemah.
"Tidak akan ada keadaan di mana Anda melihat orang-orang dievakuasi dari atap kedutaan Amerika Serikat dari Afghanistan. Itu sama sekali tidak sebanding," katanya saat itu.
Tidak semua orang yakin. Anggota Parlemen AS, Mike Rogers, mengatakan nyawa orang Amerika telah dipertaruhkan oleh penarikan "sembrono" pasukan AS dari Afghanistan oleh Biden. Akibatnya, tambah dia, gejolak di Afghanistan tidak mengejutkan, dan yang terburuk belum datang.
"Beberapa minggu yang lalu, Presiden Biden berjanji kepada rakyat Amerika bahwa kita tidak akan memiliki momen Saigon di Afghanistan," kata Rogers dalam sebuah pernyataan.
"Sekarang, kita menyaksikan momen Saigon Presiden Biden terungkap di depan kita."
Anggota Kongres itu memperkirakan pada hari Jumat bahwa batas waktu penarikan akan terlewati karena lebih banyak pasukan dikirim ke negara Asia tengah itu.
Selain 3.000 tentara yang telah dikirim ke Afghanistan, 4.500 hingga 5.000 lainnya sedang dipindahkan ke pangkalan di Kuwait dan Qatar. Demikian dipaparkan juru bicara Pentagon John Kirby kepada wartawan, Jumat.
Sekitar 3.500 hingga 4.000 berasal dari Divisi Lintas Udara ke-82 dan akan disiagakan di Kuwait. "Kalau-kalau kami membutuhkan lebih dari 3.000 orang untuk pergi ke Kabul,” kata Kirby.
Sebanyak 1.000 sisanya akan digunakan untuk mempercepat pemrosesan visa di Qatar untuk penerjemah Afghanistan yang membantu militer AS selama perang 20 tahun dan takut akan pembalasan Taliban.
Ronald Neumann, mantan duta besar AS untuk Afghanistan, mengatakan kepada NPR bahwa generasi rakyat Afghanistan yang “membeli nilai-nilai AS” sekarang terancam. Dengan menarik alih-alih mempertahankan kekuatan penstabil kecil di tempatnya, kata dia, pemerintahan Biden sekarang harus berjuang, mengirimkan jumlah pasukan yang sama dalam kondisi buruk sementara visa imigran khusus (SIV) diproses untuk penerjemah.