Jerman Ogah Beri Uang ke Afghanistan Jika Terapkan Hukum Syariah
loading...
A
A
A
BERLIN - Pemerintah Jerman tidak akan memberikan dukungan keuangan apa pun ke Afghanistan jika Taliban mengambil alih kekuasaan di negara itu dan menerapkan hukum Syariah.
Sikap Jerman itu disampaikan Menteri Luar Negeri Heiko Maas kepada penyiar ZDF, Kamis (12/8/2021).
"Kami menyediakan 430 juta euro (USD505 juta) setiap tahun, kami tidak akan memberikan satu sen pun jika Taliban mengambil alih negara dan memperkenalkan hukum Syariah," katanya.
Pasukan pemerintah Afghanistan memerangi Taliban di beberapa kota pada hari ini. Kelompok itu melanjutkan serangannya, yang menurut intelijen Amerika Serikat (AS), dapat membuat mereka mengambil alih Ibu Kota Afghanistan, Kabul, dalam waktu 90 hari.
Taliban sudah merebut sembilan ibu kota provinsi di Afghanistan hanya dalam enam hari. Tiga ibu kota provinsi lainnya saat ini sedang diperebutkan dalam pertempuran berdarah.
Pasukan pemerintah Afghanistan semakin tak berdaya menghadapi serangan milisi Taliban setelah pasukan Amerika Serikat (AS) dan sekutu NATO-nya meninggalkan negara itu. Pasukan Washington tak tersisa lagi di Afghanistan per 31 Agustus 2021 seperti yang diputuskan Presiden Joe Biden.
Rezim Taliban digulingkan oleh invasi AS pada 2001 atau setelah serangan 11 September 2001 di Amerika. Namun, kini bangkit lagi.
Afghanistan memiliki total 34 provinsi. Sampai saat ini, sembilan ibu kota provinsinya telah jatuh ke tangan Taliban. Berikut timeline-nya, sebagaimana dikutip dari Reuters, Kamis (12/8/2021):
6 Agustus
Taliban mengambil alih Ibu Kota Provinsi Nimruz, Zaranj. Kota di selatan Afghanistan ini menjadi ibu kota provinsi pertama yang jatuh ke tangan kelompok tersebut sejak perang berkecamuk awal Mei.
Sikap Jerman itu disampaikan Menteri Luar Negeri Heiko Maas kepada penyiar ZDF, Kamis (12/8/2021).
"Kami menyediakan 430 juta euro (USD505 juta) setiap tahun, kami tidak akan memberikan satu sen pun jika Taliban mengambil alih negara dan memperkenalkan hukum Syariah," katanya.
Pasukan pemerintah Afghanistan memerangi Taliban di beberapa kota pada hari ini. Kelompok itu melanjutkan serangannya, yang menurut intelijen Amerika Serikat (AS), dapat membuat mereka mengambil alih Ibu Kota Afghanistan, Kabul, dalam waktu 90 hari.
Taliban sudah merebut sembilan ibu kota provinsi di Afghanistan hanya dalam enam hari. Tiga ibu kota provinsi lainnya saat ini sedang diperebutkan dalam pertempuran berdarah.
Pasukan pemerintah Afghanistan semakin tak berdaya menghadapi serangan milisi Taliban setelah pasukan Amerika Serikat (AS) dan sekutu NATO-nya meninggalkan negara itu. Pasukan Washington tak tersisa lagi di Afghanistan per 31 Agustus 2021 seperti yang diputuskan Presiden Joe Biden.
Rezim Taliban digulingkan oleh invasi AS pada 2001 atau setelah serangan 11 September 2001 di Amerika. Namun, kini bangkit lagi.
Afghanistan memiliki total 34 provinsi. Sampai saat ini, sembilan ibu kota provinsinya telah jatuh ke tangan Taliban. Berikut timeline-nya, sebagaimana dikutip dari Reuters, Kamis (12/8/2021):
6 Agustus
Taliban mengambil alih Ibu Kota Provinsi Nimruz, Zaranj. Kota di selatan Afghanistan ini menjadi ibu kota provinsi pertama yang jatuh ke tangan kelompok tersebut sejak perang berkecamuk awal Mei.