Gadis Kasta Terendah India Diperkosa Ramai-ramai, Dibunuh, dan Dikremasi Paksa
loading...
A
A
A
NEW DELHI - Seorang gadis berusia sembilan tahun dari kasta terendah di India , Dalit, telah diperkosa, dibunuh, dan dikremasi secara paksa di ibu kota New Delhi.
Keluarga gadis tersebut menuntut keadilan bagi putrinya semata wayangnya.
Insiden mengerikan itu memicu protes hari keempat di kota itu pada Rabu (4/8). Ini jadi kasus terbaru kekerasan seksual yang menargetkan komunitas "tak tersentuh" yang berada di bagian paling bawah hierarki kasta India.
Keluarga gadis itu menuduh seorang pendeta Hindu yang bekerja di krematorium setempat dan rekan-rekannya memperkosa gadis itu.
Mereka kemudian mengkremasi tubuh gadis itu tanpa persetujuan keluarga tersebut pada Minggu.
Keluarga itu, bersama dengan para komunitas kasta Dalit dan aktivis lainnya, saat ini berkemah di satu jalan di lingkungan Nangal, New Delhi, untuk menuntut keadilan.
Polisi mengatakan mereka telah menangkap empat tersangka dan membuka penyelidikan atas insiden tersebut.
Gadis itu, yang tidak dapat diidentifikasi namanya menurut hukum India, pergi untuk mengambil air minum dari pendingin air di krematorium itu menurut kata ibunya kepada Al Jazeera pada Rabu (4/8).
“Ayahnya pergi ke pasar untuk membeli sayuran. Satu jam berlalu tetapi dia tidak kembali dan saya menjadi cemas. Jadi saya bergegas ke krematorium di mana pendeta mengatakan kepada saya, 'Putrimu sudah mati’,” ujar sang ibu.
“Saya terkejut dan meminta pendeta untuk memberi tahu saya bagaimana putri saya bisa mati. Saya mengatakan kepadanya bahwa saya ingin membawanya ke kantor polisi dan rumah sakit tetapi dia menolak, dengan mengatakan, 'Jangan lakukan itu. Saya akan memberi Anda uang tetapi mari kita selesaikan masalah ini di sini. Anda tidak akan bisa melawan kasus ini',” ujar sang ibu.
Ibu gadis itu mengatakan Radhey Shyam, pendeta berusia 55 tahun, mengatakan kepadanya bahwa putrinya meninggal karena tersengat listrik saat mengisi air.
“Tapi saya merasa dia berbohong,” ujar dia kepada Al Jazeera. Dia bersikeras ingin melihat tubuh putrinya.
“Dia terbaring tak bernyawa. Ada memar di tubuhnya, wajahnya pucat dan pakaiannya basah,” kenang sang ibu, suaranya pecah.
Sementara itu, pendeta Hindu dan rekan-rekannya mengunci gerbang krematorium dan secara paksa mengkremasi tubuh gadis itu, meskipun ada protes dari ibu yang tak berdaya tersebut.
Begitu berita tentang kejadian itu menyebar, ayah gadis itu dan tetangga mereka bergegas ke krematorium.
Mereka menangkap pendeta dan tiga orang lainnya, yang menurut laporan media setempat, mengaku memperkosa gadis muda itu.
Polisi tiba beberapa saat kemudian dan menahan para tersangka. Kasus pemerkosaan beramai-ramai, pembunuhan dan pelecehan seksual terhadap seorang anak telah didaftarkan terhadap para tersangka, sementara krematorium telah disegel.
Sejak Minggu, ratusan demonstran turun ke jalan di New Delhi, menuntut hukuman mati bagi empat pria yang dituduh melakukan kejahatan itu.
Keluarga gadis itu dan penduduk Nangal telah memblokir jalan raya di luar markas tentara di daerah tersebut.
Protes kemungkinan akan meningkat di seluruh negeri, dengan beberapa kelompok kasta Dalit mengumumkan demonstrasi menentang kekejaman yang dihadapi masyarakat, khususnya perempuan Dalit.
“Ini bukan insiden satu-satunya. Hanya saja hal itu terungkap. Kekerasan seksual terhadap perempuan, terutama mereka yang berasal dari kelas terbelakang, adalah hal biasa di negara ini dan mereka harus berjuang keras untuk mendapatkan keadilan,” ujar aktivis hak-hak perempuan yang berbasis di New Delhi, Suman Dixit, yang bergabung dengan keluarga tersebut untuk menggelar protes, kepada Al Jazeera.
India dianggap sebagai salah satu tempat paling berbahaya di dunia untuk wanita.
Data Kementerian Dalam Negeri India dari tahun lalu mengatakan seorang wanita diperkosa setiap 15 menit di negara itu.
Kebanyakan kejahatan seksual dan bentuk-bentuk kejahatan lainnya menargetkan kaum Dalit yang terpinggirkan.
Keluarga gadis tersebut menuntut keadilan bagi putrinya semata wayangnya.
Insiden mengerikan itu memicu protes hari keempat di kota itu pada Rabu (4/8). Ini jadi kasus terbaru kekerasan seksual yang menargetkan komunitas "tak tersentuh" yang berada di bagian paling bawah hierarki kasta India.
Keluarga gadis itu menuduh seorang pendeta Hindu yang bekerja di krematorium setempat dan rekan-rekannya memperkosa gadis itu.
Mereka kemudian mengkremasi tubuh gadis itu tanpa persetujuan keluarga tersebut pada Minggu.
Keluarga itu, bersama dengan para komunitas kasta Dalit dan aktivis lainnya, saat ini berkemah di satu jalan di lingkungan Nangal, New Delhi, untuk menuntut keadilan.
Polisi mengatakan mereka telah menangkap empat tersangka dan membuka penyelidikan atas insiden tersebut.
Gadis itu, yang tidak dapat diidentifikasi namanya menurut hukum India, pergi untuk mengambil air minum dari pendingin air di krematorium itu menurut kata ibunya kepada Al Jazeera pada Rabu (4/8).
“Ayahnya pergi ke pasar untuk membeli sayuran. Satu jam berlalu tetapi dia tidak kembali dan saya menjadi cemas. Jadi saya bergegas ke krematorium di mana pendeta mengatakan kepada saya, 'Putrimu sudah mati’,” ujar sang ibu.
“Saya terkejut dan meminta pendeta untuk memberi tahu saya bagaimana putri saya bisa mati. Saya mengatakan kepadanya bahwa saya ingin membawanya ke kantor polisi dan rumah sakit tetapi dia menolak, dengan mengatakan, 'Jangan lakukan itu. Saya akan memberi Anda uang tetapi mari kita selesaikan masalah ini di sini. Anda tidak akan bisa melawan kasus ini',” ujar sang ibu.
Ibu gadis itu mengatakan Radhey Shyam, pendeta berusia 55 tahun, mengatakan kepadanya bahwa putrinya meninggal karena tersengat listrik saat mengisi air.
“Tapi saya merasa dia berbohong,” ujar dia kepada Al Jazeera. Dia bersikeras ingin melihat tubuh putrinya.
“Dia terbaring tak bernyawa. Ada memar di tubuhnya, wajahnya pucat dan pakaiannya basah,” kenang sang ibu, suaranya pecah.
Sementara itu, pendeta Hindu dan rekan-rekannya mengunci gerbang krematorium dan secara paksa mengkremasi tubuh gadis itu, meskipun ada protes dari ibu yang tak berdaya tersebut.
Begitu berita tentang kejadian itu menyebar, ayah gadis itu dan tetangga mereka bergegas ke krematorium.
Mereka menangkap pendeta dan tiga orang lainnya, yang menurut laporan media setempat, mengaku memperkosa gadis muda itu.
Polisi tiba beberapa saat kemudian dan menahan para tersangka. Kasus pemerkosaan beramai-ramai, pembunuhan dan pelecehan seksual terhadap seorang anak telah didaftarkan terhadap para tersangka, sementara krematorium telah disegel.
Sejak Minggu, ratusan demonstran turun ke jalan di New Delhi, menuntut hukuman mati bagi empat pria yang dituduh melakukan kejahatan itu.
Keluarga gadis itu dan penduduk Nangal telah memblokir jalan raya di luar markas tentara di daerah tersebut.
Protes kemungkinan akan meningkat di seluruh negeri, dengan beberapa kelompok kasta Dalit mengumumkan demonstrasi menentang kekejaman yang dihadapi masyarakat, khususnya perempuan Dalit.
“Ini bukan insiden satu-satunya. Hanya saja hal itu terungkap. Kekerasan seksual terhadap perempuan, terutama mereka yang berasal dari kelas terbelakang, adalah hal biasa di negara ini dan mereka harus berjuang keras untuk mendapatkan keadilan,” ujar aktivis hak-hak perempuan yang berbasis di New Delhi, Suman Dixit, yang bergabung dengan keluarga tersebut untuk menggelar protes, kepada Al Jazeera.
India dianggap sebagai salah satu tempat paling berbahaya di dunia untuk wanita.
Data Kementerian Dalam Negeri India dari tahun lalu mengatakan seorang wanita diperkosa setiap 15 menit di negara itu.
Kebanyakan kejahatan seksual dan bentuk-bentuk kejahatan lainnya menargetkan kaum Dalit yang terpinggirkan.
(sya)