Macron Minta Penjelasan PM Israel Soal Spyware Pegasus
loading...
A
A
A
PARIS - Presiden Prancis , Emmanuel Macron dilaporkan menuntut penjelasan dari Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett soal spyware Pegasus. Spyware itu dikembangkan NSO Group yang berbasis di Israel dan dikenal mampu menembus sistem keamanan ponsel yang kuat.
Menurut laporan media Israel, Channel 12, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (25/7/2021), Macron menyatakan ketidaknyamanan tentang laporan bahwa ponselnya dan pejabat pemerintah Prancis lainnya telah disusupi.
Bennett, jelas Channel 12, berjanji melakukan penyelidikan di tingkat tertinggi akan diluncurkan, tetapi mencatat insiden itu terjadi sebelum dia menjabat.
Diduga bahwa setidaknya ada 10 pemerintahan, termasuk Bahrain, Kazakhstan, Meksiko, Maroko, Azerbaijan, Hungaria, India dan Uni Emirat Arab, adalah pelanggan NSO Group dan spyware itu digunakan untuk menargetkan para aktivis, jurnalis, pengacara, dan politisi. .
Spyware dilaporkan dapat mengubah ponsel menjadi perangkat pengawasan di mana pesan, kamera, rekaman audio, dan aplikasi dapat diakses.
Sebelumnya diwartakan, Macron mengganti ponsel dan nomor teleponnya setelah media memberitakan perangkat komunikasi sebelumnya telah disadap oleh perangkat pengintai atauspyware Pegasus.
Juru bicara pemerintah Prancis, Gabriel Attal sebelumnya mengumumkan bahwa protokol keamanan, terutama yang melibatkan Macron, akan disesuaikan mengingat laporan yang dibuat oleh sekelompok jurnalis global memecahkan cerita tentang Pegasus.
Macron bukan satu-satunya kepala negara yang ada dalam daftar 50 ribukemungkinan target spyware. Nomor telepon Presiden Irak Barham Salih, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly, Presiden Dewan Eropa Charles Michel, dan banyak lagi politisi juga ditemukan dalam daftar ditemukan secara kolektif oleh jurnalis investigasi.
Menurut laporan media Israel, Channel 12, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (25/7/2021), Macron menyatakan ketidaknyamanan tentang laporan bahwa ponselnya dan pejabat pemerintah Prancis lainnya telah disusupi.
Bennett, jelas Channel 12, berjanji melakukan penyelidikan di tingkat tertinggi akan diluncurkan, tetapi mencatat insiden itu terjadi sebelum dia menjabat.
Diduga bahwa setidaknya ada 10 pemerintahan, termasuk Bahrain, Kazakhstan, Meksiko, Maroko, Azerbaijan, Hungaria, India dan Uni Emirat Arab, adalah pelanggan NSO Group dan spyware itu digunakan untuk menargetkan para aktivis, jurnalis, pengacara, dan politisi. .
Spyware dilaporkan dapat mengubah ponsel menjadi perangkat pengawasan di mana pesan, kamera, rekaman audio, dan aplikasi dapat diakses.
Sebelumnya diwartakan, Macron mengganti ponsel dan nomor teleponnya setelah media memberitakan perangkat komunikasi sebelumnya telah disadap oleh perangkat pengintai atauspyware Pegasus.
Juru bicara pemerintah Prancis, Gabriel Attal sebelumnya mengumumkan bahwa protokol keamanan, terutama yang melibatkan Macron, akan disesuaikan mengingat laporan yang dibuat oleh sekelompok jurnalis global memecahkan cerita tentang Pegasus.
Macron bukan satu-satunya kepala negara yang ada dalam daftar 50 ribukemungkinan target spyware. Nomor telepon Presiden Irak Barham Salih, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly, Presiden Dewan Eropa Charles Michel, dan banyak lagi politisi juga ditemukan dalam daftar ditemukan secara kolektif oleh jurnalis investigasi.
(ian)