Beli Sarung Tangan Jacko, Inggris Sanksi Putra Presiden Guinea Equatorial
loading...
A
A
A
LONDON - Inggris menjatuhkan sanksi kepada putra presiden Guinea Equatorial karena menyalahgunakan uang jutaan dolar dan membelanjakannya untuk rumah mewah, jet pribadi, serta sarung tangan Michael Jackson yang bertatahkan kristal senilai Rp3,9 miliar.
Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan Teodoro Obiang Mangue, putra dan wakil presiden Teodoro Obiang Nguema Mbasogo, berpartisipasi dalam pengaturan kontrak yang korup dan meminta suap, untuk mendanai gaya hidup mewah yang tidak sesuai dengan gaji resminya sebagai menteri pemerintah.
Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengumumkan sanksi baru Inggris terhadap Obiang dan empat orang lain yang terlibat dalam "korupsi serius" di Zimbabwe, Venezuela, Irak, dan Guinea Equatorial.
"Tindakan yang kami ambil hari ini menargetkan individu-individu yang telah memenuhi kantong mereka sendiri dengan mengorbankan warga negara mereka," kata Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab.
"Inggris berkomitmen untuk memerangi penyakit korupsi dan meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atas efek korosifnya," ia menambahkan.
“Korupsi menguras kekayaan negara-negara miskin, membuat rakyatnya terjebak dalam kemiskinan dan meracuni sumur demokrasi,” tukasnya seperti dikutip dari Sky News, Jumat (23/7/2021).
Inggris akan memberlakukan pembekuan aset dan larangan perjalanan terhadap lima individu untuk memastikan mereka tidak lagi dapat menyalurkan uang mereka melalui bank Inggris atau memasuki negara tersebut.
Obiang diketahui membeli sebuah mansion senilai Rp1,4 triliun di Paris, jet pribadi senilai Rp550 miliar, lusinan kendaraan mewah - di antaranya Ferrari, Bentley dan Astons Martins - serta koleksi memorabilia Jackson, termasuk sebuah sarung tangan bertatahkan kristal yang dikenakan oleh mendiang penyanyi yang akrab disapa Jacko itu selama tur Bad-nya pada 1980-an.
Pada tahun 2013, pemerintah AS terlibat dalam pertempuran hukum untuk mencegah agar sarung tangan mewah itu tidak jatuh ke tangan Obiang, dengan mengklaim bahwa itu dibeli dengan "uang kotor".
Menurut UNICEF, sepertiga penduduk Guinea Equatorial tidak memiliki akses terhadap sanitasi dasar, dan Bank Dunia memperkirakan lebih dari 76% penduduknya hidup dalam kemiskinan. Sementara itu, penyelidikan menunjukkan bahwa Obiang telah menghabiskan lebih dari Rp7,2 triliun sejak ia diangkat menjadi menteri pemerintah pada tahun 1998.
Ayahnya telah memerintah Guinea Equatorial sejak mengambil alih kekuasaan dalam kudeta pada 1979, 11 tahun setelah kemerdekaan dari Spanyol.
Kudakwashe Regimond Tagwirei dari Zimbabwe, Alex Nain Saab Moran dan Alvaro Enrique Pulido Vargas dari Venezuela, dan Nawfal Hammadi Al-Sultan dari Irak juga akan menghadapi pembatasan yang sama.
Langkah-langkah tersebut mengikuti tahap pertama sanksi Inggris yang, pada bulan April, menargetkan 22 orang yang terlibat dalam kasus korupsi serius di Rusia, Afrika Selatan, Sudan Selatan, dan Amerika Latin.
Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan Teodoro Obiang Mangue, putra dan wakil presiden Teodoro Obiang Nguema Mbasogo, berpartisipasi dalam pengaturan kontrak yang korup dan meminta suap, untuk mendanai gaya hidup mewah yang tidak sesuai dengan gaji resminya sebagai menteri pemerintah.
Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengumumkan sanksi baru Inggris terhadap Obiang dan empat orang lain yang terlibat dalam "korupsi serius" di Zimbabwe, Venezuela, Irak, dan Guinea Equatorial.
"Tindakan yang kami ambil hari ini menargetkan individu-individu yang telah memenuhi kantong mereka sendiri dengan mengorbankan warga negara mereka," kata Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab.
"Inggris berkomitmen untuk memerangi penyakit korupsi dan meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atas efek korosifnya," ia menambahkan.
“Korupsi menguras kekayaan negara-negara miskin, membuat rakyatnya terjebak dalam kemiskinan dan meracuni sumur demokrasi,” tukasnya seperti dikutip dari Sky News, Jumat (23/7/2021).
Inggris akan memberlakukan pembekuan aset dan larangan perjalanan terhadap lima individu untuk memastikan mereka tidak lagi dapat menyalurkan uang mereka melalui bank Inggris atau memasuki negara tersebut.
Obiang diketahui membeli sebuah mansion senilai Rp1,4 triliun di Paris, jet pribadi senilai Rp550 miliar, lusinan kendaraan mewah - di antaranya Ferrari, Bentley dan Astons Martins - serta koleksi memorabilia Jackson, termasuk sebuah sarung tangan bertatahkan kristal yang dikenakan oleh mendiang penyanyi yang akrab disapa Jacko itu selama tur Bad-nya pada 1980-an.
Pada tahun 2013, pemerintah AS terlibat dalam pertempuran hukum untuk mencegah agar sarung tangan mewah itu tidak jatuh ke tangan Obiang, dengan mengklaim bahwa itu dibeli dengan "uang kotor".
Menurut UNICEF, sepertiga penduduk Guinea Equatorial tidak memiliki akses terhadap sanitasi dasar, dan Bank Dunia memperkirakan lebih dari 76% penduduknya hidup dalam kemiskinan. Sementara itu, penyelidikan menunjukkan bahwa Obiang telah menghabiskan lebih dari Rp7,2 triliun sejak ia diangkat menjadi menteri pemerintah pada tahun 1998.
Ayahnya telah memerintah Guinea Equatorial sejak mengambil alih kekuasaan dalam kudeta pada 1979, 11 tahun setelah kemerdekaan dari Spanyol.
Kudakwashe Regimond Tagwirei dari Zimbabwe, Alex Nain Saab Moran dan Alvaro Enrique Pulido Vargas dari Venezuela, dan Nawfal Hammadi Al-Sultan dari Irak juga akan menghadapi pembatasan yang sama.
Langkah-langkah tersebut mengikuti tahap pertama sanksi Inggris yang, pada bulan April, menargetkan 22 orang yang terlibat dalam kasus korupsi serius di Rusia, Afrika Selatan, Sudan Selatan, dan Amerika Latin.
(ian)