Ponsel Presiden Prancis Jadi Target Spyware Pegasus Besutan Israel
loading...
A
A
A
PARIS - Nomor telepon yang digunakan oleh Presiden Prancis , Emmanuel Macron , dan sejumlah anggota penting pemerintahannya termasuk di antara target potensial spyware Pegasus yang dipasok ke beberapa pemerintah di seluruh dunia. Begitu laporan sebuah LSM yang membocorkan daftar nomor tersebut.
"Kami menemukan angka-angka ini, tetapi kami jelas tidak dapat melakukan analisis teknis pada ponsel Emmanuel Macron untuk menentukan apakah ponsel itu telah terinfeksi malware ," kata kepala Forbidden Stories, Laurent Richard, kepada televisi LCI.
"Tapi itu menunjukkan dalam hal apapun ada minat untuk melakukannya," imbuhnya seperti dikutip dari Al Araby, Rabu (21/7/2021).
Laporan ini pun mendapat tanggapan dari kantor kepresiden Prancis. "Jika fakta ini terbukti, itu jelas sangat serius," kata juru bicara kantor Macron.
Forbidden Stories, sebuah media nirlaba yang berbasis di Paris, dan Amnesty International awalnya memiliki akses ke nomor yang bocor, yang kemudian mereka bagikan dengan media termasuk The Washington Post, The Guardian, dan Le Monde.
Nomor telepon Macron termasuk di antara sekitar 50.000 yang diyakini telah diidentifikasi sebagai orang yang menarik sejak 2016 oleh klien perusahaan Israel NSO, pengembang teknologi pengawasan siber Pegasus, kata laporan itu.
Aktivis, jurnalis, dan politisi di seluruh dunia juga menjadi sasaran, memicu kekhawatiran akan pelanggaran privasi dan hak yang meluas.
Outlet berita dengan akses ke kebocoran mengatakan rincian lebih lanjut tentang mereka yang dicompromise akan dirilis dalam beberapa hari mendatang.
"Kami menemukan angka-angka ini, tetapi kami jelas tidak dapat melakukan analisis teknis pada ponsel Emmanuel Macron untuk menentukan apakah ponsel itu telah terinfeksi malware ," kata kepala Forbidden Stories, Laurent Richard, kepada televisi LCI.
"Tapi itu menunjukkan dalam hal apapun ada minat untuk melakukannya," imbuhnya seperti dikutip dari Al Araby, Rabu (21/7/2021).
Laporan ini pun mendapat tanggapan dari kantor kepresiden Prancis. "Jika fakta ini terbukti, itu jelas sangat serius," kata juru bicara kantor Macron.
Forbidden Stories, sebuah media nirlaba yang berbasis di Paris, dan Amnesty International awalnya memiliki akses ke nomor yang bocor, yang kemudian mereka bagikan dengan media termasuk The Washington Post, The Guardian, dan Le Monde.
Nomor telepon Macron termasuk di antara sekitar 50.000 yang diyakini telah diidentifikasi sebagai orang yang menarik sejak 2016 oleh klien perusahaan Israel NSO, pengembang teknologi pengawasan siber Pegasus, kata laporan itu.
Aktivis, jurnalis, dan politisi di seluruh dunia juga menjadi sasaran, memicu kekhawatiran akan pelanggaran privasi dan hak yang meluas.
Outlet berita dengan akses ke kebocoran mengatakan rincian lebih lanjut tentang mereka yang dicompromise akan dirilis dalam beberapa hari mendatang.
(ian)