Terungkap, AS Kekurangan Sistem Penangkal Rudal Hipersonik Rusia

Minggu, 18 Juli 2021 - 11:12 WIB
loading...
Terungkap, AS Kekurangan...
Gambar dari video yang dibuat oleh Kementerian Pertahanan Rusia menunjukkan rudal balistik antarbenua Avangard lepas landas dari peluncur yang dipasang di truk. Foto/Bangkok Post
A A A
WASHINGTON - Para pembuat keputusan Amerika Serikat (AS) harus khawatir dengan laju perkembangan kemampuan rudal hipersonik Rusia serta China , dan dengan kesulitan Pentagon dalam mengejar calon musuh mereka di bidang yang sama. Begitu laporan terbaru Badan Riset Kongres tentang senjata hipersonik.

Dokumen yang disusun oleh sebuah lembaga yang bertanggung jawab untuk memberi pengarahan kepada anggota parlemen AS tentang urusan militer dan hal-hal lain, menunjukkan bahwa Rusia dan China kemungkinan telah menerjunkan kendaraan luncur hipersonik operasional yang berpotensi dipersenjatai hulu ledak nuklir. Sedangkan program hipersonik AS tidak dirancang untuk digunakan dengan hulu ledak nuklir dan tidak mencapai status operasional.

Dokumen tersebut mengutip kesaksian kongres Michael Griffin, mantan wakil menteri pertahanan untuk penelitian dan teknik, yang memberi pengarahan kepada anggota parlemen.

"(AS) belum memiliki sistem yang dapat membahayakan (China dan Rusia) dengan cara yang sesuai, dan tidak memiliki pertahanan terhadap sistem (mereka)," katanya seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (18/7/2021).

Laporan tersebut selanjutnya menunjukkan bahwa anggaran militer AS saat ini mencakup USD3,2 miliar untuk penelitian senjata hipersonik, sementara permintaan untuk tahun fiskal 2022 meminta tambahan USD600 juta. Selain itu, Badan Pertahanan Rudal telah membuat permintaan terpisah sebesar USD247,9 juta untuk pertahanan hipersonik.



"Pentagon belum membuat program rekor untuk senjata hipersonik, atau membuat keputusan untuk memperoleh senjata semacam itu," tambah laporan itu. Sebaliknya, militer telah memilih untuk terus merumuskan dan mengevaluasi prototipe, konsep sistem, dan rangkaian misi.

AS memiliki lebih dari setengah lusin sistem senjata hipersonik dalam pengembangan, termasuk Air-launched Rapid Response Weapon (ARRW) untuk Angkatan Udara,Army-Navy Common Hypersonic Glide Body (CHGB), dan Navy Intermediate Conventional Prompt Strike (CPS), Senjata Hipersonik Jarak Jauh (LRHW) Angkatan Darat, Hypersonic Conventional Strike Weapon (HCSW) untuk Angkatan Udara, Hypersonic Air-breathing Weapon Concept (HAWC) juga untuk Angkatan Udara, dan Operational Fires DARPA.

Di antara proyek-proyek ini, hanya CHGB yang mendekati kemampuan operasional, dengan Angkatan Darat mengumumkan awal tahun ini bahwa mereka mengharapkan untuk mulai menerjunkan senjata dengan satu unit pada bulan September.

Namun, Badan Riset Kongres memberikan perkiraan yang lebih pesimistis tentang jangka waktu kemunculan hipersonik buatan AS, menyimpulkan bahwa Pentagon tidak mungkin memiliki sistem operasional sebelum 2023, meskipun memprioritaskan R&D hipersonik dalam anggaran berturut-turut. Laporan tersebut membenarkan penundaan dengan mengulangi beberapa kali bahwa senjata hipersonik AS harus dipersenjatai secara konvensional, membuat akurasi dan ketajaman teknis lebih penting daripada sistem Rusia atau China yang berpotensi memiliki senjata nuklir.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
Hamas Senang Trump Cabut...
Hamas Senang Trump Cabut Rencana AS Usir Warga Gaza
Ciptakan 22 Karyawan...
Ciptakan 22 Karyawan Palsu, Manajer HRD Ini Korupsi Rp36,2 Miliar
Ukraina Kehabisan Rudal...
Ukraina Kehabisan Rudal ATACMS Amerika untuk Melawan Rusia
Trump Peringatkan Putin:...
Trump Peringatkan Putin: Menolak Gencatan Senjata Akan Sangat Menghancurkan bagi Rusia
Donald Trump: Tidak...
Donald Trump: Tidak Ada yang Mengusir Rakyat Palestina dari Gaza
Jenderal Tertinggi Rusia:...
Jenderal Tertinggi Rusia: Pasukan Ukraina Dikepung di Kursk
Jakarta Masuk Puncak...
Jakarta Masuk Puncak Daftar Kota Dunia yang Akan Hadapi Banjir Dahsyat
Ukraina Setuju Gencatan...
Ukraina Setuju Gencatan Senjata 30 Hari, Ini Respons Rusia
Rekomendasi
PSI Yakin Ada Alasan...
PSI Yakin Ada Alasan Kuat di Balik Penundaan Pengangkatan CPNS dan PPPK
Mobil Dinas Dipakai...
Mobil Dinas Dipakai Mudik Lebaran, Ini Sanksinya
Shahabi Sakri Jadi Saingan...
Shahabi Sakri Jadi Saingan Ajil Ditto? Rebutin Davina Karamoy di Series Culture Shock!
Berita Terkini
Mahkamah Internasional...
Mahkamah Internasional Gelar Sidang Terbuka Kewajiban Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki
27 menit yang lalu
Bosnia Buru Presiden,...
Bosnia Buru Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Parlemen Republika Srpska
1 jam yang lalu
Penjualan Mobil Anjlok,...
Penjualan Mobil Anjlok, Volkswagen akan Produksi Senjata dan Peralatan Militer
2 jam yang lalu
Putin Kunjungi Wilayah...
Putin Kunjungi Wilayah Kursk Rusia, Seru Militer Kalahkan Ukraina Secepatnya
2 jam yang lalu
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
3 jam yang lalu
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
4 jam yang lalu
Infografis
DK PBB Setujui Resolusi...
DK PBB Setujui Resolusi AS Hentikan Perang Ukraina dan Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved