Tentara AS Hengkang, Afghanistan Minta Bantuan Rusia, China dan India
loading...
A
A
A
Pada hari Jumat kemarin, kelompok Taliban mengambil alih kota perbatasan Islam Qala, dan pos pemeriksaan Abu Nasa Farahi—keduanya wilayah kunci di sepanjang perbatasan Afghanistan-Iran.
Delawar juga berjanji untuk mengambil langkah-langkah operasional untuk memastikan ISIS tidak muncul kembali di Afghanistan.
Sejumlah pakar militer berpendapat bahwa penarikan pasukan yang tidak terburu-buru oleh Presiden AS Joe Biden dan pemerintahannya dapat mengekang pengaruh Taliban yang sekarang aktif tumbuh di wilayah tersebut.
Letnan Kolonel Angkatan Udara AS Karen Kwiatkowski, mantan analis Departemen Pertahanan AS, mengatakan kepada Sputniknews bahwa tidak mungkin pemerintah Afghanistan yang ada akan bertahan dalam beberapa bulan ke depan.
"Meskipun harus ada dorongan oleh kelompok politik dan individu tertentu untuk bergabung atau membeli secara politik dengan Taliban yang mengendalikan, dan beberapa mantan sekutu AS [di] Kabul dapat tetap dan berguna bagi Taliban, karena berusaha untuk mengakhiri perang saudara dan melanjutkan dengan pemulihan ekonomi dan perdamaian," kata Kwiatkowski.
Menurut komunitas intelijen AS, Afghanistan akan runtuh dalam waktu enam bulan setelah penarikan pasukan koalisi pimpinan AS. Perkiraan semacam itu telah membuat negara-negara lain mempertanyakan timeline penarikan pasukan AS oleh Biden yang tiba-tiba.
"Situasinya memburuk dengan cepat," demikian diumumkan Kedutaan Besar Rusia di Washington, DC, yang berbicara tentang stabilitas di kawasan itu. "Kami mengaitkannya dengan penarikan tergesa-gesa pasukan AS dan negara-negara NATO lainnya."
Delawar juga berjanji untuk mengambil langkah-langkah operasional untuk memastikan ISIS tidak muncul kembali di Afghanistan.
Sejumlah pakar militer berpendapat bahwa penarikan pasukan yang tidak terburu-buru oleh Presiden AS Joe Biden dan pemerintahannya dapat mengekang pengaruh Taliban yang sekarang aktif tumbuh di wilayah tersebut.
Letnan Kolonel Angkatan Udara AS Karen Kwiatkowski, mantan analis Departemen Pertahanan AS, mengatakan kepada Sputniknews bahwa tidak mungkin pemerintah Afghanistan yang ada akan bertahan dalam beberapa bulan ke depan.
"Meskipun harus ada dorongan oleh kelompok politik dan individu tertentu untuk bergabung atau membeli secara politik dengan Taliban yang mengendalikan, dan beberapa mantan sekutu AS [di] Kabul dapat tetap dan berguna bagi Taliban, karena berusaha untuk mengakhiri perang saudara dan melanjutkan dengan pemulihan ekonomi dan perdamaian," kata Kwiatkowski.
Menurut komunitas intelijen AS, Afghanistan akan runtuh dalam waktu enam bulan setelah penarikan pasukan koalisi pimpinan AS. Perkiraan semacam itu telah membuat negara-negara lain mempertanyakan timeline penarikan pasukan AS oleh Biden yang tiba-tiba.
"Situasinya memburuk dengan cepat," demikian diumumkan Kedutaan Besar Rusia di Washington, DC, yang berbicara tentang stabilitas di kawasan itu. "Kami mengaitkannya dengan penarikan tergesa-gesa pasukan AS dan negara-negara NATO lainnya."
(min)