Sekjen Hizbullah: Hanya Penjajah dan Pemukim yang Ada di Israel
loading...
A
A
A
BEIRUT - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hizbullah Lebanon , Sheikh Hassan Nasrallah, tak hanya tidak mengakui negara Israel tapi juga tidak mengakui status penduduk di negara Yahudi itu.
"Tidak ada orang di entitas Israel, mereka semua adalah penjajah dan pemukim," katanya dalam pernyataan yang disampaikan saat pembukaan konferensi "Palestine Emerges Victorious" di Coral Beach Hotel di Beirut, Lebanon, hari Senin.
Konferensi itu, menurut kantor berita Iran; Mehr, diselenggarakan untuk memperbarui wacana media dan mengelola konfrontasi dengan rezim Zionis Israel.
Nasrallah juga membahas krisis ekonomi parah di Lebanon yang mengancam akan meluas pada kerusuhan sosial besar-besaran. Dia menyalahkan kebijakan Amerika Serikat (AS) sebagai "alasan utama" munculnya krisis tersebut.
"AS melarang bantuan apa pun untuk menyelesaikan krisis di Lebanon. Ini untuk melayani musuh; Israel," katanya.
Lebanon saat ini dicengkeram oleh kesengsaraan ekonomi, yang baru-baru ini diperkirakan oleh Bank Dunia dapat dimasukkan di antara tiga besar episode terburuk secara global sejak pertengahan abad ke-19.
Sementara Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab memperingatkan pada hari Selasa (6/7/2021) bahwa negaranya akan mengalami "ledakan masalah sosial" dalam beberapa hari ke depan.
Nasrallah menekankan bahwa AS dan Israel tidak dapat dipisahkan, dengan mengatakan; "Ketika menghadapi pendudukan Israel dan hegemoni Amerika, kita tidak dapat membagi konfrontasi ini."
"Tidak ada orang di entitas Israel, mereka semua adalah penjajah dan pemukim," katanya dalam pernyataan yang disampaikan saat pembukaan konferensi "Palestine Emerges Victorious" di Coral Beach Hotel di Beirut, Lebanon, hari Senin.
Konferensi itu, menurut kantor berita Iran; Mehr, diselenggarakan untuk memperbarui wacana media dan mengelola konfrontasi dengan rezim Zionis Israel.
Nasrallah juga membahas krisis ekonomi parah di Lebanon yang mengancam akan meluas pada kerusuhan sosial besar-besaran. Dia menyalahkan kebijakan Amerika Serikat (AS) sebagai "alasan utama" munculnya krisis tersebut.
"AS melarang bantuan apa pun untuk menyelesaikan krisis di Lebanon. Ini untuk melayani musuh; Israel," katanya.
Lebanon saat ini dicengkeram oleh kesengsaraan ekonomi, yang baru-baru ini diperkirakan oleh Bank Dunia dapat dimasukkan di antara tiga besar episode terburuk secara global sejak pertengahan abad ke-19.
Sementara Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab memperingatkan pada hari Selasa (6/7/2021) bahwa negaranya akan mengalami "ledakan masalah sosial" dalam beberapa hari ke depan.
Nasrallah menekankan bahwa AS dan Israel tidak dapat dipisahkan, dengan mengatakan; "Ketika menghadapi pendudukan Israel dan hegemoni Amerika, kita tidak dapat membagi konfrontasi ini."
(min)