Kremlin: Provokasi seperti Kapal Perang Inggris Menuntut Respons Keras Rusia

Senin, 05 Juli 2021 - 08:08 WIB
loading...
Kremlin: Provokasi seperti Kapal Perang Inggris Menuntut Respons Keras Rusia
Beberapa kapal perang Rusia saat mengikuti parade Navy Day di Pelabuhan Sevastopol, Crimea, 27 Juli 2019. Foto/REUTERS/Alexey Pavlishak/File Photo
A A A
MOSKOW - Masuknya kapal perang Inggris ke wilayah yang dianggap Moskow sebagai perairan teritorial Rusia di dekat Crimea bulan lalu adalah jenis provokasi yang menuntut respons keras. Hal itu disampaikan Kremlin pada hari Minggu.

Presiden Vladimir Putin mengatakan pada hari Rabu bahwa Rusia—yang melepaskan tembakan peringatan dan menjatuhkan bom di jalur kapal perang Inggris HMS Defender untuk mengusirnya keluar dari perairan Laut Hitam di lepas pantai Crimea—bisa saja menenggelamkan kapal perang tersebut.



Moskow menentang hak HMS Defender untuk melewati perairan dekat Crimea, sesuatu yang menurut London memiliki hak untuk dilakukan. Rusia menganeksasi Crimea dari Ukraina pada tahun 2014 tetapi sebagian besar dunia masih mengakuinya sebagai bagian dari Ukraina.

"Insiden itu adalah provokasi yang direncanakan dengan baik dan bahwa reaksi Putin telah menjelaskan bahwa pengulangan apa pun akan memicu respons," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.

"Jelas bahwa reaksinya tentu saja akan sulit," lanjut Peskov seperti dikutip Reuters, Senin (5/7/2021).

Dia menggemakan tuduhan Putin bahwa Washington dan London telah merencanakan episode provokasi tersebut bersama-sama.

"Saya pikir badan intelijen kami tentu tahu siapa yang mengambil keputusan itu. Tapi, tentu saja, saya pikir inti dari operasi semacam itu direncanakan oleh semua rekan senior yang sama—mereka yang berada di atas lautan," kata Peskov.



Ketegangan meningkat ketika Ukraina dan negara-negara NATO mengadakan latihan militer di Laut Hitam, yang dipantau oleh Armada Laut Hitam Rusia.

Peskov mengatakan Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) adalah elemen destabilisasi yang menyebabkan konfrontasi, tetapi Rusia tetap terbuka untuk berdialog dengan badan tersebut.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1643 seconds (0.1#10.140)