Kapal Kargo Israel Diserang 'Senjata Misterius', Terbakar di Samudra Hindia
loading...
A
A
A
BEIRUT - Sebuah kapal kargo Israel dilaporkan telah dihantam oleh "senjata misterius", yang menyebabkan kapal tersebut terbakar di Samudra Hindia bagian utara. Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Yerusalem dan Teheran.
Outlet media Lebanon Al-Mayadeen melaporkan serangan pada hari Sabtu, mengutip "sumber terpercaya," dan memposting gambar kapal yang rusak dengan asap hitam mengepul dari api di satu sisi kapal. Pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya juga telah mengkonfirmasi insiden tersebut ke Jerusalem Post. Surat kabar itu mengklaim bahwa frame laporan Al-Mayadeen yang "terkait Hizbullah " menunjukkan serangan itu adalah pembalasan Iran atas serangan pesawat tak berawak di fasilitas nuklir Iran bulan lalu di dekat Karaj.
Kapal itu dilaporkan berlabuh di pelabuhan Jeddah, di Laut Merah, dan sedang menuju Uni Emirat Arab – di sisi lain Semenanjung Arab – ketika diserang. Tidak ada laporan korban cedera, dan tingkat kerusakan tidak jelas.
Media di Israel mengidentifikasi kapal itu sebagai Tyndall, yang sebagian dimiliki oleh miliarder Israel Eyal Ofer. Kapal ini mengibarkan bendera Liberia dan dioperasikan oleh awak non-Israel seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (4/7/2021).
Bayang-bayang perang Israel dan Iran telah memanas di laut sejak 2019, dengan Israel dilaporkan menyerang kapal-kapal yang mengangkut minyak atau senjata Iran menuju Hizbullah. Kapal milik Israel lainnya dengan bendera Liberia, sebuah kapal kontainer yang disebut Lori, dihantam oleh rudal saat menuju Teluk Oman pada bulan Maret. Kapal itu rusak ringan, dan seperti dalam kasus Tyndall, para pejabat Israel menduga bahwa Iran adalah pelakunya.
Insiden terbaru ini terjadi satu hari setelah Letnan Jenderal Aviv Kohavi, kepala staf Angkatan Pertahanan Israel, memperingatkan bahwa mereka yang menyerang negaranya akan menghadapi pembalasan yang sengit.
“Siapa pun yang mencoba untuk menyakiti negara Israel tahu bahwa setiap aktivitas musuh yang ofensif, dekat atau jauh, akan dijawab dengan tanggapan terbuka atau rahasia yang signifikan,” kata Kohavi pada upacara kelulusan untuk perwira baru IDF.
“Beginilah sikap kita di masa lalu, dan beginilah sikap kita di masa depan,” tegasnya.
Lihat Juga: Israel Lebih Suka Trump atau Kamala Harris jadi Presiden AS ? Simak Penjelasan dan Alasannya
Outlet media Lebanon Al-Mayadeen melaporkan serangan pada hari Sabtu, mengutip "sumber terpercaya," dan memposting gambar kapal yang rusak dengan asap hitam mengepul dari api di satu sisi kapal. Pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya juga telah mengkonfirmasi insiden tersebut ke Jerusalem Post. Surat kabar itu mengklaim bahwa frame laporan Al-Mayadeen yang "terkait Hizbullah " menunjukkan serangan itu adalah pembalasan Iran atas serangan pesawat tak berawak di fasilitas nuklir Iran bulan lalu di dekat Karaj.
Kapal itu dilaporkan berlabuh di pelabuhan Jeddah, di Laut Merah, dan sedang menuju Uni Emirat Arab – di sisi lain Semenanjung Arab – ketika diserang. Tidak ada laporan korban cedera, dan tingkat kerusakan tidak jelas.
Media di Israel mengidentifikasi kapal itu sebagai Tyndall, yang sebagian dimiliki oleh miliarder Israel Eyal Ofer. Kapal ini mengibarkan bendera Liberia dan dioperasikan oleh awak non-Israel seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (4/7/2021).
Bayang-bayang perang Israel dan Iran telah memanas di laut sejak 2019, dengan Israel dilaporkan menyerang kapal-kapal yang mengangkut minyak atau senjata Iran menuju Hizbullah. Kapal milik Israel lainnya dengan bendera Liberia, sebuah kapal kontainer yang disebut Lori, dihantam oleh rudal saat menuju Teluk Oman pada bulan Maret. Kapal itu rusak ringan, dan seperti dalam kasus Tyndall, para pejabat Israel menduga bahwa Iran adalah pelakunya.
Insiden terbaru ini terjadi satu hari setelah Letnan Jenderal Aviv Kohavi, kepala staf Angkatan Pertahanan Israel, memperingatkan bahwa mereka yang menyerang negaranya akan menghadapi pembalasan yang sengit.
“Siapa pun yang mencoba untuk menyakiti negara Israel tahu bahwa setiap aktivitas musuh yang ofensif, dekat atau jauh, akan dijawab dengan tanggapan terbuka atau rahasia yang signifikan,” kata Kohavi pada upacara kelulusan untuk perwira baru IDF.
“Beginilah sikap kita di masa lalu, dan beginilah sikap kita di masa depan,” tegasnya.
Lihat Juga: Israel Lebih Suka Trump atau Kamala Harris jadi Presiden AS ? Simak Penjelasan dan Alasannya
(ian)