Menlu China kepada AS: China Hari Ini Tidak Sama dengan 100 Tahun Lalu

Sabtu, 03 Juli 2021 - 15:37 WIB
loading...
Menlu China kepada AS: China Hari Ini Tidak Sama dengan 100 Tahun Lalu
Menteri Luar Negeri China Wang Yi. Foto/Bloomberg
A A A
BEIJING - Menteri Luar Negeri China , Wang Yi, menguraikan sikap Beijing yang semakin menantang di panggung internasional. Ia pun mengambil beberapa gesekan dengan Amerika Serikat (AS) dan menggarisbawahi banyak sentimen dari pidato perayaan seabad Partai Komunis China pekan lalu oleh Presiden Xi Jinping.

Dalam pidato yang menyentuh topik-topik dari pandemi global hingga kontraterorisme, Korea Utara (Korut) hingga masalah nuklir Iran dan Taiwan, Wang Yi menunjukkan kepercayaan dan ketegasan China yang meningkat dalam urusan global, sambil mengkritik AS dan sekutunya karena berpegang teguh pada mentalitas Perang Dingin yang ketinggalan zaman.

"China hari ini bukan lagi negara yang sama 100 tahun yang lalu," kata Wang Yi.

“Tidak ada individu atau kekuatan yang boleh meremehkan tekad dan kapasitas rakyat China untuk menegakkan kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan negara,” tegasnya seperti dikutip dari Straits Times, Sabtu (3/7/2021).

Wang berbicara di Forum Perdamaian Dunia yang diselenggarakan oleh Universitas Tsinghua dan Institut Urusan Luar Negeri Rakyat China, sebuah kelompok kebijakan yang dikelola pemerintah.

Dalam kesempatan itu, Wang mengkritik Washington dalam berbagai masalah.

Di Afghanistan, dia mengatakan AS telah menciptakan masalah Afghanistan di tempat pertama.

“Seharusnya tidak hanya mengalihkan beban kepada orang lain dan menarik diri dari negara dengan kekacauan yang ditinggalkan tanpa pengawasan,” katanya.

"AS juga perlu mempertimbangkan kembali ancaman dan tekanan militernya yang tak henti-hentinya terhadap Korea Utara selama beberapa dekade dan mengakui serta mengatasi kekhawatiran Pyongyang yang sah," ucap Wang.

Mengenai masalah nuklir Iran, Wang mengatakan sangat penting bagi AS untuk membuat keputusan sebelumnya untuk bergabung kembali dengan perjanjian, yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA).
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1485 seconds (0.1#10.140)