Demonstran Kanada Marah, Patung Ratu Victoria dan Ratu Elizabeth II Dirobohkan

Sabtu, 03 Juli 2021 - 01:29 WIB
loading...
Demonstran Kanada Marah, Patung Ratu Victoria dan Ratu Elizabeth II Dirobohkan
Demonstran yang marah merobohkan patung Ratu Victoria di Winnipeg, Kanada. Foto/REUTERS/Shannon VanRaes
A A A
WINNIPEG - Para demonstran merobohkan patung Ratu Victoria dan Ratu Elizabeth II di kota Winnipeg, Kanada . Demonstran marah setelah penemuan sisa-sisa jasad ratusan anak pribumi di kuburan tak bertanda di bekas sekolah asrama.

Kerumunan demonstran berteriak; "tidak ada kebanggaan dalam genosida" dan kemudian merobohkan patung para ratu Inggris tersebut.



Aksi itu terjadi pada Canada Day atau Hari Kanada, Kamis, ketika perayaan tradisional berlangsung di seluruh negeri.

Namun, banyak kota membatalkan acara tahun ini karena skandal genosida anak-anak pribumi membuat orang Kanada menghadapi sejarah kolonial mereka. Perdana Menteri Justin Trudeau mengatakan hari ini akan menjadi "waktu untuk refleksi".

Hampir 1.000 kuburan tak bertanda telah ditemukan di bekas sekolahasrama di British Columbia dan Saskatchewan yang sebagian besar dijalankan oleh Gereja Katolik dan didanai oleh pemerintah.

Selama 165 tahun dan baru-baru ini pada tahun 1996, sekolah secara paksa memisahkan anak-anak pribumi dari keluarga mereka, menjadikan mereka kekurangan gizi dan pelecehan fisik dan seksual dalam apa yang disebut Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi sebagai "genosida budaya" pada tahun 2015.

Di Winnipeg, kerumunan bersorak ketika patung Ratu Victoria dirobohkan di luar badan legislatif provinsi Manitoba. Para pengunjuk rasa, banyak dari mereka mengenakan pakaian oranye, juga menendang patung yang roboh dan menari-nari di sekitarnya. Alas dan patung dipulas dengan tanda tangan cat merah.



Patung Ratu Elizabeth II di dekatnya juga ditarik ke bawah. Dia adalah kepala negara Kanada saat ini, sementara Victoria memerintah dari tahun 1837 hingga 1901 ketika Kanada menjadi bagian dari Kerajaan Inggris.

Protes untuk mendukung anak-anak pribumi juga terjadi pada hari Kamis di Toronto, pusat keuangan Kanada, sementara pawai #CancelCanadaDay di Ibu Kota Kanada; Ottawa, menarik ribuan orang untuk mendukung korban dan penyintas sistem sekolah asrama.

Vigils dan rapat umum diadakan di bagian lain negara itu. Banyak peserta mengenakan pakaian berwarna oranye yang menjadi simbol gerakan tersebut.

Dalam pesan Canada Day-nya, Trudeau mengatakan; "Penemuan sisa-sisa jasad anak di bekas sekolah telah sepatutnya mendesak kita untuk merenungkan kegagalan sejarah negara kita. Ketidakadilan masih ada untuk masyarakat adat dan banyak lainnya di Kanada," katanya.

Seorang juru bicara Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan pemerintah mengutuk setiap perusakan patung ratu.

"Pikiran kami bersama komunitas adat Kanada setelah penemuan tragis ini, dan kami mengikuti masalah ini dengan cermat dan terus terlibat dengan Pemerintah Kanada dalam masalah adat," katanya, seperti dikutip Reuters, Jumat (2/7/2021).
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1933 seconds (0.1#10.140)