Bela Palestina tapi Mesra dengan Israel, Erdogan Dicap Munafik

Rabu, 27 Mei 2020 - 03:12 WIB
loading...
Bela Palestina tapi...
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Foto/REUTERS
A A A
RIYADH - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dinilai munafik ketika dia sesumbar membela Palestina terkait pendudukan dan aneksasi Israel. Alasannya, pada saat yang bersamaan Ankara "mesra" dengan rezim Zionis dengan mengizinkan maskapai Israel El Al mendarat di Istanbul.

Anggapan itu disuarakan media Arab Saudi, Arab News, Selasa (26/5/2020). Penerbangan El Al untuk pertama kalinya dalam 10 tahun di Istanbul pada Minggu pagi untuk mengambil bantuan kemanusiaan dan peralatan pelindung bagi tim medis Amerika Serikat (AS) yang memerangi pandemi virus corona baru penyebab Covid-19.

Ketika pesawat mendarat, Erdogan mengirim pesan kepada Muslim AS dengan menyatakan kembali dukungannya terhadap hak-hak Palestina di Yerusalem dan penolakannya terhadap penindasan Israel. (Baca: Erdogan: Tidak Ada yang Bisa Merebut Tanah Palestina )

"Minggu lalu kami menyaksikan bahwa proyek pendudukan dan aneksasi baru, yang tidak menghormati kedaulatan Palestina dan hukum internasional, dilaksanakan oleh Israel," katanya.

"Saya ingin menegaskan kembali bahwa Al-Quds Al-Sharif, situs suci tiga agama dan kiblat pertama kami, adalah garis merah untuk semua Muslim di seluruh dunia," ujar Erdogan merujuk pada situs-situs suci Yerusalem. (Baca juga: Pesawat Israel Mendarat di Turki, Pertama dalam Satu Dekade )

Pemerintah persatuan baru Israel yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan politisi Benny Gantz diperkirakan akan segera bergerak maju dengan rencana untuk mencaplok petak-petak tanah Tepi Barat dan Lembah Jordan.

Turki pada bulan ini juga terlibat pembicaraan kontroversial dengan Israel mengenai perbatasan laut yang saling menguntungkan di Mediterania. Seorang analis mengatakan kepada Arab News bahwa Erdogan berusaha melakukan tindakan penyeimbangan politik yang berisiko.

"Saya pikir Turki berusaha untuk menciptakan hubungan ekonomi dengan Israel karena manfaat politik dari blokade dan isolasi telah melemah," kata Ryan Bohl, seorang analis Timur Tengah di lembaga Stratfor.

"Tetapi pada saat yang sama, mereka ingin mempertahankan beberapa tradisi simpati untuk Palestina tetap hidup bagi para pendukung yang tersisa yang masih menghargai masalah ini," ujarnya.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Mahkamah Internasional...
Mahkamah Internasional Gelar Sidang Terbuka Kewajiban Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki
Donald Trump: Tidak...
Donald Trump: Tidak Ada yang Mengusir Rakyat Palestina dari Gaza
Netanyahu Marah Luar...
Netanyahu Marah Luar Biasa dalam Sidang Korupsi: Anda Menempatkan Saya di Neraka!
Profil Mahmoud Khalil,...
Profil Mahmoud Khalil, Aktivis Muslim AS yang Ditangkap karena Menentang Kebijakan Donald Trump
90% Penduduk Gaza Kekurangan...
90% Penduduk Gaza Kekurangan Air akibat Blokade Baru Israel
5 Alasan Turki bisa...
5 Alasan Turki bisa Jadi Pemimpin NATO jika AS Keluar
Turki Blokir Latihan...
Turki Blokir Latihan Militer Israel-NATO hingga Gencatan Senjata Permanen di Gaza
Keluarga Sandera Israel...
Keluarga Sandera Israel Beri Netanyahu Waktu 24 Jam untuk Setop Pemutusan Listrik Gaza
Pemimpin Houthi Kutuk...
Pemimpin Houthi Kutuk Pembunuhan di Suriah, Tuding AS dan Israel Dukung Takfiri
Rekomendasi
Kisah Hikmah : Nilai...
Kisah Hikmah : Nilai Umur Manusia di Bulan Ramadan
Rinnai Indonesia Luncurkan...
Rinnai Indonesia Luncurkan Smart HOB RB-A2660G(B), Dilengkapi Teknologi Automatic Menu
Mobil Dinas Dipakai...
Mobil Dinas Dipakai Mudik Lebaran, Ini Sanksinya
Berita Terkini
Mahkamah Internasional...
Mahkamah Internasional Gelar Sidang Terbuka Kewajiban Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki
22 menit yang lalu
Bosnia Buru Presiden,...
Bosnia Buru Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Parlemen Republika Srpska
1 jam yang lalu
Penjualan Mobil Anjlok,...
Penjualan Mobil Anjlok, Volkswagen akan Produksi Senjata dan Peralatan Militer
2 jam yang lalu
Putin Kunjungi Wilayah...
Putin Kunjungi Wilayah Kursk Rusia, Seru Militer Kalahkan Ukraina Secepatnya
2 jam yang lalu
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
3 jam yang lalu
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
4 jam yang lalu
Infografis
10 Negara dengan Anggaran...
10 Negara dengan Anggaran Pertahanan Tertinggi pada 2025
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved