Trudeau Berharap Paus Francis Kunjungi Kanada, Minta Maaf atas Sekolah Asimilasi Paksa

Kamis, 01 Juli 2021 - 20:17 WIB
loading...
Trudeau Berharap Paus...
Trudeau berharap Paus Francis akan mengunjungi Kanada dan meminta maaf atas peran Gereja Katolik Roma dalam sekolah asimilasi paksa saat bertemu para pemimpin adat. Foto/REUTERS
A A A
OTTAWA - Perdana Menteri Kanada , Justin Trudeau berharap Paus Fransiskus akan mengunjungi Kanada dan meminta maaf atas peran Gereja Katolik Roma dalam sekolah asimilasi paksa saat bertemu para pemimpin adat. Ribuan makam anak suku adat ditemukan di dekat sekolah-sekolah asimilasi yang dikelola gereja.

Dalam beberapa pekan terakhir, komunitas Bangsa Pertama Kanada telah menemukan ratusan kuburan tak bertanda di lokasi bekas sekolah asrama,di mana anak-anak pribumi dikirim secara paksa untuk diasimilasi ke dalam masyarakat Kanada Eropa.

"Saya pikir ini adalah berita bagus, bahwa akan ada pertemuan para pemimpin adat dengan Paus Fransiskus," kata Trudeau dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (1/7/2021).

"Saya sangat berharap bahwa kali ini akan membawa Paus datang ke tanah Kanada dan meminta maaf secara langsung atas tanggung jawab yang dimiliki Gereja Katolik, ini bagian dari sejarah kami,”sambungnya.

Beberapa jam sebelum Trudeau berbicara, Lower Kootenay Band mengumumkan bahwa mereka telah menemukan 182 kuburan tidak bertanda di lokasi bekas Sekolah Misi St. Eugene di Cranbrook, British Columbia.

Paus Fransiskus sebelumnya mengatakan bahwa dia sedih dengan temuan kerangka anak-anak pribumi, tetapi belum mengeluarkan permintaan maaf resmi atas nama Vatikan.

Menurut laporan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Kanada 2015, sekitar 150 ribu anak-anak aborigin diasimilasi secara paksa melalui sekolah-sekolah perumahan dari tahun 1883 hingga 1998, sebuah proses yang disamakan dengan "genosida budaya".

Laporan tersebut menemukan bahwa sekitar 3.200 anak meninggal di sekolah-sekolah, dengan jumlah kematian terbesar terjadi sebelum tahun 1940. Sekolah juga memiliki tingkat tuberkulosis dan insiden kesehatan lainnya yang tinggi pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, dengan tingkat kematian tetap tinggi hingga tahun 1950-an
(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1704 seconds (0.1#10.140)