Israel Langgar Gencatan Senjata, Retno Desak GNB Bertindak

Selasa, 22 Juni 2021 - 21:03 WIB
loading...
Israel Langgar Gencatan...
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengusulkan tiga langkah untuk menemukan cara dalam mengatasi akar permasalahan konflik Palestina-Israel. Foto/Sindonews
A A A
JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mendesak Gerakan Non Blok (GNB) untuk mengambil langkah untuk menemukan solusi dalam mengatasi akar permasalahan konflik Palestina dengan Israel . Solusi tersebut harus tahan lama untuk akar permasalahan konflik yaitu, pendudukan.

"Seperti yang diperkirakan, Israel melanggar gencatan senjata minggu lalu," kata Retno dalam Rapat Luar Biasa Menteri Gerakan Non Blok Komite Palestina.

"Sebuah pertanyaan yang saya ajukan selama Debat UNGA (Majelis Umum PBB) di New York Mei lalu masih ada, berapa lama lagi kita akan membiarkan kekejaman ini berlanjut," sambungnya.

"Pelanggaran semacam itu oleh Israel telah menjadi normal baru, realitas baru, rutinitas baru dan akan terus demikian jika kita tidak dapat menemukan solusi yang tahan lama untuk akar permasalahan, pendudukan," katanya dalam rilis yang diterima Sindonews, Selasa (22/6/2021).



Retno pun mengusulkan kepada GNB tiga langkah penting untuk menemukan cara dalam mengatasi akar permasalahan dan bergerak melampaui manajemen krisis menuju solusi yang tahan lama.

"Pertama, GNB harus mendukung peluncuran kembali negosiasi multilateral yang kredibel," kata Retno.

Dikatakan oleh Retno, untuk waktu yang lama, tidak ada pembicaraan damai yang substantif antara Israel dan Palestina.

Dukungan GNB untuk menghidupkan kembali proses pembicaraan damai akan menjadi sangat penting, melalui platform multilateral yang ada dengan dukungan negara-negara di kawasan.

"Proses perdamaian seperti itu harus didasarkan pada solusi dua negara sesuai dengan parameter yang disepakati secara internasional," ujar Retno.

Kedua, sambung Retno, GNB harus mendukung kenegaraan Palestina.

"Kekuatan GNB ada pada jumlahnya, itulah mengapa suara kita untuk Palestina penting," tegas Retno.



GNB harus berbicara dalam satu suara untuk menghidupkan kembali komitmennya untuk mendukung kenegaraan Palestina. GNB harus menolak narasi yang memecah belah negara Palestina.

Salah satu cara untuk melakukannya, menurut Retno, adalah dengan menekan Israel untuk mengizinkan Palestina mengadakan pemilihannya. Pemilu yang kredibel di Palestina akan memperkuat kenegaraan Palestina secara keseluruhan.

"Kita harus mengulangi seruan kita kepada anggota GNB dan negara-negara lain yang belum mengakui Negara Palestina untuk melakukannya," serunya.

Ketiga, Retno melanjutkan, GNB harus mampu mencegah terulangnya kekejaman di masa depan.

"Dalam Debat UNGA Mei lalu, saya menyerukan pembentukan kehadiran internasional di Al-Quds untuk memantau dan memastikan keselamatan rakyat Palestina di wilayah pendudukan; untuk melindungi status kompleks Al Haram Al-Sharif sebagai corpus separatum, tempat suci tiga agama," kata Retno.

"GNB harus melakukan hal yang sama," cetus Retno.

"Negara-negara Anggota GNB yang saat ini duduk di Dewan Keamanan harus menjadi kekuatan pendorong untuk mendorong inisiatif ini," ucapnya.

Retno mengatakan GNB didirikan untuk mengakhiri imperialisme dan kolonialisme.



"Kami berutang kepada rakyat Palestina sebuah negara Palestina merdeka yang telah lama tertunda. Hidup berdampingan dalam pijakan yang sama dengan kita semua," kata Retno.

"Perjuangan kita masih jauh dari selesai tapi dengan bekerja sama, suatu hari nanti, saya yakin Palestina akan merdeka," pungkasnya.
(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Israel Tolak Usulan...
Israel Tolak Usulan Gencatan Senjata 5 Tahun dengan Hamas
Korban Tewas Ledakan...
Korban Tewas Ledakan Dahsyat Pelabuhan Iran Capai 70 Orang, Teheran Sebut Ada Kelalaian
Mengapa Hamas Menolak...
Mengapa Hamas Menolak Penunjukkan Hussein al-Sheikh sebagai Pengganti Mahmoud Abbas?
Meski Digaji Rp37 Juta,...
Meski Digaji Rp37 Juta, Tentara Israel Mengaku Dieksploitasi dan Risikonya Sangat Berat
3 Fakta Ledakan Pelabuhan...
3 Fakta Ledakan Pelabuhan Iran yang Menggemparkan, Benarkah Ada Keterlibatan Israel?
Ledakan Dahsyat Pelabuhan...
Ledakan Dahsyat Pelabuhan Iran Tewaskan 40 Orang dan 1.242 Luka, Ini Respons Khamenei
Siapa Hussein al-Sheikh?...
Siapa Hussein al-Sheikh? Calon Kuat Pemimpin Palestina yang Dituding sebagai Tangan Kanan Zionis
5 Cerita WNI Terjebak...
5 Cerita WNI Terjebak 18 Jam Mati Listrik di Spanyol: Enggak Ada yang Nyalain Lilin
Heboh, Konser J-Lo Berjarak...
Heboh, Konser J-Lo Berjarak Hanya 80 Km dari Kota Makkah Picu Kecaman Netizen
Rekomendasi
Menpora Dito All Out...
Menpora Dito All Out Dukung Perkembangan Biliar di Indonesia
Maskapai Penerbangan...
Maskapai Penerbangan China dan Boeing Paling Parah Kena Hantam Tarif Trump
Jokowi Hari Ini ke Polda...
Jokowi Hari Ini ke Polda Metro Laporkan Tudingan Ijazah Palsu
Berita Terkini
Kenapa Alaska Dijual...
Kenapa Alaska Dijual Rusia ke Amerika Serikat?
22 menit yang lalu
Israel Tolak Usulan...
Israel Tolak Usulan Gencatan Senjata 5 Tahun dengan Hamas
1 jam yang lalu
Amnesty Tegaskan Israel...
Amnesty Tegaskan Israel Lakukan Genosida yang Disiarkan Langsung di Gaza
2 jam yang lalu
Trump Peringatkan Ukraina...
Trump Peringatkan Ukraina Bisa Runtuh dalam 3 Tahun Tanpa Kesepakatan Damai
3 jam yang lalu
13 Negara Gabung Proyek...
13 Negara Gabung Proyek Stasiun Bulan Rusia dan China, Ada Indonesia?
9 jam yang lalu
Guru Australia dan Indonesia...
Guru Australia dan Indonesia Perkuat Hubungan
11 jam yang lalu
Infografis
Jika Diinvasi Barat,...
Jika Diinvasi Barat, Rusia Pastikan Gunakan Senjata Nuklir
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved