Bos Gangster Bilal Hamze Tewas Diberondong Peluru di CBD Sydney

Jum'at, 18 Juni 2021 - 09:47 WIB
loading...
Bos Gangster Bilal Hamze Tewas Diberondong Peluru di CBD Sydney
Bilal Hamze, bos gangster ternama di Sydney, Australia, tewas diberondong peluru oleh orang tak dikenal dari dalam mobil, semalam. Foto/News Corp Australia
A A A
SYDNEY - Bos gangster ternama Australia, Bilal Hamze, tewas diberondong peluru dari sebuah mobil hitam di CBD [Central Business District] Sydney, semalam. Pembunuhan, yang menurut polisi bergaya eksekusi brutal, ini terjadi di tengah perseteruan antar-geng kriminal di wilayah tersebut.

Bilal Hamze, 34, ditembak mati dalam berondongan peluru saat dia meninggalkan sebuah bangunan di Bridge Street sekitar pukul 22.25 ketika orang tak dikenal melepaskan tembakan dari mobil hitam.



Polisi sedang menyelidiki apakah pembunuhan ini terkait dengan perseteruan yang sedang berlangsung antara geng kriminal Sydney atau mungkin terkait dengan dampak dari Operasi Ironside pekan lalu.

Hamze, yang tahu jadi incaran rival-rivalnya, adalah sepupu dari pendiri Brothers 4 Life; Bassam Hamzy. Dia adalah anggota keluarga kedua yang ditembak mati sejak Oktober.

Layanan darurat tiba di tempat kejadian di dekat Circular Quay dan membawa Hamze ke Rumah Sakit St Vincent, di mana dia dinyatakan meninggal.

Polisi yakin pria bersenjata yang membunuh Hamze melarikan diri dengan mobil Audi dan masih buron. Sebuah kendaraan kemudian ditemukan terbakar di Northwood di pantai utara Sydney.

Pasukan serang dari kepolisian telah dibentuk dan para detektif tetap berada di sekitar Bridge Street yang tertutup antara jalan George dan Pitt pada Jumat (18/6/2021) pagi untuk memeriksa lokasi kejadian.

Detektif Inspektur Danny Doherty mengatakan penembakan itu adalah "eskalasi besar" dalam serangkaian serangan yang telah mengguncang Sydney selama 12 bulan terakhir terkait dengan perselisihan antara saingan klan Hamzy dan Alameddine.

"Polisi diberitahu bahwa sejumlah tembakan dilepaskan oleh satu orang atau lebih... lebih dari satu orang, yang sedang lewat dengan kendaraan hitam," katanya.

“Ini adalah pembunuhan ala eksekusi brutal yang dilakukan di jalan ramai di tengah CBD Sydney," ujar Doherty, seperti dikutip news.com.au.



“Sangat beruntung tidak ada anggota masyarakat yang terluka. Kami yakin dia meninggalkan sebuah bangunan di dekatnya dan saat dia berjalan ke Bridge Street, dia ditembak jatuh dengan hujan peluru," paparnya.

Doherty mengatakan para detektif sedang menyelidiki apakah penembakan itu terkait dengan konflik yang sedang berlangsung antara keluarga saingan dan jaringan kejahatan terorganisir.

"Ini jalur penyelidikan utama," katanya. "Tapi kita harus tetap berpikiran terbuka."

Dia mengatakan itu tampak jelas bahwa serangan tersebut direncanakan dengan baik. “Jelas terlihat seperti itu. Seseorang tahu di mana dia saat itu berada di tempat yang sama dan melepaskan sejumlah tembakan dan membunuhnya," paparnya.

Detektif Inspektur Robert Critchlow, Komandan Pasukan Anti-Kelompok Kriminal, mengatakan Hamze telah diberitahu ada kontrak di kepalanya tetapi mengabaikan saran polisi.

"Nasihat itu diambil dalam arti diberikan," katanya. "Dia berusaha menjalani hidupnya seperti yang dia inginkan dan dia membuat beberapa pilihan."

Detektif Critchlow mengatakan polisi juga akan menyelidiki apakah kematian itu terkait dengan dampak dari Operasi Ironside, serangan global terselubung yang membongkar dunia kriminal Australia.

"Wakil Komisaris kami minggu lalu memperkirakan bahwa kami akan melihat beberapa peningkatan kekerasan setelah hasil Operasi Ironside dan dampaknya terhadap sejumlah kelompok kriminal di Sydney," katanya.

"Ini tampaknya merupakan hasil yang mungkin dari itu."

Serangan ini adalah yang terbaru dalam serangkaian penembakan yang menargetkan anggota klan saingan Hamzy dan Alameddine di barat daya Sydney.

Pada 19 Oktober tahun lalu, saudara laki-laki Bassam Hamzy dan sepupu Hamze, Mejid Hamzy, ditembak mati di luar rumahnya di Condell Park.

Pagi itu juga rumah Ibu Hamze, Baha, juga diberondong peluru.

Seorang anggota keluarga saingan mereka, rumah Rafat Alameddine juga ditembak beberapa jam sebelum kematian Mejid Hamzy. Tidak ada dugaan Rafat Alameddine terlibat dalam kematian Hamzy.

Kekerasan menyebabkan polisi untuk menempatkan perintah pencegahan kejahatan serius pada 22 rekan keluarga Hamzy dan Alameddine, yang membatasi gerakan dan kebebasan mereka.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1887 seconds (0.1#10.140)