Hamas Beri Penghargaan ke Pejabat Houthi, Media Arab Saudi Marah
loading...
A
A
A
GAZA - Hamas, kelompok perlawanan Palestina yang berkuasa di Gaza, melakukan pertemuan dan memberikan penghargaan kepada pejabat pemberontak Houthi di Yaman. Tindakan tersebut telah memicu kemarahan media-media Arab Saudi.
Pertemuan itu berlangsung pada pada 6 Juni 2021 di kantor perwakilan Hamas di Yaman. Wakil Hamas, Mo'az Abu Shamala, bertemu dengan anggota Dewan Politik Tertinggi Houthi; Muhammad Ali al-Houthi.
Pada pertemuan tersebut, yang juga dihadiri oleh dua anggota lain dari kantor Hamas di Yaman—kepala kantor Omar al-Subakhi dan direktur urusan politik Abdallah Hadi-Abu Shamala memberi al-Houthi sebuah "Perisai Kehormatan" atas nama Hamas, sebagai penghargaan atas dukungan Houthi terhadap perjuangan Palestina.
Abu Shamala juga menyampaikan salam dari kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh kepada Houthi dan pemimpin mereka, Abd al-Malik al-Houthi. "[Hamas] menyampaikan terima kasih kepada atas upaya, inisiatif, dan kegiatan yang diumumkan Houthi dalam mendukung gerakan dan perjuangan rakyat Palestina," kata Abu Shamala.
Abu Shamala menekankan bahwa dengan semua indikasi, perlawanan adalah jalan yang benar untuk membebaskan Palestina.
Pertemuan itu, yang mencerminkan kerjasama antara dua gerakan yang menikmati dukungan politik, keuangan, dan militer Iran. Namun, pertemuan tersebut memicu kemarahan di media-media Arab Saudi.
Sejumlah media Arab Saudi menggambarkan pertemuan itu sebagai tindakan pengkhianatan oleh Hamas, yang mencerminkan dukungan terbuka untuk agen-agen Houthi Iran, yang berusaha merusak stabilitas kerajaan. Pemberian perisai kehormatan kepada Houthi juga dianggap melewati "semua garis merah".
Arab Saudi merupakan sekutu pemerintah Yaman di bawah Presiden Abd Rabbo Mansour Hadi yang diperangi pemberontak Houthi.
Menanggapi kritik pahit di Arab Saudi dan Yaman, Abu Shamala mengeluarkan siaran pers sebagai klarifikasi.
"Mengklarifikasi bahwa hubungan Hamas dengan semua komponen rakyat Yaman adalah persaudaraan dan sama-sama dekat dan bahwa Hamas tidak memihak satu pihak daripada lainnya dalam perselisihan internal di Yaman," ujarnya seperti dikutip Israel Hayom, Kamis (17/6/2021).
Analis politik Fayez Abu Shamala, yang memiliki hubungan dekat dengan Hamas, menerbitkan sebuah artikel di mana dia menolak kritik terhadap pertemuan tersebut. Dia mengeklaim bahwa Iran, Hizbullah, dan Houthi telah membantu dan mempersenjatai Hamas dan oleh karena itu layak mendapat apresiasi dan terima kasih dari rakyat Palestina.
Pertemuan itu berlangsung pada pada 6 Juni 2021 di kantor perwakilan Hamas di Yaman. Wakil Hamas, Mo'az Abu Shamala, bertemu dengan anggota Dewan Politik Tertinggi Houthi; Muhammad Ali al-Houthi.
Pada pertemuan tersebut, yang juga dihadiri oleh dua anggota lain dari kantor Hamas di Yaman—kepala kantor Omar al-Subakhi dan direktur urusan politik Abdallah Hadi-Abu Shamala memberi al-Houthi sebuah "Perisai Kehormatan" atas nama Hamas, sebagai penghargaan atas dukungan Houthi terhadap perjuangan Palestina.
Abu Shamala juga menyampaikan salam dari kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh kepada Houthi dan pemimpin mereka, Abd al-Malik al-Houthi. "[Hamas] menyampaikan terima kasih kepada atas upaya, inisiatif, dan kegiatan yang diumumkan Houthi dalam mendukung gerakan dan perjuangan rakyat Palestina," kata Abu Shamala.
Abu Shamala menekankan bahwa dengan semua indikasi, perlawanan adalah jalan yang benar untuk membebaskan Palestina.
Pertemuan itu, yang mencerminkan kerjasama antara dua gerakan yang menikmati dukungan politik, keuangan, dan militer Iran. Namun, pertemuan tersebut memicu kemarahan di media-media Arab Saudi.
Sejumlah media Arab Saudi menggambarkan pertemuan itu sebagai tindakan pengkhianatan oleh Hamas, yang mencerminkan dukungan terbuka untuk agen-agen Houthi Iran, yang berusaha merusak stabilitas kerajaan. Pemberian perisai kehormatan kepada Houthi juga dianggap melewati "semua garis merah".
Arab Saudi merupakan sekutu pemerintah Yaman di bawah Presiden Abd Rabbo Mansour Hadi yang diperangi pemberontak Houthi.
Menanggapi kritik pahit di Arab Saudi dan Yaman, Abu Shamala mengeluarkan siaran pers sebagai klarifikasi.
"Mengklarifikasi bahwa hubungan Hamas dengan semua komponen rakyat Yaman adalah persaudaraan dan sama-sama dekat dan bahwa Hamas tidak memihak satu pihak daripada lainnya dalam perselisihan internal di Yaman," ujarnya seperti dikutip Israel Hayom, Kamis (17/6/2021).
Analis politik Fayez Abu Shamala, yang memiliki hubungan dekat dengan Hamas, menerbitkan sebuah artikel di mana dia menolak kritik terhadap pertemuan tersebut. Dia mengeklaim bahwa Iran, Hizbullah, dan Houthi telah membantu dan mempersenjatai Hamas dan oleh karena itu layak mendapat apresiasi dan terima kasih dari rakyat Palestina.
(min)